Dra. Yurniati Moenir

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengorbanan Ibu di Antara Dua Amanah

Pengorbanan Ibu di Antara Dua Amanah

Pengorbanan Ibu di Antara Dua Amanah

Menjadi seorang ibu dambaan setiap wanita. Tidak ada satupun wanita di dunia ini yang tidak ingin menjadi ibu dan mendapatkan anak yang lahir dari rahimnya. Bahkan banyak wanita yang rela mengeluarkan uang berapapun jumlahnya , demi mendapatkan si buah hati. Sebab Seorang ibu adalah sosok yang sangat mulia dalam kehidupan ini. Bahkan Nabi Muhammad SWA mengatakan dalam hadis beliau bahwa sorga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.

Bagiku menjadi ibu sebuah kemuliaan dan rahmat yang diamanahkan Allah kepadaku. Kalau dalam logikanya, asku tidak mungkin melahirkan mengingat umur yang sudah menginjak 35 tahun. Akan tetapi Allah mempunyai rahasia lain yang tidak dapat kita ketahui. Allah mentakdirkan saya bisa hamil dan melahirkan anak pertama pada usia 35 tahun. Dokter mengatakan bahwa aku berisiko tinggi untuk melahirkan pada umur tersebut. Tapi aku yakin Allah itu Maha Mengatahui yang tidak kita ketahui. Aku yakin Allah itu tidak akan pernah membebani umatnya kecuali apa yang sanggup dia memikulnya.

Aku lalui kehamilan dengan santai tanpa beban. Insyaaallaah aku tidak pernah meninggalkan kewajiban yang diamanahkan negara kepadaku sebagai guru di sebuah desa yang berjarak 30 KM dari tempat tinggalku. Aku harus bolak balik setiap hari dengan kendaraan umum. Allah memberikan kekuatan dan kesehatan selama kehamilan itu. Apa yang dikhawatirkan dokter Alhamdulillaah tidak pernah terjadi.

Alhamdulillaah akhirnya aku melahirkan dengan lancar dan normal. Anak pertamaku perempuan mungil yang cantik dan sehat dan tidak kurang satu apa pun. Terbukti sekali lagi apa yang dikhawatikan dokter tidak terbukti. Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyayang kepada hamba- Nya.

Aku besarkan anak pertama disela-sela kesibukan yang harus bolak balik setiap hari menunaikan kewajiban sebagai guru. Beruntung aku mempunyai ibu dan suami yang sangat mendukung karierku . Sekitar pukul 6.15 saya sudah meninggalkan rumah menuju sekolah tempat saya mengabdi. Kembali pulang bertemu si buah hati sekitar pukul 15.00. Ibuku mengatakan anakku selama ditinggalakan tidak pernah rewel. Sekali lagi Allaah memperlihatkan kebesaran-Nya kepadaku. Itu semua menambah keimananku kepada Allah.

Tidak terasa waktu berputar dengan cepat. Ketika anak pertamaku sudah berumur 4 tahun, aku dianugerahi lagi anak kedua. Umurku sudah mencapai 39 tahun. Lagi-lagi dokter ketika itu mengingatkan bahwa kehamilanku sangat berisiko. Alhamdulillaah persalinan anak kedua itu pun berjalan lancar dan normal. Anak keduaku laki-laki. Rasanya kebahagianku sebagai seorang ibu sudah lengkap dengan kehadiran bayi laki-laki yang lucu, walau keletihan mendera karena harus berfungsi ganda. Sebagai ibu juga dan sekaligus menjadi wanita karier. Semua itu kulalui dengan ikhlas demi si buah hati

Ketika anak-anakku masih kecil-kecil, aku sering mengikuti pelatihan-pelatihan, baik itu pelatihan di dalam provisi atau di luar provinsi. Kadang-kadang memakan waktu seminggu. Hal ini harus aku jalani dengan lkhlas dan penuh pengorbanan karena aku menjalankan dua amanah sekaligus. Antara menunaikan kewajiban sebagai ibu rumah tangga dan kewajiban sebagai ibu guru. Untung saja ibu dan suamiku selalu memberikan suport dan semangat kepadaku. Termasuk bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah kuanggap sebagai kakak kandungku, Sulasti namanya, yang telah membantu ibuku menjaga anak-anakku ketika aku harus mengikuti kegiatan-kegiatan yang diamanahkan sekolah kepadaku.Sebab semua kakakku yang lain berada di perantauan. Tanpa mereka mungkin aku tidak aka bisa menjalankan dua amanah itu sekaligus. Tidak ada yang bisa kuberi untuk mereka, selain doa semoga Allah membalas semuanya jasa mereka. Doaku untuk ibuku yang telah menemui Sang Khalik, agar beliau ditempatkan disisi-Nya.

