Dra. SUPARTIK, M.Pd.

Alumni Magister Pendidikan Dasar Unimed 2012 Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi / TK Negeri Pembina Kec. Padang Hilir Kota Tebing Tinggi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita kehidupanku Eps.30
#tantagangurusianaharike-30

Cerita kehidupanku Eps.30

#tantangangurusianaharike-30 Cerita Kehidupanku Eps.30

Setiap pasangan suami-isteri,mmengharap kan kehadiran si buah hati, yang lazim disebut anak. Bila berbicara anak, ada hal yang menarik. Sebab ada yang menggolongkan anak menjadi beberapa golongan. Dalam satu kesempatan mendengar ceramah, seorang ustaz menyampaikan, "golongan anak." Anak, menurut bapak ustadz terdiri dari empat golongan. Golongan pertama adalah "Anak Pisang dan anak bambu." Golongan anak pisang atau anak bambu, merupakan anak yang hidupnya di sekitar orang tuanya. Mereka membangun rumah tangga dan juga rumah tinggal, tidak jauh dari ayah ibunya. Bila dalam satu keluarga memiliki lima anak, orang tua mereka akan membangun lima rumah berderet ke kiri dan ke kanan. Tidak menutup kemungkinan bila anak mereka kelak berumah tangga akan berdomisili di sekitar rumah tersebut. Semboyan "makan tidak makan yang penting kumpul," barang kali yang menjadi kan mereka termasuk pada golongan anak pisang atau bambu. Namun bukan hanya anak yang menjadi anak pisang, orang tua juga ada yang tidak ingin jauh dari anak-anaknya, sehingga mereka berkumpul dalam satu rumpun. Golongan yang kedua adalah "Anak Panah." Mari perhatikan anak panah. Saat anak panah lepas dari busurnya, ia tidak akan kembali lagi. Anak panah dapat melesat jauh nun di sana karena busurnya. Setelah anak panah lepas dari busurnya, ia tidak perduli dengan busur yang telah menghantarkannya pergi jauh. Anak yang digolongkan anak panah adalah, anak yang tidak mengingat kembali pada orangtuanya, setelah ia mampu berdiri sendiri. Ia beranggapan bahwa memberi penghidupan pada anaknya merupakan tanggung jawab orang tua. Sehingga ia tidak merasa terhutang budi, dan tidak perlu membalas budi orang tuanya. Golongan anak panah ini menganggap orang tua bagaikan busur panah.bila anak panah tidak ada lagi, maka busur panah bagaikan benda yang tidak ada gunanya. Golongan yang ketiga adalah "Anak Gilingan dan Anak Lesung." Perhatikan anak gilingan atau anak lesung. Kedua anak tersebut kerap menggerus. Saat anak gilingan digunakan untuk menggiling sesuatu, berulang-ulang ia menekan gilingan, sementara yang digiling hanya diam tidak melawan. Bahkan demi menghasilkan gilingan yang sempurna anak gilingan tidak segan-segan untuk memukul Gilingan. Anak lesung juga tidak ada bedanya dengan anak gilingan, tanpa sungkan anak lesung terus memukuli lesungnya berulang-kali bahkan bila lesungnya bergerak yang memainkan anak lesung akan memijak lesung tersebut. Golongan berikutnya adalah "Anak Tangga," perhatikan tangga. Tangga merupakan sarana yang digunakan untuk naik ke tempat yang lebih tinggi. Untuk menuju tujuan yang lebih tinggi lagi diperlukan arah dan sarana. Arah dibutuhkan kan agar tepat sasaran dengan yang dituju, sementara tangga diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi lagi. Agar seseorang sampai ke tempat yang lebih tinggi lagi, ia akan menapaki dan memijak satu demi satu anak tangga, hingga sampai tujuan. Apabila anak tangga terlalu rapat, sehingga orang yang menapaki terasa letih, anak tangga yang dijadikan sasaran kemarahan mengapa jumlah anak tangganya begitu banyak. Anak tangga tidak pernah keberatan dengan statusnya. Termasuk ke dalam golongan apakah kita sebagai anak.? Apakah golongan anak pisang? yang tidak pernah lepas dari orang tua, atau anak panah sekali meninggalkan orang tuanya tidak ingat untuk kembali. Ataukah anak gilingan, yang terus menggerus orang tua, tidak perduli apakah orang tua masih sanggup dengan tekanan anaknya. Atau menjadi anak tangga, yang selalu menyediakan bahunya untuk dipijak demi membantu orang untuk memenuhi tujuannya yang lebih tinggi. Anak tangga tetap akan dicari walaupun si pengguna telah sampai pada tujuannya. Sebab bila siapapun yang telah sampai puncak tertinggi suatu waktu akan turun. Menjadi golongan anak yang mana kita, hanya diri sendiri lah yang mengetahui. Semoga diantara pembaca tidak ada yang menjadi anak gilingan, atau bahkan anak panah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tebingtinggi, 13 Februari 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga jadi anak yg terbaik dan punya anak yg terbaik pula. Setuju kan bu?

13 Feb
Balas

Semoga menjadi anak yang shaleh dan shaleha ya ibu ku sayang.Bagus tulisannya

13 Feb
Balas

Tulisan yang sarat info, bu..

12 Jun
Balas



search

New Post