Malangnya nasibmu guru..

Miris sekali rasanya membaca berita tentang peristiwa yang menimpa teman guru, Bapak Ahmad Budi Cahyono, guru SMA Negeri 1Torjun Sampang , Madura. Tidak ada yang salah yang dilakukan guru kalau menegur muridnya yang telah menggangu jalannya proses belajar mengajar. Apalagi kalau si murid sudah mengganggu temannya.

Tapi mengapa sang murid begitu tega memukul gurunya sampai mengantarkan kepada kematian. Kemana hati nurani murid zaman now? Apa sebenarnya yang sedang kita hadapi sekarang. Apakah kita guru sudah tidak berharga lagi dimata mereka? Apakah kita guru sudah tidak berarti lagi dimata mereka. Sungguh malang nasibmu guru.

Yang paling menyedihkan lagi, ketika bapak Ahmad Budi baru guru honor yang hanya menerima honor Rp 400.000,00 sebulan. Sementara istri yang ditinggalkan tengah hamil 4 bulan. Pengabdian beliau dibayar mahal sekali.

Apakah masih ada kata maaf bagi murid seperti itu. Apakah masih ada keringanan hukuman baginya. Yang jelas hukuman yang meringankan karena si murid masih di bawah umur, si murid mungkin punya kelainan mental. Pokoknya pasti ada saja cara untuk meringankannya. Kita tunggu saja apa yang akan diberikan kepada si murid tersebut.

Begitulah nasib seorang guru zaman now. Banyak dilema yang dihadapi dalam menghadapi murid zaman now. Kalau dibiarkan perangai mereka ngelunjak, kalau ditegur nyawa taruhannya.Semoga apa yang dialami Bapak Ahmad Budi tidak terulang lagi pada teman guru lainnya.

Mari kita petik hikmah yang terjadi pada peristiwa ini. Kita guru perlu banyak belajar menghadapi murid zaman now. Emosi mereka cepat tersulut dengan hal-hal yang sepele saja. Mereka tidak pernah mau disalahkan, walaupun sebenarnya salah.

Kita doakan semoga Bapak Ahmad Husnul Khatimah, diterima semua pengabdiannya oleh Sang Pemilik Kehidupan. Aamiin.