CEMBURUKU

Oleh: Wiwit Widyawati

# Tagur 239

Kedatangan perempuan yang mengaku istri muda ayah telah menorehkan luka hatiku. Tak percaya dengan apa yang terdengar. Kuhempaskan tubuhku di pembaringan. Rasa sesak menghimpit rongga dada ini. Tak sabar menunggu kedatangan ayah.

Kudengar mobil menderu masuk pekarangan rumah, bau asap mobil masuk melalui celah-celah jendela kamar. Kusingkap sedikit bagian pinggir gorden jendela. Detak jantungku bertalu saat kulihat lelaki itu turun. Ayah pulang tepat waktu. Tak sabar tuk melampiaskan kekesalanku,meski tahu tak seharusnya kulakukan.

Aku tergesa mengikuti ayah masuk ke kamarnya. Melihat sikapku yang tak seperti biasanya,ayah menegurku. Seketika aku menangis sambil menunjukkan foto dari gawai dan jelaskan perempuan itu. Tetiba ayah mengusap kepalaku. Kutepis tangan ayah atas rasa cemburuku. "Dia itu Bu Marta pimpinan kantor cabang baru milik Ayah dan Ayah menyebut kantor cabang baru dengan istilah istri muda,"ucap ayah dengan tersenyum melihat kecemasanku. Rupanya aku salah tafsir dengan ucapan istri muda yang sempat kudengar kala Bu Marta berbincang dengan bunda.

Tasikmalaya, 28022021