Tema yang paling sering dibicarakan dalam obrolan santai para guru di sela sela waktu sambil menunggu waktu mengajar jam berikutnya atau diwaktu isrirahat adalah siswa dan tingkah lakunya selama pembelajaran khusisnya dan selama di sekolah umumnya.

Siswa yang berkelakuan kurang baik, tidak mengerjakan tugas, tertidur di kelas atau membolos selama KBM selalu menjadi topik utama.. Lebih menarik lagi jika di sekolah tersebut terdapat kakak beradik atau anak kembar dengan kelakuan yang bertolak belakang. Atau lebih tragis lagi orang tua mereka pernah sekolah di sekolah yang sama dan kelakuannya jauh berbeda dengan anaknya..

Dan seperti pada umumnya, akan selalu ada perbandingan perbandingan pada siswa kakak beradik atau si kembar tersebut. Kakaknya pinter adiknya kok ga pinter. Adiknya sopan kakaknya kok Ga sopan. Kakaknya rajin adiknya kok malas.. Orang tuanya dulu pinter, rajin anaknya koq beda. Dan sebagainya. Dan perbandingan itu sadar atau tidak sadar selalu kita lakukan. Hampir kontinue dan berkelanjutan.

Bapak ibu guru yang baik, anak murid kita adalah hasil dari perkembangbiakan generatif. Hasil pembuahan sel telur oleh spermatozoa. Hasil penggabungan 2 inti sel kelamin, sudah pasti anak murid kita memiliki gabungan sifat dari bapak dan ibunya. Jadi tidak mungkin anak murid kita memiliki sifat yang sama dengan bapak/ibu atau kakak bahkan dengan kembarannya.. Sekali lagi karena mereka adalah produk generatif bukan vegetatif, bukan hasil dari cangkokan atau stek dari orang tuanya