Playboy Cap Kampak
Sore - sore gini saat tidak bisa fokus. Enaknya nulis, tetapi bingung juga mau nulis apa. Saya duduk di ruang tamu dan ternyata kue lebaran masih ada. Coba nyicipin satu - satu. Semua enak dilidah. Walaupun enak dilidah saya ndak mau makan terlalu banyak karena takut berat badan naik. Bukan apa apa. Berat badan yang terlalu gemuk bikin saya cepat lelah dan asma saya sering kumat. Alasan utamanya saya ga mau beli baju lagi. Kalau berat badan naik, saya harus beli baju baru yang ukurannya L atau LLL. Ga dechh, lebih baik makan buah aja. Lebih sehat klo kata mertua.
Saat saya di ruang tamu, keponakan datang. Ia beranjak ABG. Mukanya kelihatan suram dan sedih banget. Saya panggil dan menawarkan kue lebaran. Ia menggeleng, tiba tiba nangis. Saya bertanya "kenapa nangis?". Ia menjawab kalau dia baru bertengkar dengan pacarnya. Padahal saya udah bilang kalau pacaran ga boleh, kecuali kalau kepepet ( red. Bercanda).
" Coba mana foto pacarnya?", Ia menunjukan fotonya.
" Ga keren, ga cakep juga", kataku pendek. " Lebih cakep om kamu, seksi dan enak dipandang" aku ketawa kecil bercanda. Mencoba menghibur. Namun ia masih saja menangis. Saya biarkan saja menangis. Sambil menepuk nepuk punggungnya.
Keponakan saya yang lain datang, sama juga ia memperlihatkan muka suramnya. " Kenapa lagi ini?", Kataku bertanya, sambil duduk ia cemberut.
"Aku kesel sama cowok, Rian ga perhatian lagis". Anak jaman sekarang. Aku tersenyum saja melihat tingkah mereka.
"Coba lihat fotonya, setampan apa sech?". Ia menyodorkan Smartphonenya dan memperlihatkan foto kekasihnya.
" Loch kok sama pacarnya". Mereka berdua memburu dan melihat gambar di Smartphone. Ternyata mereka menangis karena lelaki yang sama.
Mereka berpandangan dan menangis bersama lebih keras.
"Sudah jangan nangis", kataku menenangkan. Saya coba chat lelaki yang membuat kedua keponakan menangis.
Saya buat SMS semesra mungkin. SMS itu bersambut. Hingga chat itu berbalas beberapakali.
Seminggu sudah saya chat dan menentukan tempat kencan.
Lelaki ABG itu datang dengan stelan yang klimis. Bersikap seperti banyak uang dan kebanyakan gaya. Janjian di restoran mahal. 30 Menit ia menunggu. Ia mulai tidak sabar. Ia chat lagi, " dimana?"
"Di hatimu", dijawab kaya gitu ia seneng banget. Ia menunggu dengan gelisah namun pandangannya jelalatan pada perempuan yang lalu lalang. Setelah ia memesan makanan sesuai instruksi. Saya menyuruh kedua keponakan mendekati mejanya. Pemuda itu kaget. Wajahnya mateng...kena dechhh.
#gafokusss
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kukira cerpen eh ternyata kolom. Kukira kolom eh ternyata cerpen. Kukira penulis pemula eh ternyata sudah profesional. Keren banget tulisannya. Enak, renyah, dan bergizi
Walahhh klo Paklek mujii suka berlebih jadi maluuu...
Hahaha
Hihihi
Ketawa lebar nih...
Apa kabar Bunda Ari?
Hahaha. Trik jitu. Biar jadi pelajaran berharga. Top bu.
Baca baca artikel digurusiana jd byk idee. Hihihi
Baca baca artikel digurusiana jd byk idee. Hihihi
He..he..kena deh...mantap bu tulisannya.
Bu Umul yang keren... Rajin komen.. top Bu
Lah, jadi seminar dong kalau ketemuannya si pemuda dengan 3 wanita.Hehe.. Keren bu, kasih pelajaran aja sama anak lelaki abegenya.
Hihihi....
Sepandai-pandainya playboy melompat, akhirnya harus sadar dia bukan kelinci. Dia hanya kodok cap kapak. Hehehe
Hehehhe
Baru abege berani-beraninya ya. Kan kena. Hahaha.
Tulisan iseng abis klo nulis cerita sedih melulu. Coba yang lain. hihihihi
Jadi KPK. Komidi Pencarian Kapak Hh... Inspiratif bu.
Matur nuwun