dina hervita

Saya guru di Jakarta Selatan. Ingin berpartisipasi di gerakan literasi. Jargon gemar membaca hanya akan menjadi tulisan tanpa makna jika guru tidak berperan akt...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pupus

“Sayang, bisa temani aku hari ini?”tanya suara di seberang telepon, Theo kekasihku.

“Boleh, mumpung ada waktu, semalam setelah closing yang melelahkan, sekarang aku ingin mendinginkan otakku.”jawabku, “hem, syukurlah kalau begitu, aku bosan melihat kesibukanmu dan tumpukan pekerjaanmu. Kapan terakhir kali kita berdua? Selalu saja ada pekerjaan diantara kita,” gerutu Theo

Siang itu, aku berusaha menepati janjiku, bertemu Theo. Di sebuah mall terbesar mengajakku untuk sekedar berkeliling.

Dengan perasaan gembira ku penuhi permintaannya, melewati sebuah toko berlian, tiba-tiba Theo mengajakku masuk. “Tolong pilih cincin yang paling kau suka,”pintanya.

Dengan penuh perasaan bingung dan tanda tanya besar, segera ku pilih sebuah cincin yang cantik. “Wah cantik sekali, terima kasih sayang,” ucapnya sambil tersenyum manis.

Apakah akhirnya dia akan segera melamarku? Sebuah pertanyaan yang berputar-putar dan memenuhi otakku sore hari. Hingga aku tertidur dengan penuh tanda tanya besar, semua pertanyaan itu tak terjawab.

Aku pun curiga...

Hubunganku dengan Theo sudah cukup lama, 4 tahun, namun tak pernah sedikitpun ia berusaha menyinggung untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang selanjutnya.

Seminggu sudah sejak Theo membeli cincin berlian itu....namun tak pernah sedikitpun di menyinggung kepada siapa cincin itu akan dia berikan. Aku pun semakin bertanya-tanya...

Sampai akhirnya, aku datang ke reuni sma ku. Demi reuni itu, ku jadwal ulang semua acara rapat yang sedianya harus ku hadiri. Sebagai pimpinan sebuah perusahaan multinasional, akhir pekan pun tak berarti banyak untuk ku.

Ku langkahkan kaki memasuki sebuah restoran terkenal dikota ini, tempat reuni sma diadakan.

Bertemu dengan beberapa teman lama yang kini telah membawa anak membuatku merasa miris, aku masih disini dengan kesendirianku.

Di tengah keramaian, terlihat mantan sahabatku berdiri ditengah-tengah keramaian, dia sedang memamerkan sesuatu. “Akhirnya sang playgirl itu akan menikah, dia sedang memamerkan cincin tunanganya,” bisik temanku.

Aku pun mencoba mencari tahu. Ku lihat, sebuah cincin berlian yang sama, yang kemarin aku pilih untuk Theo melingkari jari manisnya.

Mataku mengabur, ternyata itu jawaban dari semua pertanyaanku seminggu ini. Hatiku hancur, belum pernah aku merasa seterpuruk, dan sehancur ini. Segera ku berlari tanpa sempat mengucapkan sepatah katapun...

Dan tiba-tiba dari belakangku terdengar suara yang sangat aku kenal selama beberapa tahun ini,

”Bagaimana sayang, suka? bagus kan cincin pilihanku?”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku bingung Bund, ada Theo ada Timi, hehehe. Sukses selalu dan barakallah fiik

19 Mar
Balas

Iya sih..

20 Mar
Balas



search

New Post