Tantangan Hari Ke-54

#tantanganGurusiana

Sudah empat hari berlangsung pelaksanaan Ujian Sekolah di SMA kami. Alhamdulilah semuanya berjalan dengan tertib dan lancar. Hanya yang menjadi catatanku ketika beberapa mata pelajaran yang soalnya tidak jelas atau tidak tercetak atau tidak ada option jawaban, yang pada akhirnya soalnya tidak dapat diperbaiki, siswa secara spontan selalu berkata, “jadi bonus kan bu, asyiiik...lumayan.” “Maksudnya dapat bonus apa ya...?” Selalu kutanyakan itu. “Bonus nilai lah Bu...” Seperti itu lah jawaban mereka.

Nah...pernyataan siswa seperti ini sering kubantah dengan mengatakan: “Dari mana asalnya dapat bonus nilai. Kalau kalian tahu arti kata bonus, tidak akan mengatakan soal yang tidak dikerjakan, bakalan dapat bonus nilai.” Kujelaskan lagi kepada mereka,”logikanya....kalau jumlah soal seharusnya 40 butir soal, kemudian 1 butir soal dianulir alias dibatalkan, berarti hanya 39 butir soal yang harus dijawab. Dan nilainya sudah pasti jumlah skor jawaban yang benar dibagi dengan total skor 39 butir soal, bukan dari 40 butir soal.”

Memang hal ini, asalnya dari kita juga sebagai gurunya, pada waktu memberikan ulangan ada soal tidak jelas atau tidak ada jawabannya, maka sering mengatakan,”Ya sudah, itu bonus untuk kalian.” Sehingga pernyataan itu yang selalu diingat mereka, karena pernyataan tersebut dianggapnya menguntungkan. Akhirnya mereka selalu berharap ada soal yang salah. Padahal kita sudah menanamkan sikap yang salah. Yuk...kita ajak siswa kita berfikir cerdas.

Sebaiknya sih kalau soal tersebut kita yang buat, lebih baik direvisi. Memang seharusnya soal yang akan diujikan kepada siswa, terlebih dahulu harus ada telaah soal. Akan tetapi karena keterbatasan waktu kita sebagai guru, harus membuat soal yang dibatasi waktu, sementara kita juga harus menyiapkan bahan umtuk mengajar dikelas, masuk mengajar dikelas, jadi terkadang untuk membuat soal tidak dengan konsentrasi utuh. Telaah soalpun tidak dilakukan, akibatnya soal kurang valid. Membuat soal selevel ujian sekolah seharusnya ada waktu khusus dimana guru sebaiknya dikarantina, dan pada saat itu mereka tidak dibebani masuk kelas untuk KBM. Apabila guru di sekolah tersebut terbatas jumlahnya, agar tidak mengganggu KBM, pelaksanaannya bergantian tidak sekaligus semua mata pelajaran dengan waktu bersamaan.

Mudah-mudahan ke depannya membuat soal tidak terburu-buru dan selalu ditelaah terlebih dahulu sebelum diujikan kepada siswa.

Catatan :

Pengertian BONUS berdasarkan Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), yaitu :

1. upah tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsang; gaji, upah ekstra yang dibayarkan kepada karyawan; gratifikasi; insentif;

2. halaman atau artikel tambahan (pada majalah, koran)

Bonus diartikan sesuatau yang diberikan karena pekerjaan utama sudah dikerjakan dengan memuaskan, dan tidak ada perjanjian sebelumnya.

Tanjungpandan, 12 Maret 2020