Potret Pucuk
Potret Pucuk
Muliati
Sekian Langkah sudah diayunkan
Kini merdeka diagungkan
Lambaian tangan berangsur ditinggalkan
Pucuk tumbuh tak beraturan
Rona mulai hilang
Tubuh lusuh gelandangan
Potret diri semakin bergelimpangan
Gawai menjadi Tuhan
Pucuk semakin terkulai
Ke mana mereka kita arahkan
Perisai pun sirna dan terabaikan
Pucuk tersungkur belaian rayuan
Bebas
lepas
upas
Batang mulai menangis
Merintih
pedih
Ke mana ilmu mau dibawa
Rasa mulai sirna
Asa tak punya
Akhlak porak-poranda
Siapa punya jiwa
Merdeka diagungkan
Ide terkungkung
Pikiran terbelenggu
Iman terkuras
Sirna
Bias
Harau, Hardiknas 2 Mei 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat Hardiknas dalam puisi yang cantik. Salut