dinar permana

Secangkir kopi menemani biografi ini agar perkenalan kita lebih erat lagi, nama saya dinar permana lahir di bandung 1992 tangal 27 november, sekotak tanah setin...

Selengkapnya
Navigasi Web
Read of life
Ko dinar

Read of life

Dalam hening sepi bisu, tiada kata tanpa suara, angin menghembus terpakan sejuk menggigil tubuh ini , resah hati ini menatap sekeliling hitam gelap seperti dalam gua yang mengangah. Mencoba pejamkan kembali mata ini namun hitam tetap menyelimuti aku, dalam hati aku bertanya dimanakah aku ini ....dengan raga kedinginan ini, tak ada sedikitpun cahaya aku lihat, keresahan semakin beranjak berteriak hati ini hoiiiiiiii hoiiiiiii hoiiii hoiiiii semua sepi bisu, tidak ada yang mendengar sekalipun semut yang sering muncul di hadapanku,

Oh kiranya aku entah dimna tempat yang gelap sepi bisu ini membuat aku sengsara, ingin rasanya aku terbangun jika semua ini adalah mimpi, kutampar pipi ini rasanya sakit , oh......berderai air mata ini membasahi pipi yang begitu teramat perih, kini aku sendiri bersama kegelapan yang begitu menyiksaku.

Terunggah hati ini untuk menyisir sekelilingku, melangkah kaki ini berharap menepi tangan ini mampu menerpa sesuatu, namun langkah itu sudah lelah rasanya tak samapai, tidak ada yang mampu aku tepi aku marah aku kesal berteriak hati ini hoi........hoi.....hoi....dalam hati kecil menjerit tolong ....tolong....tolong aku .....sungguh tidak ada yang menjawab teriakan ini gelap yang bisu sepi yang diam, terpaku jiwa ini bertanya ......dimana aku......dimana......hoi.....hoi.....semakin tak tertahan gelap menyiksanya semakin frontal jiwanya .

Teriakan teriakan itu semakin ia lontarkan sedang gua hitam dan kelam jauh dari pada yang iman, jeritan terus menderu di Sertai tangisan yang begitu teramat sedih, hening gemilau tangisan itu berhenti seketika dia mulai pasrah dengan kenyataan yang di hadapinya, rambut gimbal wajah lesu dengan tatapan mata yang kosong seperti gua yang mengangah.

Dia menyerah dia berpasrah dan bertawakal, setitik iman telah tumbuh di hatinya jikalau pun masa kelam hitam yang gelap telah di laluinya dengan seiring berjalannya waktu dia merasakan kelelahan itu tidak ada teriakan lagi yang ada hanya berpasrah ikhlas ridho dan tawakal mengahadapi semua yang terjadi, setitik cahayapun mulai menampakan sinarnya dengan penuh tekad dia terbangun dengan lelulantah hidupnya, rasa semangat itu mulai tumbuh kembali ketika matanya menatap cahaya kecil itu, belajar dari kehidupannya dia berpikir hidup tidak perlu berteriak dan ketakutan cukup ikhlas ridho dan tawakal kepada Allah yakni Allah pun memberikan cahaya itu.

https://youtu.be/kfhRSiqD5zI
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tak perlu berteriak atau ketakutan! Cukup tawakal dan serahkan diri pada-Nya! Mantap!

20 Oct
Balas



search

New Post