Dra. Diah Listyorini

Mengajar di SMPN 2 Katapang, Kab. Bandung. Alumni MG kelas WJLRC Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dasi

Dasi

Saat aku masuk kelas 7J, ada lima siswa yang memainkan dasinya dengan saling disentak-sentakkan. Menurutku ini agak berbahaya, apalagi bila mengenai mata. Mereka segera berlarian ke tempat duduknya masing-masing setelah menyadari kedatanganku di kelas itu. Aku terdiam sejenak setelah membalas salam peserta didikku.

Sebelum aku melanjutkan materi pembelajaran di kelas ini, aku ingin mengomentari lima anak yang memainkan dasinya tadi. Aku mulai bertanya tentang siapa saja yang selalu memakai dasi dan siapakah yang berdasi itu? Direktur, pegawai bank, presiden dan wakilnya, sales di mall, supir trans Jakarta, siswa, pembawa acara, orang kaya, menteri, pilot, profesor, kondektur kereta api, pegawai di hotel. Itu adalah jawaban-jawaban siswa kelas 7J. Aku tersenyum, ternyata siswa-siswaku ini mampu menilai posisi terhormat seseorang dari dasinya.

Pertanyaan kedua, bagaimana kesanmu saat melihat orang yang berdasi? Jawaban siswa tak kalah beragamnya. Berwibawa, gagah, keren, ganteng, gaya, banyak duitnya, rapi, naik mobil mewah. Dengan penuh semangat mereka menyebutkannya satu persatu.

Pertanyaanku berikutnya adalah siapa yang ingin menjadi presiden? Beberapa anak mengangkat tangannya. Siapa yang ingin menjadi direktur? Lebih banyak anak yang mangangkat tangannya. Siapa yang ingin menjadi pegawai bank? Siapa yang ingin menjadi profesor? Siapa yang ingin menjadi pembawa acara? Siapa yang ingin menjadi pilot? Dan seterusnya. Suasana kelas semakin ramai dengan tawa riang anak-anakku ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.

Kupanggil kelima siswa yang tadi memainkan dasinya. Mereka tampil ke depan kelas dengan malu-malu sambil membawa dasinya yang belum sempat dipakainya kembali. Aku meminta kelima siswa itu memakai dasinya secara benar. Tidak sampai lima menit, mereka sudah dapat memasang dasinya. Setelah memasang dasi dan merapikan penampilannya, kutanya satu persatu siswa itu, siapakah dirinya? Dua siswa menjawab bahwa dirinya adalah pegawai bank, ada yang direktur, ada yang artis. Teman-teman yang lainnya membalas dengan kata ... aamiin ... sebagai doa semoga sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Siswa terakhir menjawab bahwa dirinya ingin menjadi guru. Setelah teman-temannya membalas dengan kata aamiin, aku bertanya mengapa ingin menjadi guru. Padahal, tadi siswa di kelas ini tidak menyebutkan profesi guru sebagai daftar orang-orang berdasi. Jawaban siswa ini cukup membuatku sedikit tertegun. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa memakai dasi yang benar dan guru tidak perlu dasi kalau mengajar. Dengan sedikit tersenyum, aku membalas jawabannya bahwa guru punya seragam yang disebut pakaian dinas harian atau PDH dan sesuai aturan PDH dipakai tanpa dasi.

Untuk memberinya semangat, aku menjelaskan bahwa tugas guru itu mendidik, mengajar, mengarahkan, dan memberitahukan agar siswa-siswanya kelak menjadi orang-orang sukses seperti orang-orang berdasi yang tadi sudah disebutkan. Dan, aku meminta siswa ini berperan sebagai guru untuk membantu keempat temannya agar mengerti mana yang benar dan mana yang harus diperbaiki. Semua siswa tertawa bahagia dan bertepuk tangan.

Harapanku, semoga hari ini para siswa dapat memetik hikmah dari filosofi memakai dasi yang benar. Semangat terus menggapai cita, kelak terwujud sesuai harapanmu. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalau hoby menulis sudah menjadi sarapannya, sudah tdk sulut lg menuangkan ide. Ide selalu datang kapan dan di mana saja. Hebaat bu didit.

08 Aug
Balas

Alhamdulillah ... Bu Iis. Ini peristiwa nyata di kelas. Idenya dari jurnal harian yg kita buat. Langsung aja ditulis. Mksh apresiasinya.

08 Aug

Aamiin ya robbal alaamiin. Sungguh guru yang bijaksana bisa memaknai dasi sedemikian jauhnya. Jazakumullah khoiron katsiro untuk pembelajarannya, ibu. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah....bu guru.

04 Aug
Balas

Aamiin. Alhamdulillah, Terima kasih apresiasi, Bunda. Begitulah siswa zaman now katanya. Kalau disentil semakin jauh. Jadi, kita yg harus masuk ke dunia mereka. Salam sukses kembali.

04 Aug



search

New Post