Dina Ligar Wirana

Nama saya Dina Ligar Wirana. Saya lahir di kota Medan, 28 Januari 1982. Saya anak sulung dari empat bersaudara. Meski lahir di Medan, saya tidak mewarisi marga ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan Untuk di Ulang

Bukan Untuk di Ulang

#5

Aku menggeleng, memberi tanda kalau aku baik - baik saja. " Tapi, pinggang ibuk?" tanya lagi. " Saya berurut saja." kataku sambil mencoba berdiri dengan memegang lengan satpam perempuan tadi. Satpam itu membantuku berdiri, baru saja aku melangkahkan kaki kananku, rasa ngilu mulai menyerang, karena tidak kuat menahan sakit, aku jatuhkan lagi tubuhku. Belum sempat bokongku menyentuh tanah, seseorang menahan tubuhku. " Ibuk harus ke rumah sakit, saya yang antarkan." aku tak lagi berani menolak, mengangguk saja mengiyakan. Dengan dibantu satpam, aku naik ke boncengan motornya dan ikut bersamama nya menuju rumah sakit.

Aku terpaksa harus berbaring saja untuk beberapa hari, syukurnya tidak terjadi apa - apa pada tubuhku. Hanya beberapa memar tertinggal di bagian tubuh sebelah kanan. Aku menggunakan jasa tukang urut untuk menghilangkan rasa sakit di tubuhku. Aku mencoba bangkit dari tempat tidur, penat juga 2 hari hanya berbaring di tempat tidur. Dengan menopangkan tubuh pada meja kecil di samping tempat tidur, pelan - pelan aku menegakkan tubuhku. Aku mulai bernafas lega, karena tidak rasakan lagi sakit di tubuhku saat berdiri. Lalu, aku mencoba melangkah, masih dengan bertopang pada meja. Alhamdulillah, tidak ada lagi rasa ngilu teramat sangat seperti kemarin. Aku melanjutkan langkahku pelan keluar kamar. Mama agak terkejut melihat aku keluar kamar, beliau berdiri dan berjalan ke.arahku, berniat membantuku berjalan. " Udah ma, gak pa pa. Udah gak sakit koq." kataku. Tapi, beliau tetap melangkah mendekat, berdiri di samping, mengikuti langkahku, " si Ridho tadi datang, kamu masih tidur, jadi dia pulang aja." aku hanya diam mendengar pemberitahuan dari mama. " betul udah gak sakit Na?" tanya mama. " iya ma... Betul... Gak pa pa koq." jawabku. Sebenarnya rasa sakit masih terasa, tapi tidak sesakit kemarin. Masih bisa.aku tahan dan aku paksakan untuk melangkah. Setelah berjalan beberapa kali putaran mengelilingieja makan, aku duduk. " mau makan?" tanya mama padaku. Aku mengangguk. " iya ma, makan disini aja. Gak usah di kamar lagi." jawabku. Mama berjalan ke dapur, mengambilkan makanan untukku, lalu duduk menemaniku makan.

Padang, 17 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post