JEJAK AWAL DI LAWANG SEWU
Jejak awal saya dalam sebuah perjalanan, setiap sesuatu pasti membutuhkan sebuah awal mula. Bagaimana awal adalah sebuah langkah pertama dan mulai adalah suatu hal yang mendasari terjadinya sesuatu. seperti pepatah kuno "Lǚxíng qiānlǐ zǒng shì shǐ yú zúxià" (perjalanan seribu mil selalu dimulai dengan langkah awal).
Sudah lama sekali saya ingin berbagi pengalaman dalam setiap jejak kaki saya. Di tahun ini saya diberikan semangat lebih untuk menceritakan dan mendokumentasikan setiap jejak kaki saya. saya bersyukur dan berterimakasih yang telah memberikan semangat baru dan memberikan gairah hidup untuk kembali melangkah. Semoga semangat itu akan selalu ada dan menemani disetiap jejak langkah kaki saya ini. saya berharap semoga ini adalah awal jejak pertama saya untuk melakukan perjalanan-perjalanan berikutnya. karena saya punya keinginan untuk melangkahkan jejak kaki saya lebih jauh, melihat lebih banyak, dan mendengar lebih luas tentang alam ini.
Kalau berbicara tempat wisata yang terkenal di kota Semarang adalah Lawang Sewu. Lawang Sewu ini merupakan sebuah bangunan kuno peningalan jaman Belanda yaitu dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan pemuda.
Nama Lawang Sewu berasal dari bahasa jawa dengan kata "Lawang" yang berarti pintu dan "sewu" yang berarti seribu, jadi secara istilah Lawang Sewu berarti bangunan yang memiliki pintu sebanyak seribu. Sebenernya jumlah pintunya tidak mencapai seribu (berdasarkan data yang ada jumlah pintunya 342 buah). Namun karena jumlahnya sangat banyak tersebut bukanlah murni pintu, melainkan jendela. karena bentuk jendela itu sangat lebar, maka banyak orang yang berasumsi itu adalah pintu.
Lawang Sewu merupakan kantor pertama perkeretaapian di Indonesia mulai bersolek dan berbenah pada tahun 2003. Sebelumnya hampir 16 tahun bangunan yang menjadi saksi bisu peristiwa pertempuran lima hari di Semarang tahun 1945 ini dibiarkan mangkrak tak terawat hingga dikenal menjadi bangunan angker, kesan angker memang melekat pada Lawang Sewu tapi sekarang kesan itu semakin memudar dikalangan masyarakat karena Lawang Sewu dilakukan pemugaran yang memakan waktu cukup lama. Akhirnya selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011 diresmikan oleh Ibu Negara Ani bambang yudhoyono. Ya, Lawang Sewu sekarang kelihatan cantik dibandingkan pertama kalinya saya menginjakan kaki di kota Semarang, PT kereta api merawat dan mengelola dangan menjaga keaslian dan keutuhan bangunan. Bangunan peninggalan Belanda yang tersohor dan sudah dinyatakan menjadi warisan budaya cagar alam atau herritage dunia. Lawang Sewu menjadi tempat wisata faforit di kota Semarang. Bagi kalian yang berkunjung ke Semarang jangan sampai melewatkan tempat wisata Lawang Sewu ini. oh... iya, Lawang Sewu dibuka untuk pengunjung 07.00 - 21.00 wib, tiket masuk ke Lawang Sewu cukup relatif murah untuk dewasa Rp. 10.000,- anak-anak usia 3 - 12 th dan untuk pelajar Rp. 5.000,-. Sebenarnya di kawasan Lawang Sewu ini ada jasa pemandu untuk menjelaskan secara formal sejarah Lawang sewu. tapi kali ini saya tidak memakai pemandu. biaya untuk pemandu disini relatif bervariatif tergantung pemandu dan negoisasinya pastinya heheh.
Bangunan di kawasan Lawang Sewu ini ada 4 gedung A - B - C - D. Bangunan utama Lawang sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri, semua struktur bangunan pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksostisan dan keindahannya. Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk dijadikan objek fotografi.
Karna saya tidak banyak waktu untuk menikmati bangunan bersejarah ini. saya langsung bergegas mengelilingi bangunan tua itu mulai bangunan utama. Kenapa saya langsung menuju bangunan utama karena saya ingin melihat kaca mozaik yang cukup terkenal itu. Di bangunan utama diantara tangga terdapat kaca mozaik besar yang bergambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. sayang sekali kalau saya tidak mengabadikan spot sebagus ini.
Beberapa ruangan di Lawang sewu ini juga sekarang disewakan untuk acara-acara seperti resepsi pernikahan, pesta ulang tahun, acara gathering kantor, dll. Bahkan ada juga yang melakukan foto pre-wedding. Di dalam gedung B ada ruang bawah tanah pada awalnya adalah untuk mendinginkan gedung dengan cara mengisi air di dalam ruang bawah tanah tersebut. Namun pada masa penjajahan ruang bawah tanah ini digunakan untuk menyiksa tawanan. Banyak tawanan yang meninggal dunia saat penyiksaan di ruang ini, saya dulu pernah sekali masuk ke ruang bawah tanah ini. saya hanya menantang adrenalin saya sejauh mana saya bisa melawan rasa takut dan menjawab rasa penasaranku tentang ruang bawah tanah ini. saya masuk kedalam ruang bawah tanah ini pada malam hari waktu itu aaaarrrggghhtt kalian bisa merasakan bagaimana seremnya. Apalagi dengan cerita - cerita mistis yang ada didalamnya. Sebelum kalian memutuskan untuk masuk keruang bawah tanah sebaiknya siapkan mental terlebih dahulu. Tidak lucu juga kalau setengah perjalanan kita melambaikan tangan (menyerah) kemudian meminta pulang heheh. Sebelum masuk ada perelatan yang harus kita pakai karena di bawah lembab dan ada air yang tergenang, kita diwajibkan memakai sepatu bott, lampu senter yang sudah disiapkan oleh pemandu. Langkah demi langkah bulu kuduk saya berdiri melewati lorong demi lorong yang gelap, ini akan jadi pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan.
Di gedung C yang saat ini berfungsi sebagai museum kereta api beberapa material dan barang barang yang digunakan untuk membangun Lawang Sewu. Batu bata yang diimpor dari Belanda, campuran semen yang digunakan, pelapis cat kayu dll. Gedung D saat ini berfungsi sebagai kantor pengelola Lawang Sewu.
Saya berharap akan ada jejak jejak selanjutnya untuk mengetahui sejarah dan menikmati. Mengagumi alam ini lebih banyak lagi. mengukir pengalaman-pengalaman yang sangat berharga di setiap perjalanan.
#TantanganGurusiana #2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar