DWI ISTI MUALIMAH

Lahir di Gunungkidul 23 Desember 1981 Dwi Isti Mualimah biasa dipanggil Isti oleh orang tua dan orangorang yg mengenalnya Menamatkan S1 Pendidikan Bahasa I

Selengkapnya
Navigasi Web
Bulek Ngajar With Bule
Something About with MJ

Bulek Ngajar With Bule

#tantanganharike25

Gimana sih rasanya ngajar sama Bule? Seettdahahh..Jangan ditanya. Awalnya nano-nano. Hehehe..campuran antara, seneng, antusias dan bersemangat dalam waktu bersaamaan. Kalau sekarang ya biasa saja. Karena memang sudah terbiasa. Ngajar duet sama bule itu rasanya sama saja dengan duet bareng guru Indonesia. Bedanya dia bule dan kita bulek. Hahaha...

Kendala bahasa adalah hal yang lumrah. Dan penerjamahan 100% awalnya memang dibutuhkan. Guru lokal bak jembatan rasanya. Penyambung pemahaman dan pemikiran bagi bangsa antar negara. Seiring perjalanan waktu, penguasaan Bahasa Inggris anak-anak semakin membaik. Setidaknya mereka mulai terbiasa mendengar pengucapan-pengucapan langsung dari bu guru bulenya. Demikiaan juga hal nya dengan si guru bule, semakin lama ketrampilan berbahasa Indonesianya pun semakin meningkat juga. Sehingga kegiatan penerjemahan, otomatis terkurangi intensitasnya.

Rasa grogi pernah ada. Gejala umum yang dialami oleh semua manusia di dunia saat berhadapan dengan hal baru yang belum terbiasa.. Kecuali yang berdarah dingin pastinya. Tapi itu juga ga mungkin, karena yang berdarah dingin hanya sebangsa ular dan buaya. Wkwkwkw..

MJ namanya. Bule cakep dari Amerika yang sudah setahun lebih menjadi partner mengajarku di MAN 2 Jember. Usianya tak terpaut jauh dariku, dia 23 dan aku 28. Hahahaa..becandannya kelewatan bukkk.. Okeh aku jujur.... dia 24 dan aku 38. Tapi seumpama pepatah yang mengatakan bahwa usia tak menjamin kematangan, maka disinilah akhirnya kesamaan di antara kami dipertemukan. Aku yang agak tua tapi berjiwa muda, dan dia yang memang muda dan pasti berjiwa muda. Anggap saja sama-sama muda, kami membangun chemistry dengan mudah di segala suasana.

Jika awalnya kolaborasi kami hanya seputar kegiatan pembelajaran, English club, lomba siswa, proyek bersama dan sejenisnya. Belakangan kolaborasi kami berkembang ke arah menciptakan kejahatan bersama. Semisal keluyuran cari makan di jam kosong, atau ngerasani teman dan guru lain yang saat itu sedang seru untuk diperbincangkan. Dan karena dia masih bujangan, wajar jika akhirnya aku pun menjadi tempat curhatnya terkait gebetan dan gacoan. Yiahh..di memang guru, muda dan bertanggungjawab, tapi dia juga anak muda seperti yang lain pada umumnya

Soal muka kita juga serupa lah...bagai pinang dibelah sembarangan. Ga ada mirip-miripnya. Kecuali bahwa kita sama-sama punya mata hidung dan telingan dengan jumlah yang persis sama. Wkwkwkw...

Tentang serunya ngajar dengan MJ adalah bahwa Bule Amerika ini sungguh disiplin dengan waktunya. Thetttt... bel berbunyi dan dia langsung berdiri. Sementara tombol on off ku kadang masih perlu loading dalam kurun waktu yang agak lama. Semenit dua menit lah..toh bukan rahasia umum kalau setiap anak merasa gembira jika gurunya tak ada. Hahaha...

Kelebihan lainnya adalah demokrasi sesungguhnya bagi setiap siswa. Bahkan termasuk materi pelajaran di text book yang tidak mereka sukai pun mereka boleh mengatakannya dan menolaknya. Dan sebagai konsekuensinya, kami berdua akan menyiapkan materi lain. Dengan tema dan materi yang sama. Yang kami harapkan akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak-anak. Bagus tentunya karena aku menjadi lebih kreatif dan termotivasi sesudahnya. Untuk menyiapkan materi dan kegiatan yang lebih asyik dalam pembelajaran. Dan dengan bantuan MJ, banyak metode pembelajaran di Amerika, yang kita coba untuk diterapkan. Dan hasilnya menakjubkan. Anak-anak lebih aktiv dan terhindar dari kebosanana.

