#Tantangan Gurusiana

#Hari ke 77

Konsep dasar IPS adalah penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk diterapkan di sekolah, juga merupakan suatu pendekatan interdisipin dari pelajaran-pelajaran ilmu sosial yang diitegrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti ekonomi sejarah, geografi dan sosiologi .

Dari keempat cabang ilmu tersebut, pelajaran sejarah dianggap siswa sulit dan membosankan, dan Guru terjebak ke dalam pencapaian target materi yang banyak sehingga kerap melupakan hak-hak siswa untuk bisa keluar dari kejenuhan yang dihadapinya dan baru menyadari pada saat melakukan test ternyata minat siswa dalam belajar sejarah rendah terbukti dari wawancara yang di lakukan semua kelas VIII pada awal Desember 2019

Kenyataannya siswa sering susah mengingat kejadian sejarah, pelaku sejarah, tahun kejadian suatu peristiwa dan hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lain, biasanya dalam buku-buku pelajaran ada peta konsep yang di tampilkan secara monoton dan kaku. Pembelajaran sejarah bukan hanya sekadar menekankan kepada pengertian konsep-konsep sejarah belaka, tetapi bagaimana melaksanakan proses pembelajarannya, dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar-benar bermakna. Dengan pembelajaran koperatif, tentu bahan sejarah yang di pelajari tidak hanya sekadar menjadi sesuatu yang dihafal dan diingat, melainkan ada sesuatu yang dapat dipraktikkan dan dilatih dalam situasi nyata dan dilakukan bersama-sama . Dalam pembelajaran kooperatif pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang . Artzt & Newman ( 1990 ) ( dalam buku Trianto, M.Pd , 2018:56 ), mengatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya..

Sehubungan dengan ini maka penulis yakin penggunaan metode mind mapping sejalan dengan pembelajaran kooperatif yaitu menggunakan mind mapping untuk menyelesaikan pembelajaran Proses persiapan Kemerdekaaan Indonesia secara berkelompok ( kooperatif ) dan satu sama lain saling membantu agar tugas tersebut berjalan dengan baik dan sukses, di samping itu memotifasi semangat belajar siswa satu dengan lainnya.dalam pembelajaran tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Dari wawancara yang dilakukan pada siswa untuk mengetahui pengalaman belajar-mengajar di kelas IX G semester I maka dapat terlihat sejumlah masalah yang selama ini di rasakan dalam pembelajaran IPS antara lain adalah :

a) Siswa sebagian besar kurang berminat dengan pelajaran sejarah, karena merasa tidak terlalu bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Siswa yang menyenangi pelajaran sejarah karena guru menerangkan semangat dan menarik sementara proses pembelajarannya dengan ceramah

c) Untuk pengetahuan konsep sejarah mereka menemui kesulitan karena memerlukan daya ingat yang tinggi .

d) Pelajaran sejarah sungguh membosankan karena pelajaran ini hanya membahas kisah masa lampau yang tidak menarik.

e) Untuk kegiatan diskusi siswa cenderung menyukainya karena dapat saling membantu jika ada tugas yang tidak dimengerti dan sulit dilakukan sendiri.

Berpedoman dari hasil wawancara itulah akhirnya kami membatasi masalah hanya pada Upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami Pelajaran IPS pada materi Proses Persiapan kemerdekaan indonesia dengan menerapkan metode Mind Mapping di kelas IX G SMP Negeri 2 Telukjambe Barat

Apakah dengan Metode pembelajaran Mind Maping dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami pelajaran IPS dalam memahami Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia di Kelas IX G SMPN 2 Telukjambe Barat Barat Kabupaten Karawang

Tujuan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami Pelajaran IPS pada materi Proses persiapan Kemerdekaan dengan metode Mind Mapping di kelas IX G SMP Negeri 2 Telukjambe Barat Barat

1.Bagi Siswa

1) Memberikan pengalaman dalam membuat peta konsep yang menyenangkan.

2) Meningkatkan rasa tanggung jawab bersama.

3) Memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan minat pada pelajaran IPS /Sejarah.

4) Membantu siswa memudahkan mengerti pelajaran IPS /Sejarah .

2.Bagi Guru

1) Meningkatkan provesionalisme

2) Meningkatkan kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi di kelas

3) Menumbuhkan kemampuan guru mengajar materi sejarah yang nota bene bukan latar belakang materi kuliah yang di ampu penulis, bagi penulis sejujurnya pelajaran sejarah yang selama ini dianggap tidak menarik, karena keterbatasan penulis dalam penguasaan materi nya..

3.Bagi Sekolah

1) Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis

2) Terciptanya kerjasama yang harmonis antara guru, siswa, dan lembaga

3) Membantu menumbuh kembangkan minat siswa demi kemajuan pelajaran IPS di sekolah sehingga kedepannya meningkatkan mutu lulusan .