Nenek Moyangku Bukan Pembalap
Nenek Moyangku Bukan Pembalap
Lebaran kali ini, Udin menggunakan sepeda motor ninja untuk mudik. Selain irit juga dapat menghindari macet dari banyaknya para pemudik yang menggunakan mobil. Walaupun resiko di jalan lumayan besar. Motor Ninja 4 tak Udin meraung dengan knalpot resingnya. Bagaikan suara motor Valentino Rosi. Menjelang sore Udin sudah sampai di rumah orang tuanya. Bau rendang menggugah selera. Membuat Udin langsung menuju dapur. Tidak Hanya rendang yang ditemui Udin. Tapi lemang pulut hitam terjejer di atas meja.
Melihat Udin sudah sampai di dapur, Amak Udin membuka sepotong lemang dan melepaskan dari bambunya. Dan meletakan sepiring rendang. Tanpa menunggu lama, Udinpun langsung gas full. Dua potong lemang nangkring dipiringnya dengan rendang pelengkap rasa. Tidak butuh waktu lama bagi Udin untuk menghabiskannya. Ia pun berhenti ketika sendawanya menggelegak keluar dari kerongkongannya.
Tidak terasa, sudah tiga hari Udin berhari Raya di kampungnya. Selesai sholat Isya, Udinpun mengemukakan maksud hatinya untuk kembali berangkat ke tempat kerjanya. Sang Amakpun menasihati anak yang sangat di sayangnya itu.”Ingat nak. Mengendarai sepeda motor itu harus hati-hati. Karena nenek moyang kita orang pelaut, bukan pembalap!”ujar Amak menatap Udin. Udin mengangguk mengiyakan kata-kata Amaknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow jos gandos pak
Benar...