Dwi Rostika Dharmawati

Dwi Rostika Dharmawati, Guru SMA Negeri 1 Tanjungpandan. Mengajar bidang Studi Biologi. Lahir di Tanjungpandan, 25 Januari 1964...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bantal dan Guling
Bukalapak

Bantal dan Guling

Tantanagn hari Ke-88

#tantanganGurusiana

Bantal dan Guling

Sekarang sudah pukul 20.50, sebagian orang jam segini sudah pada tidur pulas. Kalau aku baru bisa tidur pulas pukul 23.00 keatas. Mungkin juga karena sudah terbiasa sejak dulu tidur agak larut malam.

Untuk dapat tidur pulas, apakah anda bisa tanpa menggunakan bantal dan guling?. Aku rasa tidak ada orang yang bisa tidur dengan nyaman dan rileks tanpa menggunakan bantal. Bantal gunanya untuk menyangga kepala kita agar letaknya lebih tinggi daripada badan. Posisi ini bertujuan agar mempermudah kerja organ-organ dalam, seperti jantung, paru-paru, dan orga pencernaan, sehingga tidurpun akan nyaman.

Setiap orang berbeda-beda ketinggian bantal yang nyaman untuk meletakkan kepalanya. Ada yang suka bantal yang tinggi dan ada pula yang lebih suka bantal yang pipih.

Mengenai asal usul bantal, dapat diceritakan dalam sejarah berasal dari peradaban Mesopotamia yang dikenal sebagai cikal-bakal sejarah dunia, telah menemukan bantal sejak 7.000 tahun Sebelum Masehi. Mereka menggunakan bantal bukan sekadar untuk menyangga kepala, akan tetapi bantal untuk melindungi telinga mereka dari serangga yang dapat masuk dan akan mengganggu tidurnya. Karena untuk melindugi telinga, maka bantal nya berbentuk huruf U. Dan dibuat pas untuk satu kepala. Bantal mereka bukan terbuat dari kain yang diisi kapuk atau dakron seperti yang ada di kamar kita. Melainkan terbuat dari kayu. Waw...terbayang sudah, sakitnya kepala ini dan pasti sangat tidak nyaman.

Lain lagi di zaman Mesir Kuno, sekitar 2055-1985 Sebelum Masehi, bantal lebih digunakan untuk menyangga kepala mayat untuk ke peristirahatannya terakhir. Menurut peradaban Mesir kepala adalah organ yang sakral dan merupakan sumber dari kehidupan. Bantal mereka saat itu terbuat dari batu dan ada juga terbuat dari kayu.

Pada kebudayaan China, lebih kurang 900M, bantal merupakan karya seni yang diukir dengan berbagai ornamen. Bahannya terbuat dari batu, keramik, perunggu, giok, dan ada pula terbuat dari bambu. Bantal giok biasanya digunakan oleh para bangsawan.

Di Jepang pun awalnya bantal juga terbuat dari bahan yang keras. Bantal digunakan oleh para gaisha untuk melindungi rambutnya. Karena rambut mereka harus selalu rapi untuk melayani tamunya. Ukuran bantalnya pun kecil, hanya seukuran kepala.

Zaman Romawi di Yunani, bantal sudah dibuat lebih nyaman untuk meletakkan kepala. Kain yang telah diisi dengan jerami, ilalang dan kapas. Dan di kerajaan malah bantal sudah berisi bulu angsa.

Lain lagi di Eropa, pada masa Raja Henry VII yang memimpin kerajaan Inggris kala itu dan melarang penggunaan bantal saat tidur. Hanya wanita hamil saja yang diperbolehkan memakai bantal. Hal senada pun sempat berlaku di era Dinasti Tudor di Inggris (1485-1603) yang mewajibkan para wanita hamil memiliki bantal. Maka ketika itu, para pria pun mulai menganggap bantal sebagai sebuah simbol “kelemahan” bagi mereka.

Lain lagi dengan yang terjadi di Prancis. Pada abad XVII-XIX bantal digunakan sebagai tempat berlutut manakala sedang berdoa di gereja atau kuil.

Peradaban dunia berubah dimulai dari revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap untuk membanglitkan tenaga listrik. Bantalpun menjadi salah satu agenda untuk di produksi, dan sejak itu bantal tersebar di seluruh dunia. Dan kitapun sekarang sudah menggunakan bantal yang nyaman.

