Dodi Saputra Berkarya

Dodi Saputra lahir Selasa Legi, 25 September 1990/ 5 Rabiul Awal 1411 Hijriah di Desa Mahakarya, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Indonesia. Penggiat li...

Selengkapnya
Navigasi Web
Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana
Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana

Inovasi Pembelajaran 4G IPA Pada Materi Pesawat Sederhana

BAB III

INOVASI PEMBELAJARAN

Pendekatan

Pendekatan dalam inovasi ini menggunakan pendekatan studi literatur. Penulis merujuk pada inovasi pendidikan secara umum dari Hamidjojo (1974:17). Ia berpendapat bahwa bidang-bidang inovasi pendidikan dapat dirinci sebagai berikut, yakni bidang peserta didik (pelajar), bidang tujuan pendidikan pendidikan, isi pelajaran, media pembelajaran, fasilitas pendidikan, metode dan teknik komunikasi, hasil pendidikan. Kemudian, Suharsaputra (2010: 316-317) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan/sekolah, inovasi dan sikap serta kinerja inovatif dari pendidik sangat diperlukan dan menentukan bagi keberhasilan adopsi dan implementasi inovasi pendidikan. Dengan demikian, guru mempunyai peran yang menentukan dalam tataran teknis pendidikan yaitu pembelajaran dan dalam melaksanakan tugasnya perlu mempunyai kemampuan inovatif dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam upaya untuk mendorong makin tumbuhnya inovasi dikalangan guru, terdapat beberapa langkah/tahapan yang amat penting untuk dikondisikan dalam suatu organisasi sekolah. Menurut Suharsaputra (2010: 322) tahapan-tahapan tersebut adalah guru sebagai pembelajar, guru sebagai pengadopsi, guru sebagai pengembang, dan guru sebagai pencipta. Dari beberapa uraian di atas, bahwa pelaksanaan inovasi di sekolah dapat dilakukan dalam berbagai aspek. Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi dan tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan pembaharuan atau inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah agar semua tujuan pendidikan dapat tercapai.

Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah, dalam hal ini pendidik diberi kebebasan memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum, strategi, metode pembelajaran, dan pengajaran yang berpusat pada siswa (pembelajaran yang menekankan pada keaktifan belajar siswa bukan pada keaktifan mengajar guru) lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa. Oleh karena itu dapat dilakukan suatu pembaharuan atau inovasi dalam meningkatkan keaktifan siswa seperti active learning, cooperative learning, quantum learning, contextual teaching and learning, inquiry learning. Dalam posisi ini guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan mencapai sasaran yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusun dapat diterapkan secara optimal.

1. Pendidik dan tenaga kependidikan

Dalam pasal 1 butir 5 dan 6 UU No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara itu, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Di lingkungan pendidikan dasar dan menengah, tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik disebut guru, sedangkan tenaga kependidikan lainnya disebut tenaga penunjang.

Guru wajib memiliki kulifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang akan dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu guru yang kreatif akan mudah dalam menemukan inovasi-inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi murid.

Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru merupakan faktor terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal berikut : (a) Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa; (b) Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru; (c) guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik; (d) Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas; (e) Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa.

2. Peserta didik

Peserta didik adalah salah satu komponen terpenting karena adanya kebutuhan peserta didik yang memicu suatu proses pembelajaran. Peserta didik merupakan input suatu proses pendidikan yang harus ditransformasikan menjadi lulusan yang berkualitas, berpengetahuan yang luas, kompeten, berketerampilan yang tinggi, serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma di dalam masyarakat tempat mereka berada. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk peserta didik harus didasarkan kepada kepentingan dan perkembangan dan peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik. Dengan adanya inovasi dalam memanajemen pesera didik diharapkaan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu.

3. Media pembelajaran

Media berfungsi membantu peserta didik dan pengajar dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses pembelajaran maupun hasilnya menjadi lebih berkualitas karena tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Desain

Inovasi ini berdasarkan desain yang telah dirancang penulis, yakni melalui desain KOMODO (kombinasi, modifikasi, dan dokumentasi). Desain ini memfokuskan kolaborasi pada ice breaking (permainan), yel-yel, facebook, freefire, jigsau, dan reward (penghargaan).

