Dunia pemasaran telah mengalami lompatan yang didorong oleh teknologi. Ada lima gambaran strategi marketing tahun 2024 yaitu konten video berformat pendek, AI menjadi alat andalan, teknologi pencarian berubah menggunakan suara & Search Generative Experience (SGE), layanan pelanggan menjadi lebih berbasis AI, dan “dunia fisik” dan “dunia digital” menjadi satu. Marilah kita bahas satu per satu.

Pertama, konten video berformat pendek tetap dominan. Platform video berformat pendek seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts menyesuaikan diri dengan perilaku konsumen yang menyukai konten yang menarik dan singkat. Platform-platform ini unggul dalam menggabungkan hiburan dengan e-Commerce. Fitur belanja terintegrasi ini meningkatkan visibilitas merek dan rasio konversi. Video pendek berdurasi di bawah 60 detik mampu menarik perhatian secara cepat dan menyediakan peluang keterlibatan konsumen melalui “challenges” dan “tren viral”. Pertumbuhan tren ini didorong oleh merek yang menggunakan “discovery” dan “keterlibatan produk” secara efisien. Selain itu, algoritme platform dirancang untuk mempromosikan konten yang menarik perhatian, interaksi langsung, dan mendorong pengguna untuk terus terlibat dengan konten baru dan menemukan lebih banyak kreator dan merek. Dengan demikian, video berdurasi pendek menjadi komponen penting dari strategi pemasaran modern.

Kedua, AI Menjadi Alat Andalan. AI menjadi arus utama pada tahun 2024 untuk berbagai fungsi. Mulai dari pembuatan konten, analisis data, optimalisasi kampanye, dan keterlibatan pelanggan. Namun, mesin pencari seperti Google dan Microsoft Bing mempertahankan relevansi dengan menggabungkan “elemen AI generatif” ke dalam platform mereka daripada digantikan oleh mekanisme pencarian baru yang digerakkan oleh AI. Perpaduan strategis ini memastikan bahwa pengguna terus terlibat dengan platform ini dengan cara yang familier namun diperkaya.

Ketiga, teknologi cara mencari berubah menggunakan suara & SGE. Teknologi penggunaan pencarian suara meningkat seperti smart speakers dan smartphones yang dilengkapi dengan asisten virtual seperti Alexa, Siri, dan Google Assistant. Namun demikian, integrasi teknologi pencarian suara belum berhasil mengubah cara orang melakukan pencarian daring secara mendasar. Selain itu, meskipun Google memperkenalkan Search Generative Experience (SGE) untuk meningkatkan relevansi pencarian melalui AI, namun adopsi pengguna masih tertinggal. Hal ini karena kurangnya kesadaran tentang kemampuan teknologi tersebut dan sebagian lagi belum terbiasa dengan format pencarian yang ada yang telah melayani mereka dengan baik selama bertahun-tahun. Tantangan ke depannya adalah menjembatani kesenjangan antara inovasi teknologi dengan adopsi pengguna sehingga perlu memastikan bahwa alat ini menjadi bagian integral dari pengalaman pencarian digital.

Keempat, layanan pelanggan menjadi lebih berbasis AI. Solusi layanan pelanggan berbasis AI menjadi hal utama pada tahun 2024. Dunia bisnis memanfaatkan chatbot dan asisten virtual untuk meningkatkan waktu respons dan efisiensi operasional. Alat ini secara signifikan mengurangi ketergantungan manusia, dan mengarah pada pengalaman pelanggan yang lebih baik dan mengurangi waktu tunggu. Hasilnya, dunia bisnis melaporkan peningkatan signifikan dalam kepuasan pelanggan dan skalabilitas operasional yang lebih besar. Keuntungan efisiensi yang dicapai melalui integrasi AI bermanfaat untuk mengalokasikan kembali sumber daya manusia ke tugas yang lebih kompleks dan bernilai tambah, memaksimalkan produktivitas, dan meningkatkan kinerja bisnis. Adopsi AI dalam layanan pelanggan merupakan bukti transformatif standar baru untuk interaksi pelanggan di era digital.

Kelima, dunia fisik dan digital menjadi satu. Meskipun teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) berkembang, namun adopsi teknologi ini belum meluas. Meskipun beberapa industri, seperti ritel, telah menerapkan solusi AR untuk meningkatkan pengalaman berbelanja, teknologi ini masih bersifat khusus dan eksperimental bagi sebagian besar bisnis. Konsumen secara bertahap mulai menggunakan AR/VR, tetapi pergeseran arus utama yang diharapkan menuju pengalaman yang mendalam masih belum terlihat.

Semoga refleksi dari evaluasi trend strategi marketing 2024 ini dapat menjadi arah bagi strategi marketing di tahun 2025. Kita dapat meningkatkan penggunaan konten video berformat pendek, menggunakan AI sebagai alat andalan, teknologi pencarian menggunakan suara & Search Generative Experience (SGE), layanan pelanggan berbasis AI, dan kesatuan antara “dunia fisik” dengan “dunia digital”. Salam inovasi.