Dodi Saputra Berkarya

Dodi Saputra lahir Selasa Legi, 25 September 1990/ 5 Rabiul Awal 1411 Hijriah di Desa Mahakarya, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Indonesia. Penggiat li...

Selengkapnya
Navigasi Web
Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana
Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana

Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana

BAB IITINJAUAN PUSTAKAKajian Teori 1. Inovasi Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan Inovasi diartikan sebagai sesuatu atau hal yang baru yang belum pernah ada maupun yang sudah ada sebelumnya. Hal ini beranjak dari definisi inovasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 381) diartikan sebagai penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, misalnya gagasan, metode atau alat. Berikutnya, Peter Drucker (Suhardan, 2010: 115), “defines innovation as change that creates a new dimention of performance”. Innovasi sebagai suatu perubahan yang menimbulkan dimensi baru dalam penampilannya. Sementara itu, Ibrahim (1988 : 40) mendefinisikan inovasi sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut dijelaskan lagi oleh Evert M. Rogers dan F. Floyd Shoemaker (Suhardan, 2010: 116): “An innovation is an idea, practice, or object perceived as new by … ‘objectively’ new. If the idea seems new to the individual, it is an innovation”. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa inovasi adalah sebuah ide/pikiran atau gagasan, perbuatan atau tindakan, atau barang yang dianggap oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Tidak soal besar kecilnya, secara objektif merupakan sesuatu hal yang baru. Dalam pengertian lain juga disebutkan oleh Suharsaputra (2010: 284). Ia menuangkan pokok-pokok pikiran mengenai inovasi sebagai berikut. Inovasi merupakan penerapan hal-hal yang baru dalam suatu pelaksanaan tugas sebagai penerapan pengetahuan; hal-hal baru dalam inovasi dapat berupa ide, praktik, proses, pelayanan, ideologi, strategi bisnis atau objek; inovasi merupakan suatu perubahan dan atau berimplikasi perubahan sebagai akibat dari penerapan hal-hal baru. Beranjak dari beberapa definisi inovasi yang telah didefenisikan para ahli di atas, ternyata tidak jauh berbeda antara defenisi dari ahli yang satu dengan defenisi dari para ahli lainnya. Secara diksi (pilihan kata) mereka memang memaparkan sesuai dengan bahasa dari perspektif mereka. Akan tetapi, secara substantif terdapat kesamaan dalam memaknai sebuah kata inovasi. Semua definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah. Inovasi pembelajaran dapat menunjang inovasi pendidikan. Inovasi pembelajaran yang efektif dan masif mampu memengaruhi inovasi pendidikan secara umum pada sebuah instansi pendidikan. Di lingkungan madrasah pun inovasi menjadi kebutuhan pokok yang mesti dilakukan pendidik secara komprehensif. Selanjutnya, defenisi tentang inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Menurut Ibrahim (1988: 51) inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan melakukan inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam konteks ini peran pendidik menentukan dalam mengambil, meniru, dan memodifikasi inovasi pada proses pendidikan yang diamati. Bagi dunia pendidikan adalah suatu keharusan untuk selalu mencermati perubahan-perubahan yang terajdi agar dapat direspon dengan cerdas dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.2. Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut Schramm (1977) adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Selanjutnya, Briggs (1977) juga mendefenisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Selanjutnya, National Education Associaton (1969) turut mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga defenisi di atas, dapat diambil kesamaan yang menjadi maksud media pembelajaran, yakni sarana penyampai informasi tentang suatu materi pembelajaran. Dalam hal ini, penulis juga memperhatikan fungsi media pembelajaran, yakni mengatasi sesuatu tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas tentang suatu objek, karena: (a) objek terlalu besar; (b) objek terlalu kecil; (c) objek yang bergerak terlalu lambat; (d) objek yang bergerak terlalu cepat; (e) objek yang terlalu kompleks; (f) objek yang bunyinya terlalu halus; (f) objek berbahaya dan resiko tinggi. Selanjutnya, media memungkinkan interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis, membangkitkan minat, membangkitkan motivasi belajar, dan memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Untuk menunjang hal tersebut, penulis memilih media Projected still media yakni berupa slide dan in focus. Selanjutnya, Projected motion media: berupa film pendek, video IPA, laptop, dan speaker. Bagi seorang peserta didik, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media antara lain; guru harus memperagakan dari suatu pesan yang disampaikan, jika media sulit untuk dibawa maka kelas (siswa) diajak ke lokasi media, jika kelas (siswa) tidak mungkin ke lokasi usahakan maket atau tiruan, Jika maket tidak didapat usahakan gambar atau foto, jika gambar atau foto juga tidak ada guru harus berusaha membawa sendiri media tersebut (miniatur), jika guru tidak mampu untuk membuat media tiruan, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek. a. Jenis Media Jenis media terdiri dari media grafis (bagan, poster, diagram, kartun); media fotografis; media proyeksi; media audio; media tiga dimensi; multimedia & lingkungan. b. Slide Penulis memilih media yang dapat diproyeksikan dan dilihat dengan mudah oleh audiensi (siswa). Keistimewaan Slidde (Andre Rinanto (1982: 49:50)) antara lain: mampu menarik perhatian audien (siswa), meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, memberikan pengalaman nyata, mengembangkan keteraturan dan kontinuitas berfikir, mempengaruhi perkembangan bahasa anak, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar anak. Kemudian, slide tersebut ditampilkan pada papan tulis putih di depan kelas.3. 