dina hervita

Saya guru di Jakarta Selatan. Ingin berpartisipasi di gerakan literasi. Jargon gemar membaca hanya akan menjadi tulisan tanpa makna jika guru tidak berperan akt...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Trader Bursa Efek Indonesia

Menjadi Trader Bursa Efek Indonesia

"Bagaimana bisa kau habiskan 50.000 USD milikku. Hartaku semua sudah kupertaruhkan untuk investasi index hangseng ini. Hai kau..jangan lari. Cukima kau!"

---------------------------------------

Uffhh...teringat kembali pengalaman itu. Di Bursa Efek Indonesia sekarang namanya, dulu Bursa efek Jakarta. Subhanallah, ternyata ini hikmah yang bisa aku petik dari ujianNya saat itu.

Allah beri ujian berupa kejatuhan usaha. Sebagai suplier produk minuman terkenal pemegang outlate seluruh toko di wilayah Jakarta Selatan bangkrut karena banyak agen besar menutup tokonya sementara barang kami yang sudah masuk tidak bisa mereka bayar karena kabur entah kemana. Sebelumnya surplus, tiba-tiba merugi 2 milyar kepada produsen. Dunia seakan runtuh karena untuk modal sebelumnya kami sudah menggadaikan aset pribadi dan orang tua di bank. Disinilah cerita dimulai.

"Bun, ada debt collector bank di luar. Wajahnya seram-seram. Takut bun." panggil rafi anakku yang sedikit berlari dari depan rumah. Aku terhenyak.

Ini sudah kesekian kalinya mereka datang. Karena mereka, engkong jadi jatuh sakit dan stroke. Beliau kaget setelah diberitahu kredit usaha anaknya macet. Katanya jika tidak segera diselesaikan, semua aset akan disita termasuk rumahnya. Rasa bersalah sedemikian besar. Saat itu kami tidak tahu bagaimana harus menyelesaikan kemelut keluarga ini.

Suatu hari, aku membaca di koran kolom lowker. Terdapat satu kolom recruitment di BEJ dengan spesifikasi sesuai kemampuanku. Gaji 1000 USD lumayan untuk mencicil hutang. Selanjutnya aku melamar pekerjaan itu, walaupun aku sudah menjadi guru namun gajiku tak akan bisa membayar hutangku yang sedemikian besar. Maklum masih guru honor.

Singkat cerita, kuputuskan untuk bergabung dengan mereka dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya dengan berat hati.

Nama perusahaannya PT Maxgain Internasional di lantai 32 BEI. Bergerak di bidang investasi index atau nilai uang Hongkong. Kita menyebutnya Hangseng index. Aku mempelajati bagaimana nilai uang bisa bergerak dan memberikan profit untuk investornya. Semakin besar nilai investasi, maka keuntungan semakin besar. Namun, resiko kerugian juga besar. Menurutku ini adalah bentuk lain dari perjudian, hanya saja more polite dan berkelas. Terserah, yang penting bagaimana caranya aku dapat uang banyak untuk bayar hutang. Itu saja yang ada dalam pikiranku.

Klien pertamaku investasi hanya 7000 USD atau setara dengan 80 juta idr. Aku mulai mempelajari market. Membaca statistik dan angka-angka di monitor terakses seluruh dunia in the same real time. Udara AC temperatur 16 derajat celcius tiba-tiba seperti radiasi bara api. Aku melihat tanda-tanda profit melalui layar monitor. Aku beri tanda pada managerku bahwa aku ready masuk market dunia for the first time. All team left me alone. I must do better cz the first. I dont want fail. I must be a winner.

Mouse sudah ku pegang. Tanganku sedingin es namun keringatku sebesar butiran beras. Bercucuran. Degup jantung terdengar kencang. Rasanya jika bisa diletakkan, aku sudah letakkan jantungku agar aku lebih tenang.

Oke guys, i'm ready. Statistik mulai bergerak naik dan aku klik Buy New (BW) dengan super tegang. Aku hitung pergerakan. lets count six, five, four, three, two, one. Now SC, klik. aku tunggu 3 detik untuk market approving it. Oke fine, 6 detik langsung sell close (SC). Yipppiii..i did it. Profit 40 juta idr dalam 6 detik. Alhamdulillah. Aku dapat 350 usd pertama dan fee 2.5% dari client. Wowwhh...hah huh ... How melt my hurt been. Dengkulku mlocot, lemas sesaat setelah trading pertamaku.