Sumber : http://blog.ciptaloka.com/sejarah-bantal-dari-mesopotamia-sampai-bantal-guling-di-indonesia/

Kalau ada bantal maka untuk tidur nyaman dan pulas pasti ditemani juga oleh guling. Bantal dan guling merupakan pasangan yang sangat serasi untuk dapat dibawa tidur dengan pulas. Ada sebagian orang tidak dapat tidur kalau tidak ada guling. Kalau aku tidak ada guling tetap bisa tidur nyenyak, padahal dahulunyapun kalau tidak ada guling sulit untuk memulai tidur. Ini terbiasa sejak hamil anak yang bungsu, karena sewaktu hamil besar kurang nyaman saat tidur. Sehingga gulingpun terabaikan.

Pernahkah anda nginap di hotel disiapkan guling? Hampir tidak ada hotel yang menyiapkan guling, hotel berbintang lima pun tidak ada gulingnya. Mengapa demikian ? jawabannya sederhana yaitu tidak semua tamu yang berasal dari berbagai negara membutuhkan guling. Guling hanya digunakan di beberapa negara saja.

Asal usul guling di Indonesian dan beberapa negara jajahan belanda. Di ceritakan oleh Pramudya Ananta toer dalam sebuah buku karyanya yang berjudul Jejak Langkah. Dicertakan salah satu tokoh dalam bukunya, secara berkelakar menceritakan asal muasal guling..

Diceritakan bahwa guling hanya akan ditemukan di wilayah Hindia Belanda saja. Penyebabnya adalah karena kedatangan orang Belanda dari Eropa ke wilayah ini. Karena tidak membawa perempuan dan terkenal pelit, akhirnya banyak orang Belanda yang tidak mau memelihara gundik dan sebagai gantinya mereka membuat guling sebagai teman tidur. Diberilah guling dengan sebutan Ducth wife yang artinya istri belanda. Secara mengejutkan nama Dutch wife sendiri disebut diciptakan oleh Raffles ketika melihat kebiasaan orang-orang tersebut.

Guling yang kita kenal saat ini memang lahir dari kebudayaan Indis atau Hindia Belanda pada sekitar abad 18 hingga 19. Munculnya guling ini merupakan perpaduan antara kebudayaan Eropa, Indonesia, dan China yang memang sering terjadi pada kaum Indis pada masa itu. Kebiasaan itu pada awalnya merupakan hal yang dilakukan oleh kaum kelas atas namun akhirnya menyebar dan banyak dilakukan oleh masyarakat umum.

Bentuk guling yang memanjang sebenarnya berasal dari guling yang sudah ada pada beberapa budaya Asia timur. Di China benda ini disebut sebagai zhufuren, di Korea benda ini dinamai jukbuin, dan di Jepang dikenal istilah chikufujin. Semuanya mengacu pada guling dengan bentuk memanjang hanya saja terbuat dari bambu. Konon guling dari bambu ini digunakan sebagai alat refleksi untuk melancarkan peredaran darah.

Masuknya budaya China ke wilayah Nusantara dan kemudian munculnya penjajahan telah membuat guling yang sebelumnya tidak begitu terkenal menjadi banyak digunakan oleh orang Belanda hingga akhirnya ditiru banyak orang. Saat ini guling adalah teman tidur paling populer bagi banyak orang di Indonesia.

Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/asal-usul-bantal-guling

Jadi kalau anda pecandu guling, lalu anda bepergian dan menginap di hotel, bersiaplah tidak bisa tidur pulas seperti di rumah sendiri. Tapi tak perlu khawatir, anda bisa manfaatkan bantal kepala untuk di jadikan guling, karena biasanya kamar hotel menyiapkan 2 bantal untuk setiap tamunya.

Tanjungpandan, 15042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makase ibu jd tau asal-usul guling dan bantal, dak nymn tp tduk bu klo dak pakai guling, hehe...

16 Apr
Balas

Iye bu, karne la tebiase dari baru lahir la diberik guling dari urangtue

16 Apr

mantul berebut bantal dulu baru nyenak tiduk e 3 bu.Kmek nyebut e bantal kepala n bantal guling

16 Apr
Balas

Iye istilah kite di belitong. Malah di kampong ade yg nyebut bantal kepala tu dgn sebutan bantal pipe. Maksudnya mungkin pipih...

16 Apr
Balas



search

New Post