Waktu terus berlalu. Detik demi detik semakin menghantui. Dari 1 menit hingga 1 jam seolah tiada arti. Hari masih pagi, namun, antrian yang mengular itu tak kunjung berhenti. Sejenak kupandang kesebelah kanan. Dari kejauhan aku lihat Ibu hamil yang duduk disamping suaminya dengan susah payah menunggu antrian tiket kereta api. Seneng rasanya melihat kemesraan mereka berdua. Disisi lain dimana seorang kakek tua yang ngomel-ngomel kepada petugas karena sudah antri lama tidak kunjung dipanggil. Aku pun duduk sambil memandangi kerut wajah dan rambut kakek itu yang putih bersih. Tidak lama, temanku menghampiriku dan duduk disampingku.

Kedatanganku di Stasiun dengan Bu Asih sapaannya tertunda karena harus menukar tiket kereta api yang telah dibeli. Setelah lama mengantri, tibalah giliran kami. Segera saja kami beranjak dari tempat duduk untuk menukarkan tiket kereta. sebenarnya sudah betul jadwal kereta itu setelah pelatihan “Mediaguru Writing Camp MWC 5 Jawa Tengah” usai. Namun, karena ratusan kilometer perjalanan yang harus ditempuh dari Wisma Haji Donohudan Boyolali ke kampung halaman yang jauh. Jadi, harus ditukar dengan kereta yang berangkatnya sore, supaya bisa menghela nafas dan beristirahat untuk kegiatan esok hari.

Semula Pak Cucu selaku Ketua Panitia yang akan menjemput. Tapi, karena kami masih menukarkan tiket, akhirnya beliau menjemput narasumber dulu. Setelah kami selesai berurusan dengan petugas loket, kami langkahkan kaki menuju gerbang. Sambil menunggu kabar yang tak kunjung datang. AD atau B? Yang ini atau yang itu? yang hitam atau yang putih? Yang mana ya? Pertanyaan itulah yang muncul setiap kali ada mobil melintas didepan kami. Tak lama berselang, Pak Cucu memberikan kabar kalau beliau tidak bisa menjemput kami di Stasiun Purwosari. Katanya “Maaf, saya ada rapat dengan Narasumber, yang jemput supir saya”. Kami pun menunggu dan menunggu didepan gerbang dengan menikmati semribit bau yang keluar dari tong sampah dibelakang kami.

Terdengar suara adzan mengaung-ngaung. Jemputan pun tak kunjung datang. Padahal hari itu kewajiban seorang muslim untuk menunaikan ibadah sholat Jumat. Akhirnya, mobil putih Nissan Evalia ber plat AD dari kejauhan dengan lampu hazard yang menyala terlihat dari sebelah kanan menghampiri kami. Sungguh senang rasanya, masih ada waktu untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami beranjak menuju masjid searah ke tempat tujuan. Berdoa dan berharap bisa mengikuti pelatihan dengan menyenangkan dan bertemu narasumber yang handal dan profesional. Mas Eko Prasetyo dan Mas Mohammad Yasin sebutan akrabnya. Dengan pengalaman mereka yang bertahun-tahun bergelut dibidang literasi, membuatku penasaran untuk segera bertemu dengan beliau dan mengikuti sesi demi sesi.

Jalan raya mulai ramai. Tentu saja, sebab sholat Jumat telah usai dan mereka kembali beraktifitas seperti semula. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Wisma Haji Armina Donohudan dengan supir yang ramah sepanjang perjalanan. sudah tak sabar rasanya ingin segera mengikuti kegiatan hari demi hari.