"Pengamen, Nada Indah dan Penat Ini"

"Kadang dia tersenyum dalam tangis... Kadang dia menangis di dalam senyuman....🎵🎶

"Walau apa yang terjadi....terjadilah"🎵🎶

Suara merdu si pengamen ikut melegakan hati dan melepas segala puncak penat siang ini. Alhamdulillah Beberapa titik terang udah kelihatan. Ternyata memang hasil tak pernah menghianati usaha. Walau esok hari episode berikut sdh mengantri, hanya senyum yang akan mampu melerai segala....

Pengamen itu kembali membuat siang ini larut dalam indahnya nada2 yang dilantunkan. Plus suaranya yang tak bisa disebut "biasa". Mengingatkanku pada panggung masa lalu. Hmm...indahnya ketika belum tau berpikir itu apa?

Terima kasih Alloh utk semua rasa yang kutemukan di "dunia".

Lagu berikutnya kembali dihantarkan dg cara yang kembali tak bisa disebut "sama" dan " kebanyakan".

MasyaAlloh. Alloh selalu dermawan membagi jatahNya. Pengamen itu dengan indahnya nada2 tulus yang "tak biasa". Diiringi harmonika dan gemerincing yang dengan fasih dia mainkan. Semua membuat harmonisasi itu mengalun sempurna walau dalam sendirinya. Sebuah speaker hitam dan mikrophon menitipkan pesan bahwa "aku bukan pengamen biasa". Lakonannya nyaris utuh. Dia perankan bagiannya dengan tujuan yang jelas. Telinga2 itu butuh nada indah yang tulus. Bukan kesumbangan dan krecek2 ...

Aku, penat ini dan juga rasa lega yang juga tak bisa disebut "biasa" memaknai ini sebagai jatah yang harus dibagi sama dengan cara dan tujuan yang berbeda. Namun, peran itu harus dimainkan dengan utuh. Tidak ada kata setengah. Utuh! Seperti pengamen itu dengan harmonika, gitar, gemerincing, nada dan alunannya yang membuat makan siang orang2 di kantin ini menjadi, sempurna.

Selamat siang semua...dunia ....dan lagu "Ayah" mengajakku segera pergi meninggalkan kantin ini dengan nada indahnya yang kubiarkan melagu...