DIMAS WIHANDOKO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
guru jangan lupa

guru jangan lupa

( GURU ) JANGAN LUPA BERKARYA

Judul diatas terinspirasi dari kalimat Jangan lupa bahagia, kalimat sederhana yang tidak asing bagi banyak orang kalimat yang senantiasa mengingatkan kita sesulit apapun situasi kita, kita punya kewajiban untuk berbahagia, tulisan saya ini sejenak bersama melawan lupa mengajak mengingatkan kembali tentang jargon pemerintah pusat melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan, untuk para guru dan sebagai pedoman bagi para guru, yaitu guru mulia karena karya, sebuah motto yang digaungkan setiap hari guru nasional maupun hari pendidikan nasional, dalam upaya merealisasikan hal ini pemerintah pun menunjukan keseriusannya untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia terbukti dengan adanya berbagai kegiatan peningkatan kompetensi untuk guru yang rutin diselenggarakan, salah satu diantaranya adalah di bawah penyelenggaraan ditjen pembinaan guru melalui kesharlindungdikdas/ dikmen, berbagai jenis kompetisi diadakan diantaranya lomba guru prestasi, Olimpiade Guru Nasional, lomba Inovasi Pembelajaran dan literasi serta seminar nasional, bahkan kegiatan perlindungan guru pun terselenggara, keseluruhan kegiatan tersebut terbuka secara umum bagi guru baik guru negeri maupun swasta, setiap informasi penyelenggaraan kegiatan selalu di sampaikan secara resmi kepada dinas pendidikan kabupaten / kota di seluruh Indonesia, utamanya melalui laman kemendikbud dan keshardlindung, hal ini tentu dimaksudkan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh guru di tanah air untuk berkompetisi dan berkarya. banyak manfaat yang didapat ketika seorang guru menciptakan sebuah karya dan menjadi bagian dalam kegiatan tersebut, salah satunya adalah bertemu dan berbagi pengalaman dengan guru hampir dari berbagai penjuru nusantara dengan tujuan tidak lain adalah peningkatan kualitas pembelajaran. namun, ada hal yang perlu diketahui agar sebuah karya kita dapat menjadi bagian dari berbagai kegiatan tersebut, beberapa diantaranya adalah yang utama karya kita haruslah asli dan orisinil bukan hasil plagiarism atau menjiplak karya orang lain, karena pada era digital ini hasil karya kita dapat di lihat tingkat similirarity atau kemiripan dengan karya orang lain, biasanya penyelenggara menetapkan ambang batas maksimal prosentase tingkat similarity, kedua karya yang guru ciptakan harus merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, bisa pula menjadi sebuah solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, dan berikutnya sebaiknya karya guru memiliki tingkat komplekstivitas yang tidak terlalu tinggi,artinya mudah dan murah, mudah digunakan oleh pengguna dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, serta dapat di imitasi oleh sekolah lain yang membutuhkan.

Kemauan, merupakan kunci utama seorang guru bila ingin berkarya, karena dengan kemauan, kemampuan akan mengikuti, dengan banyak belajar, berliterasi dan berbagi ilmu pengetahuan, “Where there is a will there is a way” dimana ada niat di situ ada jalan. Di era globlalisasi yang pesat ini, kebutuhan akan informasi sangat mudah didapat, ide – ide baru untuk berkarya pun bisa muncul, guru dapat dengan mudah menggunakan gawai yang ada digenggamannya untuk menciptakan sebuah karya. Dengan ketulusan hati mempersembahkan sebuah Karya untuk kemajuan pendidikan anak bangsa.

Ketika guru menciptakan sebuah karya, menginterpetasikan bahwa guru tersebut jauh dari kesan normatif, konvensional dan kaku dalam pembelajaran, guru yang berkarya lebih kental dengan kesan aktif dan kreatif. Serta inovatif, selalu belajar hal yang baru. Ketika guru berkarya Apresiasi dan eksistensi pun terkadang didapatkan, bahkan promosi posisi pun menghampiri. Maka tidak ada satu pun kerugian pun ketika seorang guru berkarya.

Akan tetapi terlepas dari itu semua, ketika guru menciptakan sebuah karya haruslah benar – benar tulus, jauh dari tendensi apapun, karena semua yang akan diperoleh hanyalah sebuah “hasil pengikut” belaka. Guru harus fokus pada kebermanfaatan karya yang diciptakan. Tidak ada kata lain selain ikhlas, totalitas dan dedikasi. Bukan kita memuliakan diri sendiri karena karya kita, namun, orang yang telah merasakan betapa besar manfaat dari karya yang telah kita ciptakan, orang yang telah merasakan dimudahkan saat dia menggunakan karya kita dan orang yang menemukan jalan keluar dari permasalahan yang telah dialami ketika bertemu dengan karya kita, sehingga kita benar pantas disebut guru mulia karena karya. Maka masih di suasana hari guru internasional penulis mengajak guru sesibuk apapun anda sesulit tuntutan administrasi pembelajaran anda jangan lupa berkarya. dan terus bahagia!!!

artikel ini telah dimuat pada harian solopos , edisi minggu 14 oktober 2018, rubrik jeda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post