Dra. Wiwit Widyawati

Wiwit Widyawati lahir di Pekalongan tinggal di Tasikmalaya. Bergabung di sini karena ingin belajar menulis dan menambah wawasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGINTAIA DI KESUNYIAN MALAM
kisspng-granny-animation-animated-cartoon-breathing-5ae2150e8b9ec4.2207863815247659665719.jpg

PENGINTAIA DI KESUNYIAN MALAM

PENGINTAIA DI KESUNYIAN MALAM

Oleh :Wiwit Widyawati

#Tagur hari ke-244

Cerpen Bagian ke-1

Suara burung di malam hari membuat malam semakin mencekam. Gonggongan anjing terdengar samar-samar. Rangga berhenti di depan rumah Nek Srini dan duduk di kursi bambu. Kain sarung menyelimuti tubuhnya. "Rangga kenapa berhenti dan duduk di sini?, Saya khawatir Nek Srini marah bila tahu, "ucap Agil kepada Rangga. "Tidaklah, sudah malam begini Nek Srini pasti sudah tidur nyenyak." tegas Rangga. Rangga dan Agil melanjutkan ngobrol sambil menunggu rekan rondanya.

"Jangan berisik, Nenek mau tidur!," ucapnya dengan suara parau. Rangga menatap Agil. “Ternyata Nek Srini ronda di dalam rumahnya. Coba Ia keluar dan memberi kita secangkir kopi dan cemilan, pasti suasana tak mencekam seperi ini,”bisik Rangga sambil membetulkan sarung di badannya.

“Nek Srini mengapa belum tidur?,” ucap Rangga membalas ucapan Nek Srini.

Nek Srini diam tak menyahut.

“Nek Srini sudah tidur kali Ngga, bahkan bermimpi bertemu Arjuna yang berparas menawan di Hastinapura,” ucap Agil berbisik sambil membekap mulut Rangga yang terlihat akan tertawa.

Malam semakin larut, rekan ronda yang lain tak jua menampakkan batang hidungnya. Agil menganjak Rangga beranjak tuk berkeliling. Sesekali memukul tiang listrik agar warga selalu waspada menjaga tidurnya.

Rangga mengarahkan senter, saat melihat kelebat seseorang. Mereka berjalan ke arah itu, namun tak ada siapa pun. Yang terlihat hanyalah dua ekor kucing dengan suara silih sahut mirip suara seorang bayi,meong..meong. Suara kucing semakin keras memecah malam.

Rasa penasaran pada bayangan hitam membuat mereka berjalan dengan siap siaga. Kepala dan mata mengawasi suasana. Rangga merasa yakin bayangan itu manusia bukan lelembut yang kini sedang ramai diperbincangkan.

Mereka berhenti di depan rumah mewah tak jauh dari rumah Nek Srini. Bangunan megah bercat putih dengan tiang besar menjulang hingga lantai dua. Rumah itu telah lama kosong sejak pemiliknya meninggal beberapa bulan yang lalu. Kini rumah itu telah ada yang menyewa. Rangga dan Agil tak mengenal mereka. Terdengar desa- desus penghuninya pemasok barang. Entah memproduksi apa mereka tak tahu. Mereka hanya sering melihat mobil boks keluar masuk dari rumah itu.

Rangga dan Agil mengawasi bangunan bercat putih dengan saksama. Jiwa anak muda yang haus akan rasa penasaran. Mereka Nampak mengendap-endap dan bersembunyi di belakang warung dengan minim pencahayaan.

"Agil sembunyi, lihat dua lelaki yang turun dari mobil itu sangat mencurigakan. Kita awasi!." Seru Rangga.

Mereka melihat dua lelaki bergegas masuk membawa dua dus besar. Hanya sebentar lalu keluar dan meninggalkan rumah itu. Rumah megah pendatang baru.Rasa ingin tahu memuncak dalam kalbunya. Menggebu, melumat angan ingin buktikan desas-desus.

Rangga menarik tangan Agil menuju mobil lelaki itu.”Maaf Pak, mengapa malam- malam begini Bapak bertamu dan barang apa yang Bapak kirim?” tegas Rangga penuh selidik. Lelaki itu mengatakan bahwa mereka tak tahu isi barang yang mereka bawa, karena mereka hanya menjalankan tugas dari big boss. Meski ada rasa takut pada lelaki berwajah sangar, kulit hitam, dan bertato itu Rangga dan Agil meminta menujukkan KTP mereka.

“Anda jangan mencampuri urusan Kami jika Anda ingin selamat dan tidak timbul masalah!,” bentak lelaki bertato dengan mendorong Rangga. Agil segera menangkap tubuh Rangga agar tak jatuh. Lelaki itu segera tancap gas meninggalkan mereka.

(Bersambung)

Tasikmalaya, 05032021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, apa yang dilakukan orang itu? Pekerjaan apa yang diperintahkan Big Boss-nya? Siap membaca lanjutannya.

09 Mar
Balas



search

New Post