Dra. Muliati

Menulis itu jiwa dan nyawa. Jika masih bisa menulis berarti jiwa dan nyawa masih sehat. Pupuklah itu selagi ada kesempatan. Menulislah kap...

Selengkapnya
Navigasi Web
MISTERI KACAMATA DI HOTEL BASCO Itu Bukan Kacamataku

MISTERI KACAMATA DI HOTEL BASCO Itu Bukan Kacamataku

MISTERI KACAMATA DI HOTEL BASCO

Itu Bukan Kacamataku

Muliati

Setelah acara pembukaan rapat kelulusan CGP, kami menuju kamar masing-masing. Kebetulan aku sekamar dengan Bu Meri Desna Penjab dari Kabupaten Solok. Aku mandi, salat asar dan berkemas menuju ruangan rapat kembali. Kami pun melangkah pasti ke ruangan. Ternyata kami sudah terlambat. Teman-teman sibuk membuka laptop masing-masing dan kelihatannya serius.

Aku melirik kiri dan kanan, apa yang mereka kerjakan.

"Ada tugaskah?" tanyaku.

"Bu Mul, masih ada nilai anak yang merah. Lihatlah di link yang dikirimkan grup " kata Elfi.

Aku buka gawai yang bersampul merah itu, kulihat lihat link di grup WA, "Wah, masih ada 6 penilaian yang belum aku laksanakan, yaitu penilaian Pendampingan Individu 7. Padahal, semua CGP sudah aku lakukan penilaiannya. Kok masih ada yang merah?” jawabku.

“Mungkin lupa. Bisa juga mungkin sinyal,” jawab seorang temanku. Barulah aku ingat, waktu melakukan penilaian PI 7 itu, sinyal internet tak bersahabat. Sehingga ada penilaian yang belum aku selesaikan. Aku harus kembali ke kamar mengambil laptop.

Aku langkahkan kaki ke kamar sendirian. Kamarku nomor 333, nomor yang cukup keren bagiku. Kebetulan tempat rapat di lantai 2 Hotel Basko Padang. Aku naik lift saja biar cepat sampai di kamar. Dalam hitungan detik, aku sudah sampai di lantai 3. Aku berjalan menyusuri gang di lantai 3. Setelah keluar dari lift, arah bercabag tiga. Satu lurus, ke kiri, dan satu lagi ke kanan. Arah kamarku cabang yang lurus. Ketika melewati gang, ada perasaan tidak enak di kudukku. Aku merasa kedinginan. Aku lafazkan surat pendek Al-Ikhlas dan Al-Alaq, dan An-Nas. Akhirnya aku sampai di kamar 333.

Aku gesekkan kartu ke pintu kamar. Kamar pun terbuka. Aku ambil laptop dan kacamata, kemudian langsung meninggalkan kamar. Aku telusuri kembali gang lantai 3 dan mataku tiba-tiba menoleh ke arah kanan. Ada lukisan abstrak di sana. Aku sempat terpana, bukan karena cantik lukisannya, tetapi ada semacam keangkeran di sana. Lukisannya pucat dan tidak bermakna. Bulu kudukku merinding lagi. Aku bergegas menuju lift kembali ke lantai 2.

Sesampainya di lantai 2, aku langsung menuju meja PP Kabupaten Lima Puluh Kota. Aku buka laptop, mengambil kacamata dan mulai membuka LMS mencari PI 7. Alhamdulillah berhasil. Aku selesaikanlah nilai CGP saat itu juga.

Kami pun lega karena penilaian sudah selesai. Kata panitia, jika malam ini sudah selesai penilaian, maka malam besok kita sudah dapat melaksanakan penutupan.

Dengan hati yang gembira kami sambut ucapan salah satu panitia. Bisa pulang cepat adalah dambaan ibu pertiwi agar cepat sampai di rumah kembali.

Magrib hampir tiba. Ada kawan-kawan yang ke kamar dan ada juga yang menuju tempat makan malam dihidangkan. Kami memilih menuju tempat makan, barulah ke kamar untuk melaksanakan salat Magrib.

Aku lupa dengan siapa menuju tempat makan. Apakah dengan Eva Suzana atau dengan Meri Desna. Aku hanya mengingat, meletakkan laptop di meja panitia, mengambil nasi dan lauk, kembali ke meja di dalam ruangan. Di sanalah kami makan.

Selesai makan, kami ambil laptop dan menuju ke kamar. Sampai di lift, kami bertemu teman dari Agam bernama Yusril dan kawan-kawannya. Tetiba di gang aku merinding tadi, Pak Yusril berkata, "Jika melihat gambar itu, jangan lama-lama ya!" katanya sambil menunjuk ke arah gambar.

Aku melihat lagi ke gambar itu. Wah, ternayata bukan aku sendiri yang melihat gambar itu aneh. Kawan-kawan pak Yusril ternyata juga merasakan apa yang aku rasakan.