4G (Game-Guest-Go-Gold) Media pembelajaran ini merupakan inovasi pembelajaran yang telah penulis padukan menjadi satu sistem metode pembelajaran yang memadukan 4G yaitu Game, Guest, Go, dan Gold. Jadi selama pembelajaran IPA, memuat keempat konten tersebut, sebagai upaya menciptakan inovasi pembelajaran yang terbarukan. Pada penerapannya tidak semata-mata harus berurutan, namun cukup menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang diajarkan. Dalam penilaian penulis, metode 4G ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode 4G ini yakni: metode ini selalu disertai dengan permainan dan ice breaking. Hal ini memungkinkan peserta didik berada pada titik fokus dan konsentrasi selama belajar. Kemudian, guest. Hal ini memungkinkan setiap siswa akan berinteraksi dengan siswa lain, baik sesama kelompoknya, maupun kelompok lain (secara acak). Selanjutnya, go. Setiap peserta didik saling berlomba untuk tampil ke depan sebagai kelompok terbaik. Hal ini tentu saja tergantung dari penampilan setiap individu peserta didik secara maksimal. Terakhir, gold. Setelah pembelajaran, peserta didik dimotivasi dengan penghargaan, berupa hadiah, atau penghargaan dalam bentuk bervariasi, sehingga mampu membuat siswa semakin bersemangat dan berpacu menguasai materi dan tampil percaya diri di depan kelas. Kekurangan dari metode 4G ini yakni, tidak semua guru mampu membuat kreasi permainan dan ice breaking yang sesuai dengan materi. Hal ini membutuhkan kemampuan atau daya cipta yang kreatif untuk merancang sebuah ice breaking. Kemudian, dalam membawakan permainan, membutuhkan kondisi guru yang stabil, artinya permainan ini tidak bisa dilakukan oleh guru yang masih membawa beban pikiran dari luar madrasah. Kemudian, guru harus lebih ekstra dalam upaya penekanan tentang ketertiban kelas saat berkunjung ke kelompok lain. artinya, kemampuan manajemen kelompok besar harus dikuasai guru. Pada aspek peserta didik, sebagian dari mereka ada yang malu-malu ketika tampil di depan kelas, namun hal ini akan hilang, seiring semakin seringnya metode ini diterapkan di kelas. Meskipun terdapat kekurangan, metode baru ini mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga pembelajaran benar-benar berpusat kepada peserta didik. 4. IPA (Inspirasi Pencipta Alam) IPA sudah lazim disebut di dunia pendidikan sebagai kependekan dari ilmu pengetahuan alam. Sebagai bentuk inovasi penulis (tanpa merubah makna dasarnya), penulis memvariasikan IPA menjadi inspirasi pencipta alam dengan diikuti gerakan tangan. Inovasi ini lebih diarahkan kepada yel-yel motivasi, selama pembelajaran (baik di awal atau di akhir pembelajaran). Praktiknya, guru akan menyebutkan apa itu IPA? Maka, seluruh peserta didik menjawab, `inspirasi pencipta alam`. Ekspresinya, ketika menyebutkan kata `Inspirasi`, kedua tangan mengarah ke kepala. Saat menyebutkan kata merupakan `Pencipta`, kedua tangan membuka lebar ke atas. Terakhir, saat menyebutkan kata `Alam` tangan melebar ke samping kanan dan kiri bawah. Tujuan penulis membuat inovasi yel-yel ini adalah mendekatkan pembelajaran dengan meningkatkan kesadaran berimanan dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta`ala. Artinya, ketika peserta didik belajar, hendaknya senantiasa ingat bahwa semua ciptaan dan proses yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan-Nya. Sehingga secara langsung dapat menyingkirkan sikap sombong dalam diri peserta didik, saat ia berhasil menguasai materi pembelajaran. 5. Jigsau Modification Penulis melakukan modifikasi dari metode jigsau dengan jumlah anggota kelompok dan pembagian materi pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997). Pada modifikasi yang penulis lakukan, setiap anggota kelompok bergiliran berkunjung ke kelompok lain yang berbeda untuk menyampaikan informasi tentang bidang yang dikuasai, lalu tim asesor memberikan nilai pada tim ahli (tamu) yang datang. kemudian, seluruh nilai yang dihimpun dijumlahkan.Gambar 1. Ilustrasi kelompok jigsaw semula (Arends, 1997)Gambar 2. Ilustrasi kelompok belajar jigsaw modifikasi (6-7 orang)Penelitian yang Relevan adapun beberapa penelitian yang mendukung karya inovasi ini antara lain:1. Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw oleh Tiwan MT. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahan Teknik. Peningkatan terlihat pada peningkatan aktivitas dan peran serta selama pembelajaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post