Djiah Budi Arly

Domisili di Purbalingga,Jawa Tengah.Lulus Sarmud dari IKIP Negeri Surabaya jujuran Civics Hukum, melanjutkan di Universitas Negeri Semarang jurusan PPKn l...

Selengkapnya
Navigasi Web
PAK KARTA OH...KASIHAN

PAK KARTA OH...KASIHAN

Pak Karta penduduk desa sebelah, menderita sakit sudah bertahun - tahun, dirawat oleh istri kedua, karena istri pertama Pak Karta meninggal, kemudian Pak Karta beristri lagi.

Yang membuat saya heran selama sakit anak- anaknya yang berjumlah empat orang jarang bahkan hanya sesekali saja menengok atau merawatnya, kecuali anak kedua yang sering datang menjenguk dan merawat bersama Bu Karta

Kehidupan keluarga Pak Karta tergolong tidak mampu, maka walau suami sakit, untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari Bu Karta tetap bekerja dari pagi sampai sore di pabrik yang cukup jauh dari rumahnya.

Alhamdulillah, tetangga dan saudara sangat memperhatikan keadaan Pak Karta, sehingga seringkali tetangga dan saudara memberi bantuan berupa, beras, uang, pakaian pantas pakai, dan bentuk bantuan lainnya.

Kata keponakan Pak Karta " Anak- anaknya tidak memperhatikan Pak Karta, karena ketika masih serumah dengan Pak Karta, Pak Karta tidak bisa bersikap sebagai ayah yang bijaksana, dan punya perangai yang tidak baik serta tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan anak - anaknya. Maka anak - anak sekolah dibiayai oleh orang lain, ada yang dibiayai oleh panti asuhan. Ketika anak- anak sudah berkeluarga mereka tidak serumah lagi dengan Pak Karta, mereka tidak memperhatikan keadaan Pak Karta yang sedang sakit dan sampai akhirnya Pak Karta meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan. Suatu sore ketika Bu Karta pulang dari bekerja di pabrik, menjumpai Pak Karta sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Jadi ketika Pak Karta sakaratul maut tanpa ditunggui oleh Bu Karta atau anak- anaknya".

Dari penuturan keponakan Pak Karta tersrbut, saya merasa sangat iba karena akibat sikap orangtua di masa lalu yang tidak bijaksana, berperangai tidak baik dan tidak bertanggungjawab ternyata berdampak tidak baik, anak- anaknya bersikap tidak peduli terhadap orangtua / ayah, sampai akhir ayah meninggal dunia.

Walau sebenarnya dua - duanya juga salah, Pak Karta salah karena pada masa lalu sebagai ayah tidak bijaksana, berperangai tidak baik dan tidak bertanggungjawab terhadap kehidupan anak - anaknya, seharusnya Pak Karta menjadi seorang ayah yang baik dan bertanggungjawab

Disisi lain sikap ke tiga anaknya juga salah karena yang namanya anak wajib untuk berbakti kepada orangtua seperti apapun sikap dan perangai orangtua, dengan cara selalu peduli, membantu meringankan beban orangtua ketika orangtua sedang dalam keadaan sehat apalagi sedang sakit. Sehingga tidak ada orangtua / ayah yang terlantar, sampai akhirnya meninggal dunia pun tanpa ada anak yang menunggui.

Marilah kita selalu berusaha berbuat baik dan menyayangi orangtua kita, sebagai balas budi anak kepada orangtua, dalam kondisi orangtua seperti apapun

Purbalingga, 28 Desember 2017

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah sdh bisa, Bu.

28 Dec
Balas

Alhamdulillah, gih Pak Edi, mtr swn

28 Dec
Balas



search

New Post