PERIH
Tantangan Hari Ke-76
#tantanganGurusiana
Sunyi tanpa ada kata,
Sepi tanpa ada irama.
Hanya pekikan jangkrik,
Yang memekakan liang telinga.
Malam terasa lebih gelap,
Walau penerang memancar.
Tidak terlihat gerakan,
Karena angin tak mampu bertiup.
Ya Allah Engkau Maha Tahu,
Tahu apa yang sebenarnya.
Jeritan hati seorang anak,
Merasa tak pernah di dengar.
Dia selalu ingin kedamaian,
Damai yang mengisi relung hatinya.
Yang tidak pernah dia dapatkan,
Yang didapatkan hanya ketakutan.
Dengarkan sekali saja rintihannya,
Keluh kesahnya.
Bukan hanya tuntutan padanya,
Hanyauntuk menyenangkanmu.
Liat air matanya,
Mengalir tersendat,
Menahan perih dihati,
Akibat ulah egomu.
Tanjungpandan, 3 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu, diksinye mewakili rasa perih, sampai2 air mata pun mengalir tersendat
Kalok agik dak keburu nulis banyak, nulia puisi yg ada dipikiran bu....makasih.
Keren. Bakat terpendam guru biologi
Makase bu....
Ketika guru biologi berpuisi ternyata kaya diksi he he mantap bu
Ketika guru bahasa indonesia menilai rasanya gimaneee gitu ye...makasih pak