Jomblo!, Bodoh Amat.

Udin masih senang sendiri. Karena ia masih trauma dengan sang pacarnya. Kala itu sang pacar yang bernama Denok, memanfaatkan keluguan Udin. Udin tidak pernah menolak apa yang diminta oleh Denok. Bahkan Udin memenuhi kebutuhan Denok sehari-hari. Dan juga membelikan Denok sepeda motor. Sehingga tabungan Udin yang biasanya selalu ada, kini tinggal buku tabungannya doang.

Bukan hanya itu, Udin juga mencarikan pekerjaan untuk Denok. Seiring berjalannya waktu, Denokpun sukses dengan pekerjaannya. Tetapi apa balasan Denok. Udin dicuekin, telponnya tidak diangkat. Dan terang-terangan Denok meninggalkan Udin dengan penderitaannya. Udinpun pasrah dengan keadaannya.

Haripun terus berlalu, Udin sudah mulai bangkit. Ia sudah berhasil move on. Sekarang Udin sudah mulai berduit lagi. Banyak perempuan yang ingin mendekatinya. Tetapi Udin belum mau membuka hatinya. Udin bukan trauma dengan masa lalunya, tetapi ia ingat terus. Suatu ketika seorang sahabat Udin menasehatinya. Supaya Udin kembali mencoba melepas status jomlonya. Dengan meyakinkan, Udin berkata,” Jomblo, bodoh amat!!. Yang pacaran belum tentu bahagia?. Sahabatnya hanya Diam sambil memandang Udin dalam-dalam