Mengalah untuk Menang
Menulis hari ke- 1495
Mengalah untuk Menang
oleh: Nurmariana
Andi terkejut ketika tiba-tiba terdengar kaleng khongguan yang isinya palsu itu dibanting oleh tuan rumah. Dengan susah payah Rina membuat rempeyek kacang hijau. Rempeyek itu hancur berantakan dan berserakan di lantai depan TV.
“Waduh rasanya sakit sekali saat tak dihargai orang.” Ada emosi terpancar di wajah Andi dan Rina.
“Kalau sudah begini apa pun yang kita katakan tidak akan menyelesaikan masalah,” ujar Andi.
“Lebih baik kita pulang saja!”
“Lho, mengapa kita pulang?”
“Percuma kalau kita konfirmasi juga tidak akan menyelesaikan masalah. Pasti beliaulah yang hebat dan kita salah.”
“Jadi kita pulang?“
“Ya, lebih baik kita pulang. Mengalah untuk menang!”
"Aih, seperti pemilu saja."
"TPS sudah tutup."
Tanjungpandan, 19 Februari 2024
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Duh... kok emosi gitu? Tapi bener juga, mending ditinggal dulu hehe... Keren, Bun
Trims bunda, sudah mampir dan apresiasi ceritaku. Salam literasi sehat selalu.
Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan
Trims PK Yei sudH mampir berkunjung dan aresiasi ceritaku. Salam literasi dan sehat selalu.
Waduh kenapa bisa begitu...bun
Alhamdulillah
Mantap ceritanya, bu. Salam sukses selalu!