Bintang setengah baya
Bintang Setengah Baya
Oleh : Dwi Erni Triyanti
Tampak kedip dari sorot matamu pada malam tanpa purnama
Cahaya terang bagai api lilin mengigil sendiri, hening dan sepi
Bola besar cinta panas membara
Menghangatkan raga, memanggang rindu yang merana
Mengiringi kepergiannya
Langit tempat mengadu luka
Kepergian tanpa pernah bisa diduga
Hingga hujan menghapus airmata
Perihalnya perlahan terkubur tak terlihat dalam liang lahat
Bengkulu Utara, 13 Maret 2021
Hujan pagi ini sepertinya mulai enggan meruntuhkan harga dirinya, semakin deras, tak kunjung reda walau sebentar saja. Aku, guru fisika yang sedari tadi sibuk berkaca mulai gundah dan gerah dengan seragam berwarna mocca dengan lambang kebangaan dan bertuliskan Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, yang terpaksa aku pakai karena ini hanya stelan satu- satunya yang aku punya.
Rindu Terlalu
Oleh : Dwi Erni Triyanti
Pada seberkas cahaya sendu terpancar teduh sorot matamu Ibu
Terenyuh jatuh menyeluruh seluruh baktiku padamu
sebagai kasih yang terjaga dari pemilik semesta
Masa kecil, dewasa hingga kini semua tertata indah aku dan Ibu
Kenangan haru penuh rindu
Hatiku begitu tersedu melihat tubuh kaku,
nyawa melayang berpulang atas takdir-Nya
Kembali kepada sang pencipta
Luruh seluruh airmataku
Pilu tak tergantikan oleh waktu, mengenangmu Ibu
Rintik hujan teman setia mengiringi hilang
tubuhmu sempurna perlahan meniada
tinggal aku mengeja beberapa memori lama, kisah teridah
teringat senja bersama, tak akan lupa di makan usia
Hari kematianmu ini
Hatiku melepuh Batinkku layu, gersang tak ada nasihat yang menghangatkan raga, menenagkan jiwa
Malam yang hening, di bawah cahaya purnama, kulepas kau dengan ikhlas tak berbekas
Bengkulu Utara, 5 Maret 2021
Ibuku Hebat dan Menghebatkan
Oleh : Dwi Erni Triyanti
Siapa yang menghebatkan aku?
Ibu ...
Siapa yang menopang saat aku terjatuh?
Ibu...
Siapakah yang mengeja warna pelangi untukku?
Ibu...
Siapakah yang rela bertaruh nyawa demi melahirkan aku ke dunia?
Ibu..
Oh Ibu..
Kau tak pernah mengenal lapar agar aku selalu kenyang
Kau tak pernah mengenal haus demi aku nyaman
Kau tak pernah mengenal kantuk agar aku bisa tidur nyenyak
Kau rela menjadi payung teduh tempatku berlindung dari hujan
Kau segalanya
Tempatku seluruh doaku bermuara
Surga yang dijanjikan oleh pemilik semesta
Tak akan aku sia- siakan begitu saja
Aku selalu ingin menghapus peluhmu, memelukmu lama
Mendidih seluruh kasih sayangku padamu Ibu
Lalu menguap bersama rindu yang terlalu
Pada malam pukul satu
Terucap pintaku pada illahi, bahagiakan Ibuku ya Tuhanku
Damaikan dia di surgaMu
Bengkulu Utara, 4 Maret 2021
Hanya Teman
Oleh : Dwi Erni Triyanti
Saya suka kamu
Kamu suka dia
Saya sayang kamu
Tapi ada yang kamu sayang
Saya meriang, kamu bersenang- senang
Aneh ya
Rasa cintaku tumpul
Sayangmu sulit untuk kurangkul
Aku terpukul
Inikah namanya, cinta dunia maya
Hanya sesaat saja, ya
Ternyata semua luntur, luluh dan hancur
Tentang yang tak berjodoh?
Iya semudah itu ucap kata "kita berpisah, baik- baik saja"
Tentu saja
Semua baik
Akan lekas membaik
Seperti sedia kala
Lupa?
Bisa saja
Silahkan sibuk semaumu
Dan aku?
Akan tetap dengan buku
Ternyata aku baru tahu
Teman yang kupunya hanya buku
Bengkulu Utara, 26 Febriuari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar