Menjadi impianku untuk menulis buku. Sampai usia hampir kepala lima, belum terujud.Padahal salah satu tuntutan tugas untuk kenaikan pangkat adalah menulis buku. Baik buku ilmiah maupun buku populer. Ataupun Penelitian Tindakan Kelas.Namun bagi diriku sangatlah sulit untuk mengeluarkan ide ide yang ada di benakku. Merangkai kata kata yang indah yang enak dibaca. Juga tidak tahu ke mana aku harus mengirimkan naskahku. Siapa nanti yang akan membaca bukuku? Kapan waktuku untuk menulis,di sekolah saja mengajar di kelas waktu sudah terbuang habis untuk mencerdaskan anak bangsa. Sampai di rumah sudah sore, melanjutkan aktivitas keluarga, kegiatan sosia di masyarakat.

Dengan adanya pelatihan Sagu Sabu, aku yakin alasan alasan klasik itu akan hilang. Aku dipaksa untuk membuat tulisan. Otak harus kukuras untuk mengeluarkan ide ide yang membentuk untain kalimat yang menarik. Dengan paksaan inilah mungkin cara diriku untuk menghasilkan karya.Harus punya komitmen untuk meluangkan waktu yang hanya digunakan untuk chatingan dengan teman teman dirubah untuk menuangkan ide-ide yang ada di benakku.

Impianku yang di langit, menulis, harus terujud.Kata nara sumber teman guru yang bisa menulis tubuhnya juga masih sehat, masih bekerja. Bisa mengeluarkan uneg-uneg yang ad di benaknya.

Ujud sukur inilah yang harus digunakan untuk mewujudkan impianku. Menulis mengasikkan. Aku harus mencoba.