Sejak tahun 2014, aku mendapat tugas tambahan sebagai pembimbing siswa-siswa yang tergabung dalam tim LRCKB. Leader Reading Challenge Kabupaten Bandung adalah salah satu program literasi yang digulirkan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai pihak untuk menyukseskan program LRCKB ini. Begitu pun di sekolah-sekolah yang langsung terlibat dengan kegiatan LRCKB. Program membaca minimal 24 buku bagi siswa dalam setahun, mereview buku yang telah dibaca, membuat pohon geulis, menyusun laporan, sampai mempublikasikannya adalah kegiatan-kegiatan yang harus terpenuhi untuk menjawab tantangan LRCKB.

Salah satu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pembimbing LRCKB di bidang literasi adalah dengan diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan literasi. Awal bulan April 2017 diadakan pelatihan menulis bagi guru, terutama guru pembimbing literasi sekolah. Pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama antara WJLRC dengan MediaGuru Indonesia. Pelatihan yang mengusung tema Sagu Sabu, Satu Guru Satu Buku, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi para guru pembimbing. Dan aku adalah salah satu peserta pelatihan tersebut. Itulah awal perkenalanku dengan MG.

Selama dua hari, peserta dibimbing bagaimana menulis dan diberikan trik-trik menulis bagi para pemula. Pak M. Ihsan dan Mas Eko adalah pembimbing dan motivator menulis MG Indonesia yang sangat piawai membangkitkan semangat dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi peserta untuk memulai menulis.

Pelatihan selama dua hari itu mengharuskan para pesertanya menyerahkan tulisan sebagai bukti keikutsertaan kegiatan yang nantinya akan diterbitkan sebagai sebuah buku karya guru pada peringatan hari pendidikan nasional 2017. Dengan sedikit rasa terpaksa, aku pun berusaha memenuhi tugas membuat tulisan sebanyak minimal 50 halaman. Waktu yang diberikan hanya satu minggu dan tulisan itu harus dikirimkan melalui surat elektronik ke alamat MG. Dalam waktu yang begitu singkat, aku sendiri tak tahu apa yang akan kutulis menjadi sebuah laporan keikutsertaan pelatihan tersebut. Tulis saja apa yang ada dalam hati dan pikiranmu, jangan takut salah, segeralah menulis sebelum apa yang kamu pikirkan itu lenyap. Itulah pesan yang paling kuingat saat aku kebingungan mengawali sebuah tulisan. Akhirnya aku menuliskan pengalamanku saat menjelajahi benua Australia sebagai peserta TPD dipenghujung 2016.

Tanpa menunggu waktu lama, pertengahan bulan Juli 2017, buku tunggal perdana karyaku terbit. Indahnya Pelangi di Negeri Kanguru, membuktikan bahwa aku bisa menulis dan menerbitkan sebuah buku yang ber-ISBN. Antara rasa tak percaya dan bangga bisa menulis sampai terbit menjadi sebuah buku tunggal adalah luapan perasaan yang tak bisa terungkapkan. Berkat MG Indonesia, karyaku di depan mata adalah bukti nyata.

Banyak kegiatan berhubungan dengan menulis juga selalu diadakan MG Indonesia sebagai wadah berlatih para guru untuk menguji kemampuan menulisnya dan berkarya melalui tulisan. Seiring dengan terbitnya buku tunggal karya perdanaku itu, tentunya semakin menambah rasa percaya diri untuk menulis. Aku pernah mengikuti lomba menulis artikel MG dan dua artikelku termasuk yang terpilih untuk dibukukan. Antologi Gurusiana Gurusianer Bicara Ekskul dan Antologi Gurusiana Gurusianer Bicara Mendidik di Dareah 3T adalah buku kedua dan ketigaku.

Berbagai kegiatan diadakan MG yang dapat memfasilitasi guru untuk terus berkarya. Gebyar MediaGuru bulan Mei 2017, Temu Nasional Guru Penulis bulan November 2017, dan Temu Nasional Guru Penulis bulan November 2018 adalah event-event besar yang telah diadakan MG sebagai ajang silaturahmi bertemunya guru-guru penulis, para alumni menulis MediaGuru Indonesia.

Terima kasih MediaGuru Indonesia, bersamamu kini aku, guru yang biasa-biasa, menjadi luar biasa. Kau memanggilku dengan sebutan … Guru Penulis.

Penulis adalah peserta Temu Nasional Guru Penulis Indonesia Tahun 2018

#BerkaryaBerjaya

#HGN2018bersamaMGIndonesia