PASIEN CANTIK DI MALAM SUNYI (2)
PASIEN CANTIK DI MALAM SUNYI
Oleh: Wiwit Widyawati
Tagur hari ke-252
“Bu pasien itu terus memaksa Saya, ia menatap dengan penuh kebencian.”ucap Mang Totok sambil mengikutiku menuju ruang pasien.
Kulihat wanita itu sudah siap pulang karena sebentar lagi ada yang menjemput. Kusetujui pintanya walaupun dengan berat hati. Terdengar deru motor berhenti di depan garasi , terlihat laki-laki entah ojek atau siapa. Ia membawanya. Cuaca gelap mengaburkan pandangan jauhku. Udara dingin yang menusuk dan cuaca malam yang semakin gelap memaksaku masuk. Meski sebentar kulanjutkan menemukan mimpi.
Dua hari telah berlalu tapi ingatanku pada bayi dan pasien itu masih berkecamuk. Nuraniku tak bisa lepas mengingatnya.
" Sehatkah Ibu dan bayinya?," tanya hatiku.
Kuambil dan kubuka catatan mang Totok di buku pasien. Mencari dan mencatat alamat pasienku itu. Kuajak seorang asisten di puskemas tempatku bekerja. Aku menuju ke alamat yang telah kusimpan pada gawai. Kutemukan rumahnya di pelosok desa yang lumayan sulit dijangkau. Mobil tak bisa masuk, jalanan sempit. Terpaksa aku titipkan di rumah penduduk. Melanjutkan perjalanan kutempuh dengan ojeg. Rasa lelah dan nyeri badan karena jalan berbatu tak kuhiraukan.Tujuan menemukan pasienku menggebu dalam dada.
Matahari menembus dan basahi baju panjangku, Berkat bantuan masyarakat akhirnya alamat pasien kutemukan. Aku berhenti sejenak di depan rumah itu, rupanya sedang ada kenduri. Sambil menunggu acara selesai aku ngobrol dengan dua orang yang mengantarku.
“Ibu akan menemui siapa dan ada kepentingan apa jauh-jauh dari dusun datangi kampung ini?”kata salah seorang pengojeg itu.
“Oh, Saya akan memeriksa pasien yang bernama Riani.Ia melahirkan dua hari yang lalu. Riani memaksa pulang. Saya khawair dengan kesehatan mereka. Riani dijemput oleh seseorang, padahal cuaca masih gelap di malam itu.”
Mereka terperanjat dengar ceritaku. Kenduri telah usai, aku beranjak meninggalkan mereka meski ada kata yang tersekat, belum sempat terucapkan oleh mereka.
Kala aku bertemu keluarganya, dan mengurai maksud kedatangan tuk memerikasa kesehatan Riani dan bayinya, mereka ternganga. Kulihat mata bunda Riani membasah.
“Riani telah meninggal dua hari yang lalu. Ia dibunuh pengojeg langganannya. Cinta tak bersambut membuat dendam di hatinya. Saat Riani akan ke rumah mertuanya tak sengaja ia naik ojeg itu, lalu Riani dibawa ke semak-semak . Riani dibunuhnya,” ucap bunda Riani berurai air mata.
Aku terdiam dengar cerita mereka dengan seribu tanya. Mengapa semua ini bisa terjadi,perempuan yang telah tiada melahirkan di tempatku,”kata batinku.
(Selesai)
Tasikmalaya, 13032021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Walau ceritanya seram, Tetap penasaran mengikutinya sampai selesai,, Keren pisan buk Wiwit... Sukses selalu
Terima kasih hadirnya
Serem ceritanya Bunda. Keren
Terima kasih
Tuuh kan bener. Ceritanya berbumbu horor. Pembunuhan lagi. Lalu melahirkan. Hiii... Pinter banget bikin cerita horornya. Saya mah suka takut sendiri.
He he saya juga suka takut tapi saya suka cerita horor.
He he saya juga suka takut tapi saya suka cerita horor.
He he saya juga suka takut tapi saya suka cerita horor.
Cerita yang menarik. Ada horornya juga. Sukses selalu,Bu Wiwit.
Terima kasih Pak Edi
Ikut sedih dengan kisah Riani. Keren bu kisahnya. Sehat dan sukses selalu
Terima kasih Bun
Keren Bu cerpennya.sukses selalu
Terima kasih hadirnya
Jadi merinding bacanya, Bu. Kisah yang menarik. .. Salam sukses, Bu.
Terima kasih
Keren ceritanya Bunda
Terima kasih Bucan
Cakep ceritanya Bunda, beribu tanya dalam benak, siapakah Riani yang telah ditolongnya , salam sukses selalu
Entahlah tapi itu kejadiannya,terima kasih
Hiiy ceyem
He he , terima kasih sudah hadir
Lha dalah..ikut merindi g bacanya ...keren bunda cerutanya pakai misteri...sehat n sukses sll nggih
Matur nuwun Mba cantik
Keren ceritanya bu
Terima kasih
Keren banget Bunda ulasannya salam literasi dan izin follow
Terima kasih Bun