Kombinasi

Desain yang dirancang berusaha mengkombinasikan 4 (empat) elemen penting dalam inovasi metode pembelajaran 4G (game, guest, go, gold). Kombinasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan antara lain:

a. game (permainan); dalam game ini terdiri dari ice breaking, tepuk konsentrasi, tepuk nyamuk, dan yel-yel IPA (Inspirasi Pencipta Alam). Penulis mengambil praktik ini dari siaran youtube Pak Syabar tentang variasi ice breaking dan game di awal pembelajaran. Secara langsung, trik ini dinilai efektif di kelas.

b. guest (berkunjung); secara mandiri, peserta didik melakukan kunjungan ke kelompok lain, guna bertukar informasi dan saling memberikan penilaian antar teman sejawat. Hal ini mampu memupuk sikap percaya diri, kejujuran, objektif, daya ingat, daya saing, keberanian, sopan santun, interaksi sosial, dan tanggung jawab.

c. go (presentasi); pendidik dan peserta didik tetap harus melakukan presentasi. Pendidik tetap menyampaikan materi pengantar tentang tuas dan pesawat sederhana di depan kelas. Kemudian, peserta didik presentasi ke kelompok lain dan bagi yang bisa menjawab pertanyaan dari guru maju ke depan kelas.

d. gold (penghargaan);

Syarat Pemanfaatan media dalam pembelajaran antara lain; sesuai dengan tujuan, dapat dilihat atau didengar, dapat direspon oleh siswa, sesuai dengan kondisi siswa/kelas, menjadi medium (perantara) dalam proses pembelajaran siswa.

Modifikasi

Penulis memodifikasi empat komponen di atas menjadi satu kesatuan yang terpadu. Sehingga mampu menghasilkan inovasi baru. Modifikasi ini dirangkum dalam istilah 4G. Nama ini selain sudah menjadi tren di masa kini di bidang teknologi informasi dan komunikasi, juga diharapkan ada dalam metode pembelajran IPA.

Dokumentasi

Pada praktiknya, penulis mendokumentasikan inovasi ini melalui tahap-tahap yang terstruktur, antara lain:

Persiapan media perlengkapan pembelajaran;

Kerja sama dengan kepala sekolah MTS Negeri 2 Pasaman, wali kelas VIII-2 (Ibu Gusti Pelmita, S.Pd.), kameramen yang merekam pembelajaran (Bapak Zulfikri, S.Pd. selaku staf tata usaha), dan peminjaman smartphone milik Bapak Ahmad Dewira, S.Pd. (guru IPA kelas VII);

Pelaksanaan pembelajaran dengan mempraktikkan inovasi metode 4G pada materi pesawat sederhana, khususnya pada materi tuas dan bidang miring;

Pengeditan video inovasi media pembelajaran berdurasi 48 menit 58 detik menjadi kapasitas yang lebih kecil;

Pembuatan laporan sesuai format yang berlaku;

Selanjutnya pengiriman video pembelajaran ke panitia Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat di Padang.

Metode Inovasi Pembelajaran 4G

Metode Inovasi Pembelajaran 4G ini mengikuti urutan yang sudah dirancang berikut ini:

Kegiatan Pendahuluan

Salam pembuka

Tanya kabar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab

Presensi siswa (bertanya kepada ketua-menghemat waktu)

Ice breaking, permainan konsentrasi

Meluruskan meja, tempat duduk, dan kebersihan kelas

Cerita singkat pedagang pasar memindahkan barang

Memancing peserta didik menjawab persoalan dalam cerita

Video motivasi film pendek pesawat sederhana

Yel-yel tepuk konsentrasi, tepuk nyamuk, tepuk angin.

Kegiatan Inti

Penyampaian materi oleh guru memakai in focus dan laptop

Tanya-jawab selama penyampaian materi

Pengenalan metode mudah pengenalan rumus

Waktu Libur Facebook Like (W x Lb = F x Lk)

Waktu Hujan Freefire Stop (W x h = F x s)

Waktu Kamu Finish (Keuntungan Mekanis = W / F)

Pembagian kelompok ahli dan kelompok asesor yang dimodifikasi sesuai pembagian materi pesawat sederhana.

Petunjuk Diskusi – Jigsau modification

Tim Ahli (pakar) dan Tim Asesor (penilai)

Bentuk kelompok 6-7 orang

Berbagi tugas: tim ahli

a. anggota 1 : Pengertian tuas & rumusnya

b. anggota 2 : Tuas jenis 1 & contohnya

c. anggota 3 : Tuas jenis 2 & contohnya

d. anggota 4 : Tuas jenis 3 & contohnya

e. anggota 5 : soal tuas (jika 6, gabung ke anggota 1)

f. anggota 6 : Pengertian bidang miring

g. anggota 7 : rumus bidang miring & contoh soalnya

Tim ahli berkunjung ke tim asesor untuk dinilai

Tim Ahli pulang ke kelompok asal dan menjumlahkan perolehan nilai dan dirata-ratakan

Guru merekap jumlah nilai dalam rata-rata semua kelompok, lalu memilih 3 besar kelompok terbaik.

