Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ApaLah Kampung Saya Berkurban Lagi

Tanpa terasa, seiring dengan bertambah usia, ApaLah kampung saya masih diberi kesempatan oleh Allah utk menikmati indahnya Idul Adha 1440 H. Lebaran kali ini terasa istimewa karena ApaLah bisa berkurban satu ekor sapi, yang diserahkan kepada panitia qurban di kampungnya utk disembelih.

Walau sapinya tidak terlalu besar, hanya berat kisaran 150 kg, tentu jauh bila dibandingkan dgn sapi kepala negara yg beratnya 1,2 ton. Bagi ApaLah bukanlah berat sapinya yg jadi pertimbangan, tapi ApaLah bersama keluarga masih diberikan rezeki oleh Allah, sehingga ApaLah masih bisa berk8urban, walau hanya seekor sapi kecil.

Di kampung ApaLah, tidak banyak orang yang berkurban krn warga di kampung ini masih berpaham bahwa kurban itu hanya cukup sekali seumur hidup, disamping memang warganya ada rada2 pelitnya. Warga kampung ApaLah lebih suka membeli tanah sawah atau kebun dibandingkan membeli sapi utk berkurban. Kalau dilihat dari sensus ekonomi yg dilakukan oleh BPS kampung, maka kampung ApaLah termasuk orang kaya -kaya. Hal ini diakui oleh ApaLah, kalau warga kampungnya adalah "kaya boh inah" (banyak memiliki harta) .

Disisi lain, bapak2 (Teungku) masih banyak yang gemar merokok. Merokok masih dianggap lambang kejantan seorang pria, "lelaki tanpa merokok ibarat berak tak bercebok", begitu anggapan lelaki di gampung ApaLah. Sehingga, mereka mampu menghabiskan rokok sampai 5 jt setahun, tetapi mereka tdk mampu membeli kambing kurban yg hanya 2,5 jt, sehingga setiap hari raya kurban tiba sangat sedikit orang yg berkurban di kampung ApaLah. Tapi ApaLah bertekad, dia akan terus berdakwah, sehingga tahun depan semakin sedikit bapak2 yg merokok, dan uang rokok akan beralih utk membeli binatang kurban.

"Kurban ini adalah syariat". Begitu ApaLah mengawali pembicaraan saat beberapa warga kampungnya bersilaturrahmi kerumahnya di hari kedua lebaran. "Ada dimensi Tauhid dimana berkurban adalah sikap patuh kepada Allah, menyembelih hewan hanyalah simbul keikhlasan dan kepatuhan pada perintah Allah, disamping kita juga hrs mampu membuang dan menyembelih sikap kebinatangan dlm diri kita",

ApaLah terus saja berceramah sambil menikmati kopi bersama tamunya. Kemudian ApaLah melanjutkan, "Ada dimensi sosial, dimana dengan berkurban diharapkan bisa dan mau berbagi, sehingga akan terus terjalin ikatan silaturrahmi antar sesama, baik kaya dgn simiskin dan antara rakyat jelata dan para pejabat". Begitu pentingnya berkurban, sampai - sampai Nabipun bersabda "Jangan mendekati mesjidku bagi yg mampu tapi tdk mau betkurban". Bagaikan ustad ulung, ApaLah terus saja menceramahi tamunya.

Dirumah ApaLah tidak ada lontong atau ketupat, krn itu bukan makanan kesukaan keluarga ApaLah. Kalau hari idul Adha, dirumah ApaLah tdk banyak kue yg dibuat hanya beberapa jenis saja, beda dengan hari raya Idul Fitri banyak terdapat berbagai jenis kue yang dibuat oleh Cuda Ramulah.

Dikampung ApaLah, hari Idul Adha tdk semarak dibandingkan hari raya Idul Fitri. Masyarakat disana saling bersalaman saat berjumpa di kedai kopi, di pos ronda atau saat jumpa menunggu pembagian daging kurban. Ada beberapa warga yg datang kerumah - rumah tertentu, baik rumah pejabat kampung atau tokoh2 yg dituakan, untuk bersilaturrahmi.

Dari itu setiap ada famili atau warga yg berkunjung ke rumah, biasanya tuan rumah mengajak makan dengan kuah/sayur daging kurban khas kampung ApaLah,. Kuah itu merupakan resep turun temurun dari nenek moyang mereka, kuah itu sering disebut dgn kuah "asam keu'eng" (asam pedas) atau kuah cram crum. ApaLah bangga kuliner istimewa ini masih dipertahankan sampai sekarang di kampungnya.

Di akhir ceramahnya ApaLah mengajak semua pihak, termasuk tamunya, agar terus berdakwah supaya warga kampungnya mau berkurban. ApaLah mengajak semua tamunya untuk berlomba - lomba berbuat baik utk menuju akhirat, fastabikul khairat. ...

Bireuen, 12 Agustus 2019.

11 Dzulhijjah 1440 H

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post