Dianna Ummijathie, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PESONA BEE JAY BAKAU RESORT

PESONA BEE JAY BAKAU RESORT

Oleh: Dianna Ummijathie

Setiap selesai ujian akhir semester, madrasah tempatku mengajar mengadakan rekreasi khusus untuk siswa kelas 6. Kegiatan tersebut sebagai ajang belajar secara langsung dari teori yang diajarkan di kelas dan refreshing sebelum menghadapi ujian akhir. Siswa akan memperoleh pengalaman baru belajar di luar kelas dan informasi secara faktual yang tidak ditemukan di kelas. Wawasan siswa tentang lingkungan alam dan karakteristiknya makin luas, serta belajar bersosialisasi dengan teman sebaya.

Saat jam istirahat, semua guru berembuk menentukan lokasi rekreasi. Mulai Jatim Park di Kota Batu, Bee Jay Bakau Resort (BJBR) di Probolinggo, Pantai Pasir Putih di Situbondo, Pantai Papuma dan Dira Park di Jember hingga De Djawatan di Banyuwangi. Dengan mempertimbangkan jarak tempuh, biaya, dan alat transportasinya, maka disepakati berekreasi ke BJBR di Probolinggo. BJBR merupakan tempat wisata hutan bakau yang sangat luas dan pantai yang memesona. Terdapat pula kolam renang dan wahana permainan untuk anak. Perjalanan ke tempat wisata itu memakan waktu kurang lebih dua jam.

Tepat pukul enam pagi, aku tiba di madrasah yang letaknya di pinggiran kota, tepatnya di Desa Kejawan. Semua siswa sudah berkumpul di halaman madrasah. Wajah mereka terlihat semringah. Inilah kesempatan yang mereka nanti-nantikan selama menimba ilmu di madrasah. Bahkan menjadi momen yang paling mengesankan sebelum mereka lulus.

Kami berangkat mengendarai dua mobil pribadi. Cuaca di desa pagi itu sangat sejuk. Di kejauhan tampak Gunung Piramid yang sempat viral karena hilangnya seorang pendaki. Di sepanjang jalan yang dilalui menuju kota, tidak banyak kendaraan lalu-lalang. Tetapi, ketika mendekati alun-alun terpaksa harus mencari jalan alternatif. Sebab, jalur utama ditutup untuk kegiatan car free day.

Lalu lintas mulai semrawut ketika sampai di Kecamatan Wringin. Di pinggir jalan disesaki lapak-lapak pedagang baju, peralatan rumah tangga, buah-buahan, dan gerobak aneka makanan seperti cilok, bakso, dan gorengan. Beberapa angkot dan pikap parkir di pinggir jalan mengakibatkan lalu lintas makin tersendat.

Tiba di arak-arak, yaitu jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan beberapa tikungan tajam, tampak berdiri beberapa kafe dan tempat wisata alam. Dari situ pengunjung bisa melihat hutan dan pantai pasir putih yang menakjubkan. Di arak-arak ada kurang lebih dua puluh kelokan yang dikelilingi hutan jati. Setiap pengendara harus ekstra hati-hati dan mengurangi kecepatan ketika melewatinya.

Mentari pun mulai meninggi saat melewati area PLTU Paiton. Sebuah bangunan luas dengan empat cerobong yang berdiri kokoh di bibir pantai. Asap tebal membumbung di langit biru. Semua siswa takjub. Sebab, bangunan yang selama ini hanya mereka lihat di buku, kini tampak nyata di depan mata. Warung lesehan, depot, dan toko-toko sembako terlihat kian menjamur di kawasan itu.

Kami berhenti di sebuah masjid yang tak jauh dari kawasan PLTU. Di halaman depan masjid, terdapat meja dan kursi yang sengaja disediakan bagi para pengendara untuk sekadar melepas penat. Di situ kami menyantap nasi bungkus yang dibawa dari madrasah. Meskipun menunya sederhana, yakni nasi jagung, ikan cakalan, tahu, tempe, dan dadar jagung, kami sangat menikmatinya.

Memasuki area BJBR yang tak jauh dari Pelabuhan Mayangan, aku terkagum-kagum dengan suguhan hutan mangrove yang eksotis, bersih, terawat, dan menyejukkan mata. Di dalam area tampak pantai pasir buatan nan indah, berbagai wahana bagi anak-anak, gedung Serba Guna, resto, dan kafe Tenda. Selain itu, terdapat pula Lorong Seribu Payung yaitu sebuah lorong yang di atasnya bergantung payung-payung berwarna-warni.

Satu lagi yang membuatku takjub, yaitu musala Nurul Bahar. Musala tersebut dibangun di laut yang terpampang luas dan arsitekturnya memiliki nilai seni yang tinggi, sangat unik. Berbeda dengan musala pada umumnya. Di bagian atap digunakan bahan kain tenda warna putih, dan dindingnya berbahan kayu kelapa. Di setiap sudut ruangan dilengkapi dengan kaca, sehingga jemaah yang sedang melaksanakan ibadah dapat merasakan kenyamanan. Menikmati keindahan yang memesona di tengah laut. Keberadaan musala terapung di area BJBR tersebut, tak pernah sepi dikunjungi jemaah dan memudahkan para nelayan melaksanakan ibadah. Terdapat jembatan penghubung yang berbahan kayu kelapa untuk menuju musala.

Saat menikmati pemandangan pantai dan semilir angin yang menyegarkan, aku menyempatkan berswafoto. Aku sangat tertarik dengan jembatan kayu kelapa yang tidak hanya dibangun untuk sarana rekreasi, tetapi juga untuk mengamati fenomena pasang surut pantai. Jembatan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi jika mengambil foto dengan angle yang tepat, hasilnya menjadi luar biasa.

Sengatan terik matahari memaksaku membuka payung yang sengaja kubawa dari rumah. Selagi asyik berswafoto di jembatan kayu, tiba-tiba datang embusan angin sangat kencang. Kuatnya embusan itu membuat payungku terbalik seketika. Tak ayal, aku menjadi tertawaan pengunjung.

Sejumlah spot foto cantik lainnya tak kalah menarik, seperti tulisan warna-warni BJBR, Gembok Cinta, Miniatur Kapal Phinisi, dan Bola Dunia. Aku melihat siswa-siswa sangat riang menikmati tempat ini. Mereka menjajal satu per satu wahana yang tersedia. Kami pun memanfaatkan momen ini berfoto bersama dan akan menjadi kisah indah untuk dikenang.

Tanpa terasa lebih dari empat jam kami menikmati pesona dan wahana di BJBR. Kelelahan tampak di wajah semua siswa dan guru-guru, tak terkecuali aku. Rekreasi ini memberi pelajaran berharga bagi siswa. Selain dapat berinteraksi dengan alam, memperoleh informasi faktual tentang tempat wisata, mereka juga akan mudah menuangkan pengalaman dalam bentuk tulisan. Sebagai bentuk apresiasi, tulisan-tulisan siswa akan ditempel di dinding kelas.

Bee Jay Bakau Resort, tak akan habis kata untuk melukiskan keindahanmu. Pesonamu hadirkan ketenangan dalam jiwaku.

Bondowoso, 22 September 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu cantik, tulisan dan fotonya selalu cantik. Saya jadi merasa ikutan rekreasi juga. Plus merasakan kaget dan malu saat payung itu terbalik terkena angin. Hehe....Kereeeen, ibu.

22 Sep
Balas

Terima kasih, Bu Ranti. Malu banget, Bu

22 Sep
Balas



search

New Post