Hijrah ke MWC ke—6

Saya berhijrah ke MWC bukan tidak punya alasan. Mungkin sebagian orang ,saya dianggap tidak berpendirian. Dari satu wadah pindah ke wadah lain.Kalau dilihat sepintas lalu memang seperti itu. Tapi kalau didalami apa yang saya alami , bapak /ibu pasti setuju dengan sikap yang saya ambil, yaitu hijrah.

Mengapa saya harus hijrah ke MWC ,karena di MWC saya mungkin bisa menyalurkan bakat menulis saya yang boleh dibilang dalam tahap pemula. Adik saya yang telah lebih dulu bergabung dengan MWC, sudah menghasilkan dua buah buku. Saya yang sudah lebih dulu bergabung dengan sebuah wadah yang memfasilitasi guru untuk menulis buku juga, sampai hari ini buku saya itu belum juga saya terima.Berawal dari kekecewaan itu saya memutuskan harus hijrah, walaupun saya naanti akan dicap tidak solid dengan komitmen awal.

Menuntut ilmu itu tidak terbatas dengan tempat, terbatas dengan waktu, terbatas dengan usia.Kita merdeka memilih dimana kita akan mendapat ilmu itu dengan baik. Merdeka memilih kapan kita punya waktu untuk menimba ilmu itu.itu prinsip yang saya pegang.

Saya bergabung dengan MWC ini betul-betul untuk memberikan motivasi bagi saya untuk menulis lagi.Sebab bakat menulis saya sudah ada dari dulu ketika saya masih sekolah di tinkat tsanawiyah.Saya waktu itu suka menulis puisi.Saya tidak membayangkan buku saya akan dapat mengantarkan saya naik pangkat karena waktu pensiun sudah diambang pintu. Saya mengikuti kegiatan ini untuk menyalurkan bakat menulis saya yang terpendam.

Harapan besar tertompang kepada MWC untuk bisa memfasilitasi kami guru untuk menyalurkan inspirasinya. Kami penulis pemula berharap ada pil semangat yang tak putus—putus diberikan kepada kami penulis pemula ini. Sehingga semangat kami tidak padam. Semoga.