Pernah suatu waktu ketika anakku yang kedua berumur 20 bulan, aku harus berangkat menghadiri Simposium Guru ke Bogor. Bagiku diikutkan dalam simposium guru ini moment besar dalam karierku sebagai guru. Tidak semua guru bisa mengikuti acara yang berlevel nasional ini. Aku tinggalkan anak-anak yang masih membutuhkanku karena anakku yang kedua masih kususui. Ini semua kulakukan karena aku memenangkan lomba menulis ketika itu. Akulah lah yang harus pergi tanpa bisa diwakilkan kepada guru lain. Walau dengan berat hati, aku harus meninggalkan mereka. Apalagi ibu dan suamiku mendukungku untuk mengikuti acara ini. Dalam pikiranku ini semua jalan yang diberikan Allah untuk kulalui.

Memang banyak pengorbanan seorang ibu yang menjalankan dua tugas sekaligus,ya jadi ibu rumah tangga, ya menjadi wanita yang harus bekerja. Aku sebenarnya tidak mau bekerja setengah-setengah. Aku ingin mengoptimalkan kemampuanku, terutama dalam hal menulis. Di tengah-tengah kesibukanku mengurus anak yang masih membutuhkan perhatian , aku sempatkan juga mencuri waktu untuk menggores-gores kertas. Ketika anak-anakku dan suamiku sudah tidur dengan nyenyaknya, aku masih sibuk menyelesaikan tulisanku. Aku diberi kekuatan ekstra oleh Sang Pemberi Kekuatan, untuk meujudkan sebuah tulisan ditengah –tengah kenikmatan tidur keluargaku.

Yang tidak akan pernah kulupakan sepanjang hayat ketika aku terpilih menjadi guru berprestasi tingkat SMP se Sumatera Barat. Berarti aku terpilih untuk mewakili Sumatera Barat pemilihan guru berprestasi tingkat Nasional. Rupanya Allah memberi ”reward”atas pengorbananku yang begitu besar antara menjalani tugas sebagai seorang ibu rumah tangga dan menjalani tugasku sebagai abdi Negara. Tepatnya tanggal 17 Agustus 2007 , aku diberikan kesempatan untuk menghadiri upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-62 di Istana Negara.

Tidak pernah aku bermimpi akan bisa menginjakkan kaki di Istana Negara. Sebab aku hanya guru kecil di sebuah desa yang jauh dari kota. Aku hanya punya tekad dan keyakinan bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan bersungguh-sungguh dan disiplin akan membawa hasil. Kadang- kadang aku dianggap guru yang sok rajin dan displin. Kebiasaanku memang datang lebih awal dan pulang lebih akhir. Sehingga tidak jarang aku sampai di rumah sudah sore sekali bahkan mendekati magrib. Kadang anakku sudah kudapati tertidur menungguku.Aku bisikkan kata maaf di telinga mereka bahwa aku ibunya sudah merampas hak mereka. Itu kulakukan demi tugasku yang diamanahkan kepadaku. Semua itu kujalani dengan ikhlas. Aku tahu semua itu kujalani untuk keberkahan rezki yang kuterima setiap bulan.

Ketika dewan juri menelponku, bahwa aku pemenang kesatu guru berpretasi tingkat provinsi dan akan mewakili lomba guru berprestasi tingkat Nasional, aku peluk kedua anakku. Kuucapkan kepada mereka bahwa keberhasilan ibu karena pengorbanan mereka yang setiap hari kurampas haknya untuk bisa bersamaku.

Bertambah keyakinanku kepada Allaah bahwa pengorbanan seorang ibu akan berbuah manis kalau dijalani dengan ikhlas. Setiap langkah yang diayunkan seorang ibu akan dicatat Allah sebagai ibadahyang balasannya akan diterima di dunia dan di akhirat. Itulah bukti nyata yang telah aku alami selama menjadi seorang ibu dengan dua amanah yang harus dijalani kedua-duanya dengan tanggung jawab yang tinggi.

Kini anak-anakku sudah beranjak dewasa. Anak pertamaku sudah menamatkan pendiddikannya disalah satu perguruan tinggi negeri di daerahku. Anak keduaku sedang menjalani pendidikan di SMAN di kotaku. Aku bangga kepada mereka karena bisa sekolah dengan baik, walaupun ibu mereka tidak sepenuhnya menmberikan perhatian sebagaimana ibu-ibu yang hanya sebagai ibu rumah tangga saja.

Aku menyadari bahwa keberhasilanku bukan hasil usahaku semata. Itu berkat dan ramat Allah yang Maha Kuasa dan berkat dukungan dan doa keluarga besarku, suamiku tercinta, ibuku tersayang serta keikhlasan anak-anakku.. Semoga kisahku ini menjadi inspirasi bagi ibu-ibu dimana pun

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post