Saat lebaran begini, saya teringat ketika menyambut lebaran di tahun sembilan puluhan. Saat itu, sama halnya dengan sekarang, ketika akan lebaran pasti banyak yang dipersiapkan. Seperti menyediakan berbagai macam jenis kue kering. Ada makanan yang tidak termasuk kering, tapi ia tahan lama jika kita tahu cara menyimpanya, salah satunya yaitu dodol.

Pada waktu itu, bagi kami dodol merupakan salah satu makanan yang 'spesial' saat lebaran. Mengapa saya katakan demikian, karena di hari-hari lain kita tidak menemukan makanan tersebut. Ada satu lagi kapan kita dapat merasakan nikmatnya dodol, yaitu ketika ada pesta.

Dodol merupakan makanan yang dibuat dari tepung ketan, gula merah dan kelapa. Kelapa diparut kemudian diperas untuk diambil santannya.

Nah, sisa dari perasaan santan ini yang disebut ampas. Ampas kelapa ini masih ada manfaatnya, seperti untuk pakan ternak. Namun, saat menjelang lebaran ampas kelapa ini bertambah fungsinya, yaitu sebagai ' pengilap' lantai.

Lantai rumah waktu itu kebanyakan masih terbuat dari semen yang dihaluskan. Kami belum mengenal cairan pembersih lantai ataupun cairan yang membuat lantai menjadi mengkilap. Jadi, ampas kelapalah yang digunakan untuk mengilapkannya.

Untuk mengilapkan lantai dilakukan dengan cara, yaitu mengosok-gosokkan ampas ke permukaan lantai secara merata. Setelah itu, lantai disapu sampai bersih. Maka, lantai akan terlihat hitam mengkilap. Namun, tidak jarang akan terlihat kerumunan semut. Hehehe, maklum terkadang masih ada yang terlewat saat menyapu.

Seiring dengan berjalannya waktu, setelah mengenal alat pembersih lantai, kegiatan ini tidak lagi dilakukan. Demikian juga, pembuatan dodol tidak lagi menjadi sesuatu yang'wajib' saat lebaran. Karena, saat ini sudah ada yang menjualnya di pasar.

Salam Literasi

#TantanganGurusiana

#Tantangan hari ke-14

Batu Bara, 25052020