Guru memberikan soal-soal latihan yang ada di lembar kerja siswa tentang tuas dan bidang miring kepada siswa.

Guru memberikan hadiah kepada kelompok terbaik dan yang bisa menjawab soal dan presentasi di depan kelas.

Guru mengkondisikan peserta didik dengan tepuk konsentrasi dan duduk rapi.

Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Guru memberikan tugas membaca di rumah (katrol dan gir)

Menutup dengan bacaan `alhamdulillah` dan doa penutup majelis

Teknik

Teknik yang dipakai adalah persiapan materi/ bahan dan peralatan, antara lain: bahan cetak lembar kerja siswa, papan tulis, slide proyektor, speaker, dan film pendek pembelajaran, slide suara, komputer multimedia. Teknik yang diterapkan dalam inovasi metode pembelajaran ini adalah teknik pada pembelajaran berbasis contekstual teaching and learning (CTL). Artinya, metode ini langsung diterapkan dalam pembelajaran, sebab secara lokasi, dekat dengan lingkunag padagang di Pasar Rao, Nagari Tarung-tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman.

Inovasi yang dilakukan

Inovasi yang dilakukan pada materi pembelajaran pesawat sederhana, khususnya materi tuas dan bidang miring adalah pada teknik 4G sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Namun, secara spesifik dapat dijelaskan bahwa inovasi ini terletak pada setiap kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Artinya, inovasi ini meliputi setiap waktu pembelajaran yang sifatnya fleksibel. Guru dituntut harus peka terhadap setiap aktivitas yang terjadi di kelas. Untuk itu, metode 4G juga menjadi sarana membantu guru untuk menjaga kelas tetap aktif, dinamis, dan terkontrol.

Biasanya, guru hanya membuka pelajaran sebatas pada apersepsi yang monoton dan kaku. Artinya hanya sebatas pemenuhan syarat untuk menuju judul atua pokok bahasan. Akan tetapi pada 4G tidak hanya begitu. Dalam 4G diperkaya dengan muatan-muatan asah otak, konsentrasi, dan fisik siswa dalam kemasan ice breaking, yel-yel, dan lainnya. Sehingga dipastikan peserta didik benar-benar siap untuk memulai pembelajaran IPA.

Pada kegiatan initi, biasanya guru sebatas menyampaikan materi secara klasikal. Namun pada 4G, materi disampaikan secara menarik, kreatif, dan kontekstual, melalui aktivitas/ kebiasaan peserta didik yang dekat dengan media sosial. Maka setiap rumus yang ada bisa dikreasikan dalam bentuk singkatan kata dari media sosial tersebut.

Dalam kegiatan penutup, 4G bukan sekadar menyimpulkan materi pembelajaran dan menutup dengan salam penutup. Namun, 4G kembali mengingatkan siswa untuk tetap bersyukur dengan bacaan hamdalah dan membaca doa penutup majelis sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah shallallhu `alaihi wa wa sallam yakni ‘subhanakallhumma wa bihamdika asyhadualla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubuilaih”.

Hasil inovasi

Hasil dari inovasi ini mampu mengatasi hambatan komunikasi peserta didik. hambatan dalam komunikasi (verbalisme), melalui kata-kata yang diucapkan peserta didik. Kemudian, mampu menarik perhatian peserta dari pikiran yang bercabang, kekacauan penafsiran, perbedaan daya tangkap. Selanjutnya, memunculkan adanya variasi tanggapan, memunculkan respon dari murid, memusatkan perhatian pada banyak rumus, menciptakan variasi dalam mengajar, lebih memungkinkan aktivitas fisik dalam lingkungan kelas, mampu mengakomodir konsep yang luas, meminimalisir sikap pasif peserta didik, murid terus bergairah. Sehingga, berkat semua itu tercipta suasana kelas yang aktif dan menyenangkan. Hasil 4G ini juga dinilai positif terhadap karakter peserta didik, terutama pendekatan terhadap Pencipta alam. Hal ini menepis bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu bukan semata-mata usaha manusia, melainkan semuanya atas izin dan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta`ala.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post