RINDUKU MENYAPANYA DALAM DOA (End)
RINDUKU MENYAPANYA DALAM DO’A (4)
Oleh:
DONY GUSRIZAL, S.Si
Sembari menunggu bapak, mereka banyak bercerita tentang kisah masing-masing, dan keluarga mereka masing-masing. Semenjak kecil mereka di pisahkan, tak ada kesempatan untuk saling bertemu, bahkan dengan orang tua sendiri juga demikian. Tak ada kesempatan untuk bertatap muka, apakah ini kekejaman atau memang nasib yang sudah membawa mereka semua seperti ini. Dikehidupan ini mereka memiliki orang tua yang lengkap, tapi bukan orang tua biologis mereka, ada kebahagiaan, tapi tetap ada penderitaan setelah semua ini di ketahui.
Walau bagaimanapun mereka diperlakukan dengan baik di keluarga baru mereka, tak ada yang kurang, baik kebutuhan materi maupun kasih sayang dari orang tua mereka, yang merupakan kakak dari ibu mereka. Disamping itu kebohongan tetaplah kebohongan, ini yang membuat mereka merasa sedikit menyesal dengan orang tua mereka sekarang ini, ada rasa marah, ada rasa yang tak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata.
Sebuah angkot yang biasa dibawa Anto untuk mencari nafkah, kini parkir di tempat biasa, dimana Afiq dulu bertemu dengan bapaknya, mereka menyamperi angkot tersebut, tapi saat ini yang menggunakan angkot tersebut bukan lagi bapak mereka, tapi ada laki-laki lain yang belum mereka kenali. Afiq mencoba untuk mencari tahu, dengan bertanya kepada pembawa angkot tersebut, alangkah sedihnya mereka, ternyata bapak mereka dalam keadaan sakit saat ini. Mareka minta diantarkan ketempat bapak mereka tinggal saat ini. Tak lama kemudian angkotpun melaju meninggalkan mesjid menuju rumah tinggal bapak yang sekarang. Rasa cemas, rasa sedih, rasa rindu, bercampur aduk menjadi satu, debaran dalam dada begitu sesak, detik-detik akan berjumpa dengan bapak kandung mereka.
Sesampainya di rumah Anto, Afiq, Rani dan Rina masuk ke dalam rumah ingin berjumpa dengan bapaknya. Anto hanya terkulai lamas tak berdaya, Rani dan Rina menangis, “Bapak …..!” sebari memeluk bapak, Bapak hanya terdiam sambil melihat Afiq, ada dua wanita kembar yang memeluk dirinya, air matanya tak terbendungkan lagi. “ini adik-adik pak!” Subhannallah.
Rasa rindu yang selama ini terpendam tertumpah sudah, semua do’a-doanya terjawab sudah, Rasa sukur tak lekang keluar dari bibir mereka, namum Allah menghendaki lain, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Penyakita yang diderita Anto harus membuat merek berpisah untuk selama-lamanya, Anto menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan anak-anaknya.
Teriakan histeris keluar dari bibir anak-anaknya. Baru pertama bertemua harus berpisah untuk selama-lamanya, rasa bahagia bercampur dengan rasa sedih yang luar biasa, Ibu tiada bapakpun telah mendahului mereka. Bapak mendahului mereka tepat dalam pelukan mereka.
Rindu hanya berparas angan
Ada namun seketika menghilang
Rindu bagaikan wewangian
Seketika menyenangkan namun hilang ketika dibelai angin
Cintaku berkalang tanah
Baru pertama bertemu harus kehilangan
Cintaku menghukumku
Dalam kesedihan yang menghujam jantung
Bapak ….
Selamat beristirahat
Dalam damai yang abadi
Semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu
Dalam damai pelukanNya
Bapak
Rindu ini biarlah menjadi do’a
Yang akan menghantarkan dirimu
Dalam surganya Allah SWT
Bapakku
Sayang ku
Rindu mu pada kami menghukummu dalam sepi
Menjamah tubuhmu dalam derita
Bapak
I LOVE U
Tamat
Pesisir Selatan, 13 Desember 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang mengharu biru... keren pak... sehat dan sukses selalu
Makasih buk, salam literasi
Aduh ikut trenyuh, baper. Salam literasi, Pak Dony.
Sama2 buk Dian, slm literasi. Semangat berkarya
Alhamdulillah, Semoga doa juga membawa kita dalam bahagia yang menjadi impian kita