Didi HP

Belajar demi masa depan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Logo Gerakan "ASAKU (Aku Sahabat Buku)"

"ASAKU"

“ASAKU”

Masih teringat ketika saya duduk dibangku Sekolah Dasar. Berbagai buku bacaan yang sudah kusam dan rusak dimakan usia menjadi rebutan ketika guru kami menugaskan untuk membaca buku. Memang jumlahnya terbatas, akhirnya kami harus berbagi dengan teman sebangku. Lembar demi lembar kami baca dengan suasana riang gembira. Maklum, karena sebagian besar dari kami tidak punya buku bacaan dirumah. Jadi, kami memanfaatkan buku-buku lama yang ada di lemari kelas.

Ketika pulang sekolah, kami belajar kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kami belajar dirumah teman yang punya banyak koleksi buku cerita rakyat dan dongeng. Ketika selesai kerja kelompok, kami selalu membaca buku cerita rakyat dan dongeng secara bergantian. Saat aku membaca, teman yang lain mendengarkan, begitu juga sebaliknya. Kami merasa senang dengan rutinitas yang kami lakukan. Dari kegiatan tersebut, kami bisa belajar membaca, belajar mendengarkan, dan juga belajar tentang isi dari cerita yang telah dibaca. Banyak pesan moral yang sampai sekarang bisa kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Awalnya memang saya kurang tertarik dengan kegiatan membaca. Akan tetapi, dengan melakukan kegiatan membaca berkelompok bersama teman-teman yang dilakukan secara bergantian dan dilakukan rutin, menjadi sebuah kewajiban bagi kami untuk melakukan hal yang sama setelah selesai kerja kelompok. Kebiasaan inilah yang menjadikan budaya baca menjadi hidup.

Bukan hanya saya saja yang jadi suka membaca buku, melainkan teman-teman kelompok belajar saya juga demikian. Mereka menjadi lebih lancar dalam membaca nyaring dan lebih percaya diri. Ketika guru menyampaikan pertanyaan “Siapa yang akan membaca didepan kelas?”. Serentak kami menjawab dengan semangat “Saya, Bu Guru”. Kelompok belajar kami langsung berebut untuk mendapat giliran membaca.

Ketika itulah, saya merasa kegiatan membaca yang kami lakukan setelah mengerjakan tugas kelompok dengan cara bergantian dan saling mendengarkan satu sama lain merupakan hal yang membuat saya menjadi lebih percaya diri dan lebih semangat dalam megikuti pelajaran.

Saya mempunyai asa bahwa pengalaman belajar kelompok dengan diselingi membaca buku cerita rakyat dan dongeng yang saya lakukan bisa menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-siswi yang ada diseluruh negeri. “Menjadikan kegiatan membaca adalah sebuah kebutuhan, mendengarkan cerita teman adalah sebuah kewajiban, memahami isi bacaan adalah sebuah keharusan, dan mengamalkan pesan moral bacaan adalah sebuah ibadah, serta bersahabat dengan buku adalah sebuah anugerah”.

Di zaman sekarang ini, kita memang tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi yang semakin pesat. Sejak usia balita, anak-anak sudah dikenalkan dengan gadget dan banyak yang ketergantungan sehingga jiwa sosial anak-anak menjadi kurang terasah dan kurang peka terhadap kondisi sekitar. Inilah yang menjadi keprihatinan saat ini.

Yang perlu dipikirkan bersama adalah bagaimana menumbuhkan literasi dalam kondisi saat ini untuk menanamkan kecintaan siswa-siswi terhadap buku bacaan dan menumbuhkan kepedulian serta rasa saling menghargai antar sesama dengan mengasah karakter lewat buku bacaan yang menjadi sahabat siswa-siswi dalam dunia pendidikan.

Walaupun semua sudah bisa disajikan lewat dunia digital, tapi pada kenyataannya buku menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari dunia anak. “Buku adalah perekat antara guru dengan siswa. Buku adalah perekat antara orang tua dengan anak. Buku adalah perekat antara ilmu dan pengetahuan”. Oleh karena itu, untuk memberikan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap buku, maka perlu ditanamkan sejak dini dengan cara mengenalkan buku lewat dunia pendidikan dan juga pendekatan di masyarakat.

Hal yang bisa dilakukan yaitu melalui gerakan ASAKU (Aku Sahabat Buku)” yang bisa dilakukan dengan cara : 1) Menambah jumlah buku cerita rakyat di sekolah untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa-siswi tentang cerita rakyat nusantara bahwa Indonesia memiliki berbagai kisah yang mempunyai nilai moral tinggi sebagai pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari; 2). Menambah jumlah buku dongeng di sekolah dengan gambar yang menarik sehingga siswa-siswi bisa belajar membaca sambil mendongeng dengan berkelompok bersama teman-teman. Kegiatan ini sekaligus melatih kemampuan membaca dan berbicara serta meningkatkan kepercayaan diri siswa-siswi. Membaca berkelompok bisa dilakukan di sekolah ketika waktu istirahat atau dilakukan ketika belajar kelompok dirumah. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri dalam mengerjakan tugas dari sekolah, dan dilanjutkan kegiatan literasi bersama teman-teman dalam suasana yang menyenangkan; 3). Membangun kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua untuk bersama-sama memantau kegiatan literasi yang dilakukan dirumah maupun disekolah dengan membuat jurnal buku yang telah dibaca bersama kelompoknya. 4). Menambah sudut baca di sekolah untuk menumbuhkan kedekatan siswa-siswi terhadap buku ; serta 5). Membuat “Rumah Baca” di Desa untuk mewujudkan masyarakat yang terbebas dari buta huruf yang dimulai dari usia dini.

Dengan dikenalkannya buku kepada siswa sejak usia dini, maka siswa akan menjadi sadar akan pentingnya membaca bagi pengetahuan dan wawasannya. Semoga upaya mendekatkan siswa dengan konsep yang sederhana tetapi penuh makna melalui gerakan “ASAKU (Aku Sahabat Buku)” dengan cara bersahabat dengan buku menjadi salah satu langkah nyata yang bisa direalisasikan oleh Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Salam hormat dan sukses selalu untuk Bapak Menteri kami yang baru.

Cilacap, 29 Oktober 2019

Didi Hari Purwantoro, S.Pd

Profil Penulis

Didi Hari Purwantoro, S.Pd merupakan pria kelahiran Cilacap, 6 Desember 1992 yang menjadi Alumni Pelatihan MediaGuru Writing Camp ( MWC 5 ) Jawa Tengah. Penulis yang telah menulis buku dengan judul “Dendam Positif” (Kisah Edukatif dan Inspiratif) merupakan guru Sekolah Dasar yang suka berorganisasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post