Tidak setiap hari aku masuk market. Aku bukan orang yang mengikuti hawa nafsu. I'm calm guys. Hehe. Aku mengikuti berita luar negeri dari beberapa monitor tv yang terpampang berderet di kantorku. Rekan-rekan yang lain sibuk dengan klien mereka masing-masing. Aku melihat begitu banyal orang asing berlalu lalang di Bursa setiap hari. Of course English everyday and everytime. Yah, aku sih yo iso sedikit itu juga lumayan.

Hari keempat aku masuk market lagi dan menang hingga 80 jt dalam 6 detik. Beberapa kali membuat profit hingga jumlah uang investor menjadi 40.000 usd dalam 5 kali trading sebelum mereka tarik investasinya dengan alasan ingin mengembangkan usahanya. Dan kerjasama dengan klien inipun berakhir.

Dalam masa bebas, aku melihat ada orang dari daerah Papua sedang mengejar tradernya. Ia berteriak-teriak cukima... Cukima. Kembalikan uangku.... Terus mengejar sambil membawa parang. Aku telusuri mengapa terjadi seperti itu, ternyata uangnya loss 50 ribu usd hanya dalam waktu seminggu. Orang Papua itu menjual seluruh asetnya dengan tujuan menggandakan uangnya untuk pemilihan kepala desa di daerahnya. Apa daya pupus harapannya dan madesu di depan mata. Ia begitu marahnya hingga membawa parang ingin membunuh tradernya. Padahal sebelum trading sudah ada perjanjian bahwa investor tidak akan menuntut jika terjadi hal yang tidak diinginkan termasuk dalam kerugian yang terjadi saat trading.

Trader dengan ketakutan terdesak pada sebuah ruangan kosong di lantai 32. Klien itu pun mendesak masuk. Beberapa sekuriti dan orang-orang di sekitar berusaha menahannya, namun parang dengan garangnya diayunkan melukai beberapa orang hingga tak seorangpun berani menahannya. Polisi telah dihubungi dan seperti cerita-cerita boliwood yang datang selalu di bagian akhir film. Trader minta maaf dan ampun berteriak dan menangis. Kliennya terus mendekatinya sambil mengayunkan parangnya. Suasana sangat mencekam. Keributan terjadi di lantai itu. Semua panik. Ibu-ibu berteriak-teriak, semua berhamburan turun melalui lift maupun tangga darurat dari lantai itu. Dan aku memutuskan tetap di ruanganku dan mengunci pintu bersama 5 orang lainnya. Aku masih bisa melihat kejadian itu melalui dinding kaca ruanganku.

Trader itu membuka jendela yang ada di belakangnya. Aku dan yang lain berteriak histeris dan teriak jangaan..jangan. toloong...somebody help....

Kami semua tegang, benar-benar horor kelas berat. Film terhororpun kalah dengan situasi saat itu. Aku berharap apa yang aku bayangkan tidak terjadi. Semoga ada keajaiban yang menyelamatkan semuanya.

Pemegang parang yang marah terlihat meracau entah apa yang dikatakannya. Semakin mendekati trader itu. Sekuriti berusaha menghalangi seperti adegan Jacky Chan. mereka bertumbangan satu persatu terkena sabetan. Trader sudah setengah badan keluar jendela. Ia terlihat putus asa. Ia memandang ke bawah gedung sambil menangis ketakutan. ia sudah merasa ajalnya sudah dekat.

"Jangaaaan....! Ya Allah. Teriak kami, spontan.

Trader itu pun nekat melompat dari jendela lantai 32. Di depan mataku... See ...aku menyaksikan orang yang seprofesi dengaku bunuh diri karena kalah trading dan membuat rugi investornya. Jantungku seperti berhenti berdenyut. Lututku lemas. Dan akupun pingsan

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wowwww, aku ikut terhanyut dalam cerita. Ditunggu lanjutannya Bund. Sukses selalu dan barakallah

08 Feb
Balas

SubhanallH bu siti ropiah, komen selalu di setiap tulisanku. Terima kasih bu

08 Feb



search

New Post