Yang paling utama justru motivasi dari setiap siswa yang meningkat dengan kehadiran MJ di sana bersama mereka. Kebayang lah yaa.. diajar guru cakep Indonesia saja sudah menyenangkan. Apalagi diajar guru cakep, import pula. Pemandangan yang berbeda saja sudah menarik perhatian. Apalagi MJ ini selain berbeda juga menyenangkan dalam pandangan. Cakep lah pokoknya. Ditambah MJ juga membawa iklim dinamis di kelas tempat kami mengajar bersama. Dia tak menyukai situasi siswa duduk manis sepanjang hari di bangkunya. Membawa banyak game kreatif yang memungkinkan setiap siswa bergerak aktiv pun kami coba. Dan anak-anak menyukainya.

Bagiku sendiri, sering berkumpul dengan komunitas bule-bule di workshop rutin tiga bulanan juga sangat menyenangkan. Selain rekreasi pandangan, ehm...(bule cowoknya juga ganteng-ganteng) kegiatan workshop dengan teman-teman manca negara ini sangat berbeda dengan workshop pada umumya di Indonesia. Umumnya narasumber hanya berbicara di sepertiga waktu saja, sisanya adalah kegiatan dan partisipasi peserta dalam diskusi yang biasanya serunya luararrrr..biasa. Belum lagi No HP time. Dimana setiap peserta wajib meletakkan handphone di tengah meja dan tak boleh menyentuhnya selama sesi berlangsung. Terlihat kejam..tapi hal ini lah yang membuat materi bisa terserap dengan sempurna. Tak ada waktu bermain atau berurusan dengn hal-hal yang saat itu seharusnya memang tak menjadi urusan kita.

Sebagai volunteer, MJ tentu saja tidak kaya. Dia hanya guru biasa dengan jumlah keuangan yang tak jauh berbeda dengan kita pada umumnya. Uang sakunya tiap bulan hanya cukup untuk biaya tinggal dan makan saja. Sayangnya tak semua orang mengetahuinya. Sehingga kadang saat membeli sesutau, dia akan dikenai tarif dengan istilah bule price, yang harganya di atas rata-rata harga normalnya. Sebagai solusi sekarang aku menyarankannya untuk bertanya, tarifnya terlebih dahulu, sebelum membeli sesuatu, atau meminta pelayanan jasa.

Jetlag culture sempat dulu terjadi tentunya. Salah satunya adalah kita semua sangat suka selfie dan wefie dimana pun kita berada. Sementara dia tidak. Kecuali dia merasa itu adalah kesempatan istimewa yang memang perlu diambil gambarnya. Lagipula MJ tak suka diambil fotonya hanya karena dia bule cantik dari Amerika, meskipun pun pejabat yang meminta. Dia sebenarnya senang berfoto juga. Asalkan dia merasa diterima. Berfoto sebagai kawan, bukan sebagai tamu atau wisatawan.

Kadang untuk menghormati seseorang kita akan mengajaknya berfoto bersama. Sedangkan bagi MJ, cukup lah asal masing-masing kita tak saling mengganggu satu dengan yang lainnya. Cuek dan masa bodoh terlihatnya. Tapi kadang ada benarnya juga. Tak jarang terlalu sibuk mengurusi urusan orang, membuat urusan dan tanggungjawab kita sendiri justru terlupa.

Well, banyak sekali cerita yang tak mungkin dibagikan semuanya... Dan Desember nanti dia sudah akan pulang ke Amerika. Harapannya, semoga kebaikan-kebaikan pembelajaran yang sudah ditularkannya, akan terus kami gunakan dan tingkatkan. Demi kebaikan anak-anak kami di MAN 2 Jember tercinta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

WOW...Mantabs...#Bagai pinang dibelah sembarangan.hhhh

19 Feb
Balas

Hihihi..lha nggih niku bu Umi..

19 Feb

Mantul....kolaborasi apik antara bule dan bulik.

19 Feb
Balas

Hihihi..begitulah

19 Feb



search

New Post