Dra. Diah Listyorini

Mengajar di SMPN 2 Katapang, Kab. Bandung. Alumni MG kelas WJLRC Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kilometer Nol Citarum

Kilometer Nol Citarum

Aku yang lahir dan sampai sekarang tinggal di Bandung, sebenarnya tidak asing dengan yang namanya Sungai Citarum. Dulu tempat tinggalku, di komplek militer, di kelilingi oleh Sungai Citarum. Aku hanya mendengar cerita tentang keadaan zaman dahulu sungai yang membelah Bandung ini dari nenek buyut yang memang mengalaminya. Konon kabarnya, dahulu sungai itu sangat jernih. Memancing, berenang, penambangan batu dan pasir, berperahu, bahkan juga digunakan sebagai tempat latihan militer. Tetapi, seingatku, tidak pernah kulihat sungai itu seperti yang diceritakan. Bahkan aku pernah mengalami dahsyatnya banjir dari sungai terpanjang di Jawa Barat pada tahun 1990-an. Sampai sekarang pun, yang kutahu, Bandung sering dilanda banjir akibat luapan sungai Citarum. Ya, Sungai Citarum dengan berbagai cerita dan permasalahannya.

Pagi ini aku dan bersama empat orang rekan guru harus mengikuti kegiatan Satapok di desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari. Perjalanan menuju lokasi harus ditempuh lebih dari tiga jam. Kami menikmati perjalanan yang melewati pegunungan yang sejuk dan asri itu. Sesampainya di sana ada lokasi yang menarik perhatian dengan adanya tulisan Kilometer 0 Citarum.

Lokasinya berada di kaki Gunung Wayang berketinggian 1500 meter DPL. Di sanalah titik 0 kilometer Citarum. Kilometer 0 (Nol) Sungai Citarum berada di Situ Cisanti yang berlokasi di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Berbicara Citarum tak akan ada habisnya. Selalu ada polemik yang tak pernah usai. Namun, ada pesona berbeda dari Citarum ini. Yaitu, hulu sungai yang berupa sebuah situ atau danau buatan yang terbentuk dari hasil kumpulan tujuh mata air di Gunung Wayang, selatan Kota Bandung, Jawa Barat. Udaranya sangat sejuk dan suasananya menenangkan. Angin berhembus tenang khas pegunungan.

Situ Cisanti sebagai hulu sungai Citarum sudah tertata dengan apik. Air danau tampak sangat bening dengan aneka ikan air tawar berenang di dalamnya. Di sekeliling danau tersedia jalan setapak berbatu yang disediakan untuk para wisatawan menuju tempat bertanda kilometer nol Citarum. Kursi-kursi taman pun tersebar hampir di seputaran danau yang tampak asri dan cantik. Dermaga cinta lengkap dengan miniatur perahu tak ketinggalan menjadi tempat pavorit berswafoto.

Melihat suasana ini tak heran bila Situ Cisanti menjadi lokasi pariwisata unggulan di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ternyata destinasi wisata ini berbeda dengan cerita tentang Sungai Citarum yang hampir selalu identik dengan bencana. Siapa pun yang berkunjung ke sana pasti akan mengubah energi menjadi positif tentang Citarum. Jangan sampai citra buruk Citarum yang beredar di masyarakat tertular pada kawasan Situ Cisanti atau Kilometer 0 Citarum.

Marilah kita jaga dan rawat anugerah yang telah diberikan-Nya. Alam akan membalas sekecil apapun kebaikan yang kita berikan dengan manfaat yang besar untuk anak cucu kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

pengalaman yang mengesankan ya...bu Diah kapan terulang kembali refresing sehat .

30 Apr
Balas

Iyaaa ... hayu jalan- jalan santai menikmati alam sambil menghirup udara segat pegunungan. Katanya ada jg literasi kulinernya. Yuuu ...

06 May
Balas



search

New Post