Secret Admirer
#TG H28
Secret Admirer 4
Seperti mimpi yang tak dapat kuhentikan, semua yang kudengar dari Ayu membuat perasaan dan pikiranku campur aduk. Dalam hitungan hari, nama Wira mewarnai hidupku sedemikian rupa.
"Innalillahi wa inna ilayhi raji'un. Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jugalah kami kembali,"ucapku lirih.
"Hallo, Na masih dengar aku kan?!" Sayup-sayup suara Ayu terdengar olehku. "Iya, Yu..."sahutku, kuraih selembar tisu dari dalam tas, kuhapus air mataku.
Terdengar Ayu mengajakku untuk menghadiri pemakaman Wira. Aku masih belum bisa meredakan rasa terkejutku. Aku bingung dan kembali terdiam. "Na?"ucapnya agak keras. "Oh... iya, Yu,"jawabku sekenanya. Seketika kucoba mencerna ajakan Ayu. "Oh... iya, Yu. Bisa tolong kirim alamatnya?"tanggapku cepat. Tak lama Ayu memberiku sebuah alamat, sepertinya itu rumah Wira.
Dalam perjalanan dari kampus ke alamat itu, aku memilih diam di kursi penumpang taksi online itu. Kupanjatkan doa-doa untuk Wira. Sesekali sopirnya melirikku lewat kaca spion dalam, mungkin ia memperhatikanku yang berulang kali menghela napas panjang, serta menghapus air mata yang terus berurai.
D_100322
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waduh...sy ketinggalan ga bc kmrn. Scroll dl aahh...lanjutt bunda
Terima kasih sudah membacanya, Bu Siska. Salam literasi, sehat selalu, Bu.