Belajar dari Jengkol, Petai dan Kabau
Ada yang kenal dengan tiga sekawan jengkol, petai, dan kabau? Pastinya ketiga makanan ini sama-sama memiliki bau yang khas dan tertinggal di mulut setelah makan. Bahkan yang lebih berbahaya, baunya menguar kemana-mana kalau ada orang yang mengonsumsi mereka kemudian BAB dan BAK.
Baunya mengganggu? Betul.
Enak? Tentu, bagi yang menyukainya.
Jika diperhatikan, ketiganya juga dibungkus rapat dengan kulit atau cangkang yang tebal. Sehingga pada dasarnya jika tidak dibuka, maka tiada baunya.
Namun, manusia suka sekali melakukan apa saja untuk mengorek isinya, mengunyah, kemudian membuang ampasnya yang menyebabkan baunya menyebar. Padahal Tuhan sudah demikian rapat menyembunyikannya.
Jika ketiga 'makanan' ini kita umpamakan sebagai keburukan atau aib diri yang tentunya kita simpan rapat-rapat. Sedangkan orang yang mengonsumsinya adalah para penghibah, maka bisa kita tebak bagaimana ujungnya. Keburukan-keburukan orang lain yang dibicarakan menyebar kemana-mana. Tak hanya mulut penyebar keburukan yang 'bau', orang-orang yang 'mencium' keburukan ini ikut mencibir atau mengata-ngatai 'bau' ini.
Kesimpulannya, bila diri ini mengetahui keburukan seseorang berhentilah mengonsumsinya seperti menikmati tiga sekawan jengkol, petai, dan kabau.
Salam #TantanganGurusiana hari ke-2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Perumpamaan yang keren