Dwi Ning Wahyuni Budi

Dwi Ning Wahyuni Budi, S.Pd,M.Sc Guru IPA MTs N 34 Jakarta Timur. Anggota Komunitas Guru Belajar Nasional (KGBN) ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEKEPING HATI ADINDA
PART 23

SEKEPING HATI ADINDA

#TANTANGANMENULISHARIKE-66GURUSIANA

Malam itu Dinda terbangun. Rasa sakit di bagian kepala kembali menyerang. Tiga minggu di rumah sakit rasa sakit itu berhasil dia tahan. Rasa sayang yang begitu dalam seakan mampu mengalihkan rasa sakitnya saat itu. Sambil memijat-mijat kepalanya, Dinda melihat ke arah Indah yang sedang tertidur pulas. Memandang wajah adiknya itu, Dinda hanya berharap semoga hari-hari besok, adik-adiknya tidak akan disibukkan lagi dengan urusan bapaknya. Biar mereka fokus sekolah. Almarhumah ibunya pasti akan bahagia.

Pagi harinya...

Yuuuk, Bapak belajar mandi dulu yaa..", Dinda mengajak Pak Suratno untuk belajar mandi. "Haniiiif!, Niif. Bantu Mbak Dinda dooong. Ini Bapak mau mandi!", Dinda memanggil Hanif adiknya. Hanif pun setengah berlari menghampiri Dinda. "Emang sudah bisa Mbak?", tanya Hanif kepada Dinda. "Justru ini baru mau dicoba. Makanya Mbak minta kamu nanti yang gandeng bapak masuk ke kamar mandi. Kamu yang nungguin bapak ya. Tolong kamu siapin kursi plastik buat bapak duduk di kamar mandi. Air hangat buat bapak mandi sudah Mbak siapkan", dengan sigap Dinda mengajarkan hanif adiknya. Sudah hampir 4 minggu Pak Suratno melakukan fisioterapi. Dan sedikit demi sedikit Pak Suratno memberikan respon yang baik. perkembangan motorik kasarnya sudah jauh berkembang. Dan Dinda sangat ketat melakukan jadwal fisioterapi untuk bapaknya. Selama jadwal fisioterapi itu, Dinda dan Pak Suratno selalu diantar Syamsul, putra Pakde Slamet yang baik hati.

Saat makan siang, nampak Indah menyiapkan makan untuk bapaknya. Sedangkan Dinda masih di tempat Pakde Slamet seperti biasa. "Naaah..sekarang Bapak makan dulu ya. Ini Indah buatkan sayur lodeh kesukaan bapak. Mbak Dinda bilang, bapak harus latihan makan sendiri, biar tangannya dilatih untuk bergerak. Indah bantu ya Pak", perlahan-lahan Indah memegangkan sendok ke tangan Pak Suratno. pak Suratno pun nampak mengikuti apa yang dikatakan Indah. Walaupun tanpa kata-kata, nampak mata Pak Suratno memancarkan rasa sayang dan semangat untuk bisa kembali sehat. Sesekali sendoknya terjatuh, tapi Pak Suratno tidak putus asa. Dengan didampingi anaknya, nampak sekali bahwa Pak Suratno berusaha untuk bisa segera sembuh. (to be continued)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bun, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.

24 May
Balas

Sabar dan telaten dalam merawat dan mengurus orangtua tanpa keluh kesah, pahala yang besar imbalanya

24 May
Balas

Terimakasih Ibu Santhy dan Ibu Tantri. Terimakasih sudah membaca "Sekeping Hati Adinda". Betul. Salah satu pintu syurga kita adalah berbakti kepada orangtua. Selamat hari Raya 1441 H

25 May
Balas



search

New Post