Beberapa bulan terakhir ini putri bungsuku, Jasmine semakin sering berseteru dengan Ayahnya. Selalu saja ada hal kecil yang membuat mereka beradu mulut. Biasanya diakhiri dengan Jasmine yang cemberut berlari ke kamar dan menutup pintu rapat rapat.

Kesimpulanku, Jasmine terganggu dengan Ayahnya yang dianggap usil dan masih terus memperlakukannya seperti anak kecil. Sementara Sang Ayah yang awalnya menggoda berubah jadi kesal tidak mendapat respon yang diharapkan. Ayahnya sebenarnya hanya tidak bisa menyembunyikan gusar, tak rela gadis kecilnya telah berubah, tumbuh meremaja.

Aku jadi ingat 25 tahun lalu, saat masih mahasiswa. Di kelas CCU (Crosscultural Understanding) mendiskusikan tulisan berjudul “To a Sleeping Beauty” . Tulisan itu berkisah tentang seorang Ayah yang terjaga disamping tempat tidur di mana gadis kecilnya sedang tertidur lelap. Sang Ayah lalu mengeskpresikan rasa cinta nya yang mendalam pada putrinya itu dengan rangkaian kata kata indah.

Saat aku telah berkeluarga dan punya Jasmine, 8 tahun lalu aku kembali terinspirasi oleh tulisan itu.

Suatu malam kulihat Jasmine kecil yang baru berusia 5 tahun terlelap dalam pelukan Ayahnya di ruang keluarga. Dari balik pintu kamar kuperhatikan, Ayahnya memandanginya sambil berkata kata pada putrinya yang terlelap.

Maka malam itu juga kutuliskan sebuah catatan agar kelak jasmine membaca dan lebih memahami cinta Ayahnya. Juga untuk Ayahnya, agar memahami bahwa waktu akan membawa gadis kecil ini mendunia, bukan sekedar boneka lucu menggemaskan di pangkuannya.

Ini catatannya :

Duduklah manis di samping Ayah gadis kecilku...

Mengisi kebersamaan indah yang akan saling kalian rindukan.

Yaitu kelak, saat Ayah hanya bisa diam-diam memandangimu terbaring nyenyak laksana putri tidur.

Sambil mengenang hari-hari kemarin ketika kamu merangkak menuju pangkuannya lalu menggelayut manja.

Atau saat kamu merengek dan merajuk untuk aneka balon warna-warni, untuk setangkai es krim atau sekantung permen.

Dalam tidurmu Ayah akan membisikkan rahasia.

Rahasia perjalanan yang akan kau tempuh jauh dari rengkuhannya.

Perjalanan membentang meninggalkan puzzle berserakan di ruang keluarga

, boneka-boneka yang tak tertata di kotaknya, atau buku-buku cerita yang dibiarkan terbuka halamannya.

Perjalananmu menuju canda tawa dengan teman sebaya, tugas belajar dari sekolah atau debar cinta pertama.

Menuju semua yang jauh lebih menarik dari sekedar pangkuan Ayah

Tentu saja Ayah tidak akan membuatmu terjaga, dia takut kau melihat air mata dipipinya

Kau putri tidur, dan Ayah adalah raja yang akan merelakan pangeran yang tepat untuk membangunkanmu pada saatnya

Sementara detak jam dinding di rumah kita akan terus menghitung detik-detik waktu.

Langit malam akan menyapa setelah seharian menahan kilau bintang terbaiknya, sementara esok matahari akan tetap setia menanti dengan sinarnya yang paling terang, untukmu......

Maka sekali lagi, sebelum Ayah tak mampu lagi menahanmu menuju masa depan itu.

Duduk manis ya, disampingnya....atau genggam erat tangan Ayah untuk mengantarmu ke tempat-tempat indah yang kau suka sebelum kau merasa tak perlu lagi melakukan semua itu bersamanya.....

Teruslah mencintainya dan berkata "Dear Daddy, I may find a Prince someday. But, you will always be my King."