Aku lebih duluan sampai di kamar di antara teman-teman tadi. Aku buka kamar dan mengucapkan assalamualaikum. Sesampai di kamar, aku berwuduk, selanjutnya melaksanakan salat Magrib. Selesai salat Magrib, aku buka gawai dan membuka Al-Qur'an. Aku membaca surat-surat pendek sampai waktu Isa. Begitu juga temanku yang dari Solok, melakukan salat dan menonton televisi. Kami bersantai sejenak sampai waktu Isa tiba.

Selesai salat Isa, kami kembali ke ruang rapat. Aku mau melihat kembali apakah laporan sudah selesai atau belum. Ternyata ada 3 laporan CGP yang belum aku unggah. Aku buka kantong tas laptop untuk mengambil kacamata. Si kacamata tidak ada di sana. Aku lanjutkan pekerjaan tanpa memakai kacamata. Akhirnya selesai juga laporan CGP angkatan IV Kabupaten Lima Puluh Kota. Sementara kelompok Agam masih memberikan penilaian di LMS.

Aku kembali gelisah memikirkan kacamata. Ada di mana ia? Aku laporkan kepada panitia. Mereka menyuruhku melaporkan kepada petugas hotel. Aku tanyakan kepada petugas hotel, katanya tidak ada melihat kacamata sewaktu membersihkan meja sore tadi.

Aku pun mulai berpikir. Mungkin aku memasukkan ke salah satu tas teman tanpa kusadari karena tas kami sama motif dan warnya. Motif kotak-kotak berwarna coklat. Teman-teman pun dengan sigap melihat tas mereka. Tidak ada si kacamata.

Pagi hari kedua, 29 November 2022. Penggeledahan dilakukan pada tas Dewi yang diletakkan di kamarnya. Kami juga tidak menemukannya. Terakhir, persangkaanku kepada Pak Jamal, yang sore itu duduk bersebelahan denganku. Pak Jamal pun tidak menemukan kacamata di tasnya.

Alah, Mak... ! Ke mana kacamataku. Belum 3 bulan aku membeli dan memilikinya, haruskah aku berpisah dengannya? Seumur hidup berkacamata, belum pernah hilang dari sisiku. Kali ini, kacamataku lumayan bagus kualitasnya dengan harga lumayan mahal harganya, tentu menurutku. Kini, ia menghilang dariku.

Aku tanyakan lagi kepada panitia dan pihak hotel, tidak ada yang menemukannya. Terus.... ke mana si kacamata. Apakah tercecer di gang yang membuatku merinding bila melewati gambar misteri itu?

Hari ketiga, kegiatan berakhir. Aku kembali menanyakan kepada panitia dan petugas hotel tentang kacamata itu. Tidak juga kuperoleh jawaban penemuan. Akhirnya, aku berusaha melupakannya. Semakin aku ingin melupakannya, semakin gundah hati ini. Ada yang menyeruak dalam pikiranku. Mengapa aku tidak mengumumkan langsung di depan semua guru PP, yang hadir waktu itu. Itulah kesalahan yang terbesar bagiku.

Setelah acara penutupan, kami pun kembali ke daerah masing-masing. Kutinggalkan cerita kacamata di Kota Padang Tercinta. Ia bukan milikku lagi, walaupun hati masih berharap memilikinya.

Kami pun sampai di rumah pukul 16.00. Senang rasanya sampai di rumah dengan selamat. Rasanya ingin beristirahat, namun pekerjaan rumah menanti, setelah 3 hari ditinggalkan.

Malamnya, ada chatingan bu Yayuk, panitia kegiatan dari BGP. Ia mengirimkan foto kacamata di WA.

"Apakah itu kacamata, Ibu?" tanyanya.

Kuperhatikan kacamata yang ada di foto itu. Kacamatanya berukuran besar dan bentuknya bulat. Aku yakin, yang punya kacamata sudah minus 4. Warnya hitam dan memiliki rantai. Sementara kaca mataku kecil, berbentuk oval, dan gagangnya berwarna ungu.

"Bukan, Bu!" jawabku.

Pertanyaannya, apakah kacamataku tertukar dengan kacamata yang besar itu? Apakah raib ditelan waktu? Apakah aku salah memasukkan ke tas orang lain? Entahlah!

Aku masih berharap, agar ia kembali ke mataku.

Tragedi Rapat Kelulusan CGP Angkatan IV. 28-30 Desember 2022.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kok bisa hilang gitu ya Bu Mul. Hih....merinding kalau dipikir-pikir

05 Dec
Balas

Tu lah bu Fit. Aneh kan?

06 Dec

Keren kisahnya, sedikit horor ya bun

05 Dec
Balas

Ya, bu Sofi

05 Dec

Duh uni kasian amat kacamata nya bisa raib, semoga masih milik uni dan ada yang mengembalikan kecamatanya

05 Dec
Balas

Amin. Terima kasih doanya, Dik

05 Dec



search

New Post