DIMAS WIHANDOKO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Implementasi Pendidikan Kesehatan  Untuk Meningkatkan Karakter Anak

Implementasi Pendidikan Kesehatan Untuk Meningkatkan Karakter Anak

Implementasi Pendidikan Kesehatan

Untuk Meningkatkan Karakter Anak

Pendidikan kesehatan secara sederhana dapat diartikan sebagai pendidikan melalui pemahaman segala bentuk tentang pengetahuan kesehatan dan upaya menjaga kesehatan untuk memperoleh kondisi kesehatan yang baik. Pendidikan kesehatan dalam pembelajaran intrakulikuler biasanya terintegrasi dengan pendidikan jasmani dan olahraga, yang terangkum dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan (PJOK), dimana mata pelajaran PJOK merupakan bagian utuh pada penyelenggaraan pendidikan dari jenjang dasar hingga jenjang menengah atas. Sasaran pendidikan kesehatan tentunya adalah peserta didik, dengan harapan mereka mampu, dalam pendidikan kesehatan Pengetahuan atau materi yang dipelajari oleh peserta didik adalah beragam dan tentunya disesuaikan dengan jenjang pendidikan, bersinergi dengan perkembangan dan usia anak, serta memiliki relevansi dengan mata pelajaran lain. Beberapa contoh materi yang dipelajari dalam pendidikan kesehatan adalah mengenai pola atau budaya hidup sehat, pengetahuan tentang pertumbuhan perkembangan masa remaja atau pubertas, pembinaan penyuluhan untuk menghindari pergaulan bebas, serta bahaya narkoba dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Sekilas materi tersebut terlihat kompleks namun, tentunya tidak tanpa alasan mengapa materi tersebut perlu bahkan wajib diberikan kepada peserta didik, dalam tujuan pembelajaran pun telah disampaikan bahwa indikator yang diharapkan adalah peserta didik mampu memahami dan mengaplikasikan segala tentang pengetahuan pendidikan kesehatan, bukan hanya didalam kelas berorientasi pada nilai, namun lebih pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari

Fokus materi pendidikan kesehatan disampaikan sesuai jenjang usia dan tingkatnya, pada jenjang sekolah dasar misalnya, pada jenjang ini fokusnya adalah pada kesehatan atau kebersihan diri serta pubertas, pada jenjang pendidikan dasar rasa tanggung jawab dan kepedulian anak khususnya kelas bawah ( kelas I – III ) mengenai kesehatan sangat masih perlu ditingkatkan, karena karakteristik anak sekolah dasar yang masih gemar bermain dan pola berpikir mereka yang masih abstrak menjadikan mereka kurang peduli terhadap kebersihan, terlebih bila tidak ada perhatian dan peran serta orang tua dalam tugas mengingatkan tentang kebersihan. Hal yang paling sering dijumpai pada kelas bawah adalah masalah kesehatan gigi dan mulut serta tangan, bahkan ada beberapa kasus kesehatan telinga. Dalam mengantisipasi hal ini pada dasarnya bukan mutlak tanggung jawab sekolah saja namun, keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan, akan tetapi sekolah yang telah dipercaya sebagai orang tua kedua, memberikan perhatian dalam bentuk monitoring kesehatan secara berkala bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) inti tingkat kecamatan. Setidaknya dengan adanya monitoring akan terjaring siswa yang sehat dan siswa yang membutuhkan perhatian kesehatan lebih lanjut, yang pada langkah berikutnya akan diberikan rekomendasi pemeriksaan, dan pada tahap ini sudah semestinya orang tua berkenan meluangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan putra/putrinya.

Untuk lebih mengoptimalkan hal tersebut diatas ada langkah yang sebaiknya ditempuh pihak sekolah, salah satu diantaranya adalah pemeriksaan kebersihan diri oleh guru pendidikan jasmani kesehatan yang dalam tugasnya memberikan pembinaan, bimbingan dan pengarahan tentang kebersihan diri dan pola hidup sehat, dimana kedua materi tersebut juga masuk dalam standar kompetensi mata pelajaran penjaskes pada semua tingkatan kelas dari kelas I – VI. Maka dari hal tersebut fokus pada kebersihan diri dan pola hidup sehat bukan saja bersifat teroritis namun lebih pada implementasi untuk kegiatan keseharian dan kebiasaan. Ada beberapa contoh kegiatan sederhana yang dapat dalam meningkatkan kesadaran serta perhatian siswa terhadap kesehatan diantaranya :

Ø Potong kuku seminggu sekali, diperiksa secara langsung oleh guru Penjaskes saat pembelajaran akan dimulai

Ø Kebersihan dan kerapian rambut.

Ø Makanan sehat dan Santun dalam menyantap jajanan / makanan

Ø Membuang sampah pada tempatnya

Ø Menjaga kebersihan gigi, dilakukan sesuai jadwal seminggu sekali setiap akan dimulai pelajaran penjaskes.

Sebagai contoh,beberapa waktu lalu sebuah perusahaan produk kesehatan memberikan dukungan terhadap penanaman pola hidup sehat pada anak, melalui sebuah gerakan 21 hari cuci tangan dan gosok gigi tanpa terputus (G21H), berbekal dukungan tersebut, ditambah pembagian alat kebersihan kepada masing – masing anak, dapat memudahkan pihak sekolah untuk memberikan penekanan lebih pada anak, maka semenjak ada gerakan 21 hari G21H yang memberikan kontribusi positif menuju sekolah sehat, pihak sekolah dan guru giat dalam mensosialisasikan dan lebih memahamkan siswa, dan memberikan penekanan positif pada siswa untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan pada 5 waktu penting, G21H telah dilaksanakan oleh pihak sekolah dan guru, final hasil akhirnya siswa telah memiliki bekal untuk mengimplementasikan bahkan menyalurkan pengalaman – pengalaman yang didapat disekolah. Melalui langkah sosialisasi dan fasilitasi kepada siswa langkah ini diharapkan mampu membentuk kebiasaan dan menambah kebiasaan hidup sehat dengan cuci tangan, setelah kebiasaan itu terbentuk barulah menanamkan dalam ingatan siswa menjadikan hal tersebut sebagai kebutuhan, layaknya orang makan untuk hidup, begitu pula cuci tangan untuk sehat, penekanan ini benar diberikan pada siswa, agar siswa senatiasa melaksanakan hidup sehat bukan hanya di lingkungan sekolah namun pada lingkungan keluarga dan masyarakat. Maka dari kegiatan tersebut diharapkan terbentuk karakter anak yang taat, disiplin dan bertanggung jawab.

Dari contoh diatas jelas bahwa, membentuk karakter anak dapat melalui berbagai cara yang positif, salah satunya dengan pendidikan kesehatan, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah, penekanan “first we make a habbits and habbits make us “ kita bentuk dan tanamkan kebiasaan perilaku kesehatan pada anak dan pada waktunya kebiasaan itu akan membentuk mereka,.menjadikan mereka pribadi yang “belajar tanpa diperintah,disiplin tanpa diawasi, tanggung jawab tanpa diminta” menjadi generasi emas yang berkarakter.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post