Pelajaran ke empat usai. Ini merupakan jam terakhir diriku. Sebelum melanjutkan tugas berikutnya, yaitu mempersiapkan komputer untuk simulasi. Kulangkahkan kakiku menuju mushola, untuk melaksanakan sholat dhuha. Empat rekaat sudah terlaksana. Kulanjut dengan doa. Begitu melepakan mukena, kudengar suara keributan di kelas sebelah.

Langsung saja kakiku kulangkahkan ke kelas yang terdengar suara gaduh. Betapa terkejutnya diri ini. Begitu sampai di depan pintu, kulihat seorang anak yang sedang berdiri. Baju yang sudah keluar, wajah yang begitu seram, seolah tangan itu segera memukulkan ke teman yang di depannya.

"Ada apa, nak?" Tanyaku. "Enggar akan berkelahi dengan Dimas, bu ", Jawab para siswa. Begitu mendengar kata berkelahi, kusuruh sang ketua kelas memanggil guru BK. Kemudian kusuruh si anak tadi duduk. Namun tidak duduk. Kutinggikan nada suaraku. maka duduklah anak tersebut.

Rupanya ini yang bernama Enggar, pikirku. Saya tidak mengajar kelas ini, tapi sudah sering mendengar nama Enggar. Anak ini memang sering membuat masalah di kelasnya. Kulanjut bertanya, "Jam pelajaran apa sekarang?". "Agama, Pak. Fajrul", jawab mereka. Oooo..mungkin guru piket lupa menyampaikan tugasnya. Menyebabkan siswa akan berkelahi. Maka saya suruh saja melanjutkan pelajarannya, dengan membaca buku.

Begitu guru BK datang, anak yang bernama Enggar dan Dimas diinterogasi oleh guru BK tersebut. Ditanya sebabnya, ternyata masalah sepele. Hanya karena Dimas memegang periut Enggar, saat akan menuju ke kamar kecil, karena tidak sengaja. Hanya masalah seperti itu kok akan berkelahi?

Kemudian mereka diminta saling berjabat tangan, saling memaafkan. Bila terjadi perkelahian di luar jam pelajaran, sekolah tak keberatan untuk mengeluarkan siswa tersebut.

Ada apa denganmu nak? Hanya masalah sepele kok bisa akan berkelahi.

Isilah hari-harimu dengan berkarya nak. Janganlah kau nodai hanya karena masalah yang sepele.