Drs. Zainuddin, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PAK MENTERI SELAMAT BERGABUNG DI DUNIA PENDIDIKAN

Sepanjang sejarah dunia pendidikan di Indonesia, baru kali ini menteri datang dari latar belakang pembisnis dan masih sangat muda. Semenjak Indonesia merdeka menteri pendidikan itu lebih banyak datang dari latar belakang akademisi, birokrat, teknokrat dan bahkan ada yg dari kalangan militer.

Yang ingin penulis sampaikan bahwa tidak menjadi soal dari latar belakang mana seorang menteri itu dipilih utk memduduki jabatan menteri pendidikan, tidak jadi soal menteri itu sudah tua ataupun muda. Yang jadi perkara disini adalah sejauh mana seorang menteri menguasi persoalan pendidikan yang akan digelutinya.

Hal ini sangat perlu, seorang menteri tidak cukup hanya memiliki dan memahami konsep / program tapi juga harus memahami teknis dan problematika dilapangan. Apalagi wilayah Indonesia yang cukup luas, dengan berbagai macam budaya, karakter, keunikan, serta ketertinggalan. Masih ada di negeri ini wilayah yang disebut dengan daerah 3 T (Tertinggal, terluar dan terdalam), tdk ada transportasi dan tdk ada jaringan internet, sehingga mereka masih sulit mengakses dunia pendidikan. Maka setiap kebijakan yang akan bapak dikeluarkan nantinya harus memikirkan kelemah dan kelebihan suatu daerah.

Pak Menteri Nadiem Makarim yang saya hormati.

Selamat datang di dunia pendidikan. Terus terang Pak Menteri, penulis bangga bapak dipilih sebagai menteri pendidikan oleh bapak presiden, masih muda, pinter dan sukses dibidangnya, jebolan Harvad lagi. Oleh sebab itu, penulis punya kenyakinan bahwa bapak akan mampu menahkodai bahtera lembaga pendidikan di Indonesia, sampai dipenghujung tugas bapak nanti.

Disisi lain, Pak Menteri, penulis juga masih sangat khawatir dengan kondisi pendidikan kita yang masih carut - marut. Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, dan sdh sekian menteri telah membenahi dunia pendidikan kita, tapi kualitas pendidikan masih jalan di tempat dan kalah dgn negara - negara lain termasuk dengan negara tentangga kita Malaysia dan Singapure. Inilah tantangan bapak yang yang akan bapak hadapu kedepan, membenahi keruwetan, diusia bapak yang relatif masih sangat muda di kancah dunia pendidikan.

Pak Menteri, disisi lain ingin juga penulis sampaikan bahwa membangun dunia pendidikan tidak sama dengan membangun sebuah perusahan. Membangun pendidikan tidak sama dgn membuat aplikasi jaringan. Penulis tidak membantah bahwa dunia aplikasi merupakan sesuatu yang niscaya utk dikembangkan sekolah utk mengikuti perubahan zaman. Bapak tentu sdh punya konsep bagaimana mengembangkan kompetensi guru, untuk menyahuti perubahana zaman. Moto satu aplikasi untuk ragam solusi tentu menjadi pertimbangan dalam meningkatkan kualitas guru dan kualitas siswa agar Indonesia bisa menyongsong dunia digital yang terus berkembang.

Untuk itu Pak Menteri, dibalik keunggulan bapak mampu mengembangkan perusahan GoJek, disini penulis ingin ikut nimbrung nyumbang saran, semoga saran2 yang penulis sampaikan dapat memperkaya khasanah pemikiran dalam menjalankan kebijakan bapak kedepan.

1. Kurikulum tahun 2013 perlu di evalusi secara konprehensif sampai ke pelosok, apakah kurikulum ini masih perlu dan layak diterapkan. Inipun klo pak menteri punya niat untuk menganti kurikulum.

2. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pembelajaran dikelas jangan dibuat seperti "robot", sederhanakan perangkat PBM sehingga mereka tdk disibukkan dengan berbagai kelengkapan administrsi, yang kadang tidak ada hubungannya dengan proses PBM dikelas. Sehingga mereka lebih banyak kesempatan berbaur dgn siswa mereka.

3. Guru kita tdk bodoh Pak, mereka rata2 lulusan S1 dari berbagai perguruan tinggi ditanah air, bahkan banyak juga yg sudah S2 bahkan S3. Bahkan mereka sdh banyak yg dilatih oleh negara dgn berbagai materi keahlian, tetapi kualitas pendidikan kita tetap masih rendah.

4. Etos kerja guru kita msh rendah, mereka kebanyakan datang ke sekolah hanya sekedar melepaskan kewajiban. Bapak jgn lihat etos kerja guru2 yg bertugas di kota2 besar saja dgn tunjangan yg melimpah, tapi lihatlah mereka yg jauh dipelosok dgn berbagai keterbatas tanpa tunjangan tambahan.

5. Dalam pengangkatan kepsek di daerah masih barbau politik, sehingga kepsek berkerja setengah hati dlm mengelolan sekolah, krn mereka akan selalu menyembah ke atas dan menekan kebawah dgn mengancam guru yg kritis, sehingga sekolah tdk berkembang sebagaimana mestinya.

6. Program sertifikasi sdh merusak tatanan sosial baik sesama guru, guru dan kepala sekolah dan guru dgn operator. Program ini sdh memaksa guru berkerja hanya mengejar jam tanyang demi mendapatkan tunjangan, kadang mereka mengajar sampai 3 sekolah dan ada yg tertabrak dijalan saat mengejar 24 jam tatap muka.

7. Karekter anak yang terus terdegradasi oleh teknologi, kadang mereka tidak lagi menghargai guru.

Inilah sekelumit persoalan persoalan pendidikan yang dapat penulis sampaikan kepada bapak, dari ribuan persoalan yang akan bapak hadapi di hari2 yang akan datang. Tapi penulis nyakin dengan jiwa muda dan jiwa utk memajukan dunia pendidikan Indonesia, dunia pendidikan akan maju ditangan bapak.

Bireuen, 27 Okt 2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Klo begitu, arah kebijakan pendidikan Indonesia sangat tergantung dgn bisikan, sang staf ahli

28 Oct
Balas

Tentu Pak Menteri punya staf ahli yang mumpuni. Yang diperkuat kini, manajerial kepemimpinan Pak Menteri. Jangan terlalu respek pada usulan-usulan politik yang jauh dari ranah pendidikan.

28 Oct
Balas



search

New Post