Dra. Muliati

Menulis itu jiwa dan nyawa. Jika masih bisa menulis berarti jiwa dan nyawa masih sehat. Pupuklah itu selagi ada kesempatan. Menulislah kap...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKIK BULEK MENJADI SAKSI  (TANTANGAN MENULIS HARI KE-56)

BUKIK BULEK MENJADI SAKSI (TANTANGAN MENULIS HARI KE-56)

BUKIK BULEK MENJADI SAKSI

(TANTANGAN MENULIS HARI KE-56)

Muliati

Perjalanan Pendampingan hari ini sangat menyenangkan. Serasa aku mengulang nostalgia yang pernah kualami. Bukik Bulek itulah tempat pertemuan kita yang membuat hati bahagia. Nostalgia yang cukup Panjang dan penuh warna.

Terbayang waktu kelas 3 SD aku ke Batu Bulek mengikuti kakak yang bersekolah di sana di MTsS yang ada di Tabek Gadang. Masih terbayang, di sana aku mandi disaksikan oleh Batu Bulek, betapa aku anak yang periang, mudah bergaul, dan cepat mendapatkan teman. Benarkah? Entahlah.

Selanjutnya, Batu Bulek juga yang menjadi saksi mengantarkan aku ke sana membawa mutiara hati yang gagal sekolah di Gontor dan menamatkan SMA di sana, di sekolah Sekh Adimin Ar-Radji. Dia satu-satunya yang lolos di perguruan Tinggi Negeri dari tamatan sekolah itu, di UIN Suska Pekan Baru.

Batu Bulek juga yang mempertemukan aku kembali dengan sahabat SPG konco arek, teman sama-sama belajar dan satu tempat duduk waktu sekolah. Alangkah bahagianya waktu itu, aku yang baru pulang dari Papua mengabdi selama 20 tahun, berjumpa lagi di sana. Isnarti, mengajar di SDN 03 Taram. Rasa rindu pun terobati.

Selanjutnya, Batu Bulek juga yang mempertemukan aku sebagai Guru Praktik Penggerak dengan Calon Guru Penggerak (CGP) Yesi Nofla Meri, seorang CGP yang aktif dan kreatif. Ia mengajarkan Fisika di SMP Negeri 2 Kec. Harau, Taram.bAku banyak belajar darinya, semangatnya, keterampilan IT yang ia kuasai, membuat aku bangga bersua dengannya. Semoga ini semua menjadi amal ibadah bagi kami semua.

Hari ini, Batu Bulek menjadi saksi lagi pertemuanku dengan kepala sekolah baru, juga superaktif dan banyak prestasi. M. Yusuf Lubis pindahan dari SMP Negeri1 Kecamatan Harau. Pertemuan pertama yang mengasyikkan. Tahu mengapa? Beliau menyuguhkan durian dan makan bersama. Ternyata kami sama-sama suka durian. Ha, ha. Seakan-akan beliau tahu aku hantunya durian. Tahukah Anda berapa buah durian yang kumakan? Hanya dua biji, malu berlomba dengan Pak Lubis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Banyak kenangannya....bukik bulek ni...bukan batu bulek..he..he

10 Feb
Balas

Hhh

10 Feb

Hhh

10 Feb

Keren bunda

09 Feb
Balas

Mksh

09 Feb

Duh dikit amat makan duriannya uni

09 Feb
Balas

Hehe, malu

09 Feb

Ingat nostalgia, bisa memperpanjang umur, SE akan akan kembali masa lalu. Sehat selalu bu

10 Feb
Balas

Hehe iya

10 Feb

Hehe iya

10 Feb

Musim durian telah tiba.mantul Bucan.

09 Feb
Balas

Bilo mkn durian Si

09 Feb



search

New Post