Dian Pertiwi

Yang sederhana itu hati Tak perlu direka karena telah tertata Yang sederhana itu hati Tak dapat dipaksa karena ia bisa memilih Yang sederhana itu hati Tak mung...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pesan 2

#TG H2

"Na, apa kabar?" Terdengar suara Arif menyapa lewat earphone yang kusematkan di telingaku. Kusambut sapanya dengan balik bertanya "Kamu apa kabar, Rif?" Terdengar ia tertawa membalas pertanyaanku. "Kamu, Na, ditanya malah balik bertanya!"ujarnya. "Oh maaf, Rif, aku sehat!"kataku, menyadari kekeliruanku.

Setelah basa-basi sekedarnya, Arif menyampaikan maksudnya menelepon "Na, besok sore kamu ada waktu kosong ngga?" Aku terdiam, menganalisa arah pembicaraanya.

"Aku mau traktir kamu, Zaki dan Ayu makan, aku lagi dapat rezeki lumayan,"tambahnya. "Aku dan Zaki, biasanya sesekali makan bareng Wira,"ujarnya dengan suara tertahan.

"Jadi ceritanya aku lagi pengen berkumpul dan makan bareng kalian, Na,"jelasnya.

Ah rupanya begitu, ternyata Arif sedang kangen almarhum Wira. Aku spontan menerima ajakannya. Entah mengapa, aku merasa tak enak menolaknya.

"Syukurlah. Kalau gitu, besok aku jemput ya,"imbuhnya, lalu mengakhiri sambungan telepon itu.

Aku kembali terdiam. Berbagai tanya bermunculan di benak, dan perasaanku rasanya seperti apa, aku sendiri tak mengerti.

D_020422

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, penasaran kelanjutannya.

14 Apr
Balas